Sukses


Bukti QRIS Makin Jadi Pilihan Utama Masyarakat untuk Transaksi Digital

QRIS jadi primadona, transaksi digital melonjak tajam di Juli 2025.

Bola.com, Jakarta - Tren penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus menunjukkan peningkatan pesat.

Data terbaru Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, sepanjang Juli 2025 volume transaksi QRIS melonjak hingga 162,77 persen secara tahunan (yoy).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebut pencapaian tersebut sebagai bukti makin masifnya adopsi QRIS, baik dari sisi pengguna maupun pelaku usaha.

"Volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS yang tumbuh tinggi 162,77 persen (yoy)," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20-8-2025).

Menurut Perry, ekosistem QRIS yang inklusif dan mudah diakses membuat instrumen ini kian menjadi tulang punggung transformasi pembayaran digital di Indonesia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Mobile Banking dan Internet Banking Juga Tumbuh

Tak hanya QRIS, instrumen pembayaran digital lainnya juga mencatat kinerja positif. Mobile banking naik 26,07 persen (yoy), sementara internet banking tumbuh 12,68 persen (yoy).

Secara keseluruhan, jumlah transaksi digital pada Juli 2025 mencapai 4,44 miliar, atau naik 45,30 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Perry menambahkan, keberhasilan sistem pembayaran digital juga ditopang oleh infrastruktur yang andal. Layanan BI-FAST mencatat pertumbuhan volume transaksi ritel sebesar 37,56 persen (yoy), dengan total 414,62 juta transaksi senilai Rp1.016,48 triliun.

Di sisi lain, sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) yang melayani transaksi bernilai besar, merekam 959,32 ribu transaksi dengan nilai mencapai Rp19.791,94 triliun pada Juli 2025.

3 dari 3 halaman

Perbankan Tetap Tangguh

Dari sisi pengelolaan uang rupiah, Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) juga tumbuh 9,68 persen (yoy), sehingga total mencapai Rp1.141,83 triliun.

Stabilitas sektor perbankan pun dinilai masih kuat. Perry menegaskan, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada Juni 2025 berada di level tinggi yakni 25,81 persen, cukup untuk menyerap risiko.

Likuiditas juga terjaga dengan rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 27,08 persen pada Juli 2025. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tetap rendah di angka 2,22 persen (bruto) dan 0,84 persen (neto).

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer