Ilmuwan Stanford Gunakan AI Ciptakan Virus Pemangsa Bakteri, Terobosan Medis atau Ancaman Baru?

Keberhasilan menyerang E. coli dianggap pencapaian besar. Virus buatan AI ini berpotensi menjadi terapi baru untuk pasien yang tak lagi merespons antibiotik.

Laporan Gizmochina mencatat, setiap tahun resistensi antibiotik menyebabkan ratusan ribu kematian di seluruh dunia.

Kehadiran virus hasil rekayasa AI ini pun disambut antusias oleh kalangan ilmuwan.

Asisten Profesor Teknik Kimia Universitas Stanford, Brian Hie, menggambarkan proses penemuan tersebut:

"Proses penemuan dan penciptaan ini ibarat Anda menonton barisan kode digital yang benar-benar berubah jadi sebuah makhluk hidup, benar-benar semudah itu," ujarnya.

Kendati membuka peluang besar di dunia medis, temuan ini juga memunculkan kecemasan. Secara teoritis, AI semacam Evo bisa saja menghasilkan virus yang mengancam kehidupan manusia.

Pakar biologi sintetis, J. Craig Venter, mengingatkan, proses ini sejatinya masih menyerupai eksperimen trial and error. Risiko penyalahgunaan, termasuk penciptaan virus yang lebih berbahaya, tetap terbuka.

Dengan segala manfaat dan ancamannya, inovasi Evo menegaskan era baru bioteknologi digital.

Pertanyaan besar pun menggantung: apakah teknologi ini akan menjadi jawaban bagi krisis kesehatan, atau justru melahirkan masalah baru yang belum siap dihadapi manusia?

Sumber: merdeka.com