Sepanjang Semester I 2025, Indonesia Catat 133 Juta Serangan Siber

Laporan Awanpintar juga menyoroti kembalinya Mirai Botnet, malware berbahaya yang sempat dianggap hilang dari peredaran.

Kini, Mirai kembali aktif dengan menargetkan perangkat Internet of Things (IoT), seperti kamera CCTV, DVR, dan router rumah tangga.

"Hal menarik dari laporan ini adalah munculnya kembali Mirai Botnet. Malware ini pertama kali terdeteksi Agustus 2016 dan sempat dianggap punah," jungkap Yudi.

Mirai dikenal berbahaya karena mampu mengendalikan jutaan perangkat yang terinfeksi untuk melancarkan serangan skala besar.

Kondisi ini menjadi alarm bagi pengguna, sebab perangkat sederhana sekalipun bisa berubah menjadi "pasukan digital" bila tidak diamankan.

Selain botnet, Awanpintar menemukan banyak celah kritis di Common Platform Enumeration (CPE) dan Open Source Vulnerabilities (OSV). Mayoritas kerentanan tersebut memiliki skor 7–10, masuk kategori "high" hingga "critical".

"Kalau patch tidak segera diterapkan, perangkat bisa langsung disusupi karena itu, kesadaran pengguna dan pembaruan sistem itu mutlak," kata Yudi.

Menurutnya, banyak serangan siber justru berawal dari kelalaian pemilik perangkat yang enggan memperbarui sistem operasi, server, maupun aplikasi berbasis open source. Celah tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk ransomware, pencurian data, hingga serangan siber lebih masif.

"Kalau dibiarkan, risiko akan makin besar. Update sistem adalah langkah paling dasar untuk bertahan dari serangan," tambahnya.

Sumber: merdeka.com