Sukses


Gempa Guncang Filipina, 31 Orang Merenggang Nyawa

Filipina diguncang gempa berkekuatan 6,9 magnitudo yang mengakibatkan 31 orang meninggal dan menimbulkan kepanikan serta kerusakan berat.

Bola.com, Jakarta - Pada malam Selasa, (30/9/2025), wilayah tengah Filipina diguncang oleh gempa bumi yang memiliki kekuatan Magnitudo 6,9. Kejadian yang sangat menyedihkan ini menyebabkan kepanikan besar di masyarakat dan mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di banyak lokasi.

Pusat gempa terletak sekitar 19 kilometer di timur laut Bogo, sebuah kota yang terletak di pesisir Provinsi Cebu, dengan kedalaman yang tergolong dangkal.

Dampak dari guncangan ini sangat mengkhawatirkan, karena tidak hanya menghancurkan kabel listrik dan merusak berbagai bangunan, tetapi juga memaksa ribuan penduduk untuk melarikan diri ke jalan demi mencari perlindungan.

Menurut laporan awal, sedikitnya 31 orang dilaporkan tewas, namun jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat seiring berlanjutnya proses evakuasi dan penanganan. Selain itu, ratusan orang mengalami luka-luka, yang semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang terjadi.

Penyebab dari gempa ini adalah pergerakan patahan lokal yang terjadi pada kedalaman dangkal, yaitu sekitar tiga hingga lima kilometer di bawah permukaan tanah. Filipina, yang terletak di "Cincin Api" Pasifik, dikenal sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana gempa bumi serta letusan gunung berapi. Kondisi geologis ini menjadi alasan mengapa wilayah tersebut sering mengalami kejadian seismik dengan frekuensi yang cukup tinggi.

Video Timnas Indonesia

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Rincian dan Lokasi Gempa Hebat

Gempa berkekuatan 6,9 yang mengguncang wilayah tengah Filipina terjadi pada pukul 21.50 waktu setempat. Berdasarkan informasi dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), episentrum gempa tersebut terletak di bagian utara Pulau Cebu. Di sisi lain, Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS) menginformasikan bahwa lokasi episentrum gempa berada 17 kilometer di utara Kota Bogo, Cebu.

Kedalaman gempa yang tercatat sangat dangkal, sekitar 10 kilometer menurut PHIVOLCS, dan bahkan hanya tiga hingga lima kilometer menurut beberapa pejabat seismologi, berkontribusi terhadap kekuatan guncangan yang dirasakan oleh masyarakat.

Pergerakan pada patahan lokal diduga menjadi penyebab utama terjadinya peristiwa gempa ini, dan dampak kerusakan yang meluas menunjukkan betapa kuatnya energi yang dilepaskan.

Setelah terjadinya guncangan utama, daerah yang terdampak terus mengalami serangkaian gempa susulan. Tercatat sebanyak 379 gempa susulan terjadi, yang menghambat proses penyelamatan dan menambah kekhawatiran di kalangan warga.

Situasi ini semakin memperburuk keadaan darurat yang ada dan menyulitkan tim penyelamat dalam upaya mereka untuk menjangkau para korban.

Seorang anggota tim penyelamat terlihat beroperasi di lokasi runtuhnya sebuah bangunan di Kota Bogo, Provinsi Cebu, Filipina, pada Rabu (01/10/2025). Menurut laporan AFP/Ted Aljibe, kondisi di lapangan sangat menantang dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terlibat.

3 dari 5 halaman

Dampak Mematikan: Korban Tewas dan Cedera

Jumlah korban jiwa akibat Gempa dengan Magnitudo 6,9 di Filipina terus menunjukkan peningkatan yang signifikan sejak laporan awal diterima. Awalnya dilaporkan bahwa 31 orang telah meninggal, namun angka tersebut meningkat menjadi 60 dan bahkan mencapai 69 orang menurut informasi terbaru dari Kantor Pertahanan Sipil Regional.

Selain itu, sekitar 147 orang lainnya mengalami luka-luka di berbagai pulau di tengah Filipina. Distribusi korban jiwa ini menunjukkan konsentrasi yang tinggi di beberapa kota yang paling parah terdampak.

Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, mencatat bahwa dari Kota Bogo saja terdapat 25 korban jiwa. Sementara itu, San Remigio juga mengalami tragedi dengan lima orang meninggal, termasuk di antaranya anggota penjaga pantai dan petugas pemadam kebakaran.

Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai distribusi korban jiwa berdasarkan laporan setempat: di Kota Bogo, setidaknya 14 penduduk dilaporkan meninggal, dengan laporan lain menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 25. Di Kota Medellin, 12 orang tewas setelah langit-langit dan dinding rumah mereka runtuh, sebagian besar dari mereka sedang tertidur saat kejadian.

Sedangkan di San Remigio, lima orang meninggal dunia, termasuk tiga anggota penjaga pantai, seorang petugas pemadam kebakaran, dan seorang anak, yang semuanya tertimpa dinding.

Peningkatan jumlah korban jiwa ini mencerminkan betapa besar skala kehancuran yang terjadi dan tantangan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan. Kondisi ini semakin diperburuk oleh banyaknya gempa susulan yang terus terjadi, yang menambah kesulitan dalam proses pemulihan dan penyelamatan.

Dengan situasi yang terus berkembang, upaya untuk memberikan bantuan kepada para korban dan mengatasi dampak bencana ini menjadi sangat mendesak.

4 dari 5 halaman

Kerusakan pada infrastruktur dan gangguan dalam layanan.

Di lokasi runtuhnya sebuah bangunan di Kota Bogo, Provinsi Cebu, Filipina, tim penyelamat tengah melakukan operasi pada Rabu (01/10/2025). Menurut AFP/Ted Aljibe, gempa berkekuatan Magnitudo 6,9 ini tidak hanya mengakibatkan hilangnya nyawa, tetapi juga menimbulkan kerusakan infrastruktur yang sangat besar di Filipina.

Getaran yang kuat telah merobohkan kabel listrik, yang menyebabkan pemadaman di banyak wilayah. Sebanyak 22 bangunan mengalami kerusakan yang parah, termasuk gereja Katolik tua di Pulau Bantayan yang menara loncengnya runtuh. Selain itu, gereja di Daanbantayan juga mengalami retakan besar.

Tiga gedung pemerintahan dilaporkan mengalami kerusakan struktural, yang menambah daftar panjang fasilitas publik yang tidak dapat beroperasi. Dalam kondisi ini, enam jembatan dan satu ruas jalan utama dinyatakan tidak dapat diakses, yang secara signifikan menghambat upaya bantuan dan evakuasi.

Selain itu, kesulitan logistik di wilayah yang terdampak semakin parah. Gangguan pada layanan publik juga menjadi masalah yang serius. Sistem distribusi air di Kota Medellin mengalami kerusakan parah, sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih.

Pemadaman listrik yang meluas semakin menyulitkan proses penyelamatan dan pemulihan. Alfie Reynes, Wakil Wali Kota Medellin, menekankan bahwa bantuan sangat diperlukan, terutama di wilayah utara yang mengalami krisis air bersih.

5 dari 5 halaman

Pernyataan Masyarakat dan Tindakan Penanganan

Warga merasakan kepanikan ketika Gempa dengan Magnitudo 6,9 mengguncang daerah mereka. Ratusan orang berhamburan keluar dari rumah dan berkumpul di area terbuka, enggan untuk kembali ke rumah selama beberapa jam setelah kejadian tersebut.

Marthan Pacilan, yang menyaksikan langsung, menceritakan, "Saya mendengar suara ledakan keras dari arah gereja, lalu melihat batu-batu jatuh. Beruntung tidak ada yang terluka."

Di sisi lain, Gemma Villamor, Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Medellin, mengonfirmasi bahwa mayoritas korban di kotanya sedang tidur ketika gempa terjadi.

Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, menyatakan bahwa banyaknya pasien yang mengalami cedera serius membuat beberapa di antara mereka harus dirawat di luar rumah sakit. Ia juga meminta bantuan dari relawan medis untuk menangani situasi tersebut.

Meskipun peringatan tsunami sempat diumumkan, hal itu kemudian dicabut setelah tidak ditemukan gelombang abnormal di wilayah tersebut.

Di tengah upaya penyelamatan yang terus dilakukan, tim menghadapi tantangan dari gempa susulan serta kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Filipina, yang dikenal sering mengalami bencana, kembali diuji ketahanannya dalam menghadapi kekuatan alam yang sangat mengerikan ini.

Video Populer

Foto Populer