Sukses


MotoGP: Stoner Ungkap Beda Gaya Balap Dulu dan Sekarang

Bangkok - Eks juara dunia MotoGP, Casey Stoner memulai pekerjaannya bersama tim Ducati Corse sejak musim lalu. Sebagai pembalap pengembang Desmosedici dia wajib memberikan data yang konkret sebelum Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso menjajal motor baru dari Pabrikan Italia tersebut.

Sebelumnya, dia pernah menjalani pengujian tertutup di Sirkuit Sepang, Malaysia beberapa waktu lalu. Pengujian yang dilakukan Stoner akan sangat penting dalam pengembangan motor Desmosedici untuk MotoGP.

Seperti yang pernah dilakukannya saat menjalani pengujian tertutup di Sirkuit Internasional Sepang, beberapa waktu lalu. Stoner pun diharuskan merasakan perkembangan motor Desmosedici GP 18 agar duo Ducati bisa tampil lebih kompetitif di ajang MotoGP musim ini.

Lalu bagaimana pendapat pembalap asal Australia mengenai gelaran kejuaraan Grand Prix tahun ini? Stoner menjelaskan sejauh ini ajang MotoGP memang sudah mengalami perubahan.

2 dari 3 halaman

Tak Ada Peningkatan

Casey Stoner dan Jorge Lorenzo (kanan). (Bola.com/Twitter/MotorluNews)

Tapi, pada umumnya daya saing MotoGP tidak ada peningkatan secara signifikan. Kendati demikian, kompetivitas MotoGP selalu berjalan seru dari tahun ke tahun.

"Setiap orang telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa tingkat tersebut terus meningkat, namun saya kembali setelah empat tahun masa pensiun dan memiliki waktu putaran yang sama (terbaik) seperti saat saya masih menjadi pembalap. Saya tidak melihat ada peningkatan," tutur Stoner seperti dikutip dari Motorsport-Total, Jumat (9/2/2018).

"Satu hal yang menjadi pembeda terletak pada gaya mengemudi. Meskipun saya kembali bersaing melawan Dovi, Jorge dan Pedrosa dan mereka masih menang hari ini untuk memperebutkan gelar," paparnya.

3 dari 3 halaman

Enggan Risiko Berlebihan

Gigi Dall'Igna dan Casey Stoner. (Liputan6.com/Crash)

Lebih lanjut, pembalap yang dikenal dengan julukan Kuri-Kuri Boy tersebut menyimpulkan bahwa setiap persaingan tidak perlu mengambil risiko terlalu berlebihan. Hal ini merujuk pada tingkat kecelakaan yang terjadi di musim lalu di mana Marc Marquez tercatat sebagai pembalap kedua dengan jumlah kecelakaan terbanyak dalam satu musim.

"Selalu ada kaitannya dengan bagaimana Anda menyesuaikan gaya balap, motor dan perangkat elektronik Anda," ucap Stoner.

"Saya masih bisa menjalankan putaran waktu yang sama dengan risiko yang jauh lebih kecil, jadi saya pikir ada cara untuk menjadi cepat tanpa risiko terlalu banyak. Ada pembalap yang bisa menang tanpa melakukan seperti Marquez," terangnya. (David Permana)

Sumber: www.liputan6.com

Video Populer

Foto Populer