Presiden Argentina Dikecam karena Bernyanyi di Konser saat Negara Alami Krisis

Sejak menjabat hampir dua tahun lalu, Milei berjanji memperbaiki ekonomi Argentina yang terpuruk dengan kebijakan pemangkasan anggaran besar-besaran dan pengetatan fiskal ekstrem.

Awalnya, strategi "terapi kejut" yang diterapkannya sempat menuai pujian dunia. Donald Trump bahkan menilai Milei telah membuat Argentina hebat kembali.

Politisi Inggris, Kemi Badenoch, menyebut kebijakannya inspiratif, sementara sejarawan konservatif, Niall Ferguson, menganggapnya sebagai "keajaiban buatan manusia" yang memberi harapan baru bagi gerakan libertarian.

Namun, masa bulan madu itu berakhir cepat. Dalam beberapa pekan terakhir, ekonomi Argentina kembali terguncang. Nilai peso merosot tajam, cadangan devisa menipis, dan instabilitas politik memperburuk keadaan.

Gelombang kritik terhadap Milei makin deras. Pada Agustus lalu, ia sempat dilempari batu oleh massa demonstran yang menentang pemerintahannya.

Aksi itu dipicu oleh dugaan skandal korupsi yang menyeret adik sekaligus Kepala Staf Kepresidenan, Karina Milei.

Sebulan kemudian, partai yang dipimpinnya, La Libertad Avanza, menderita kekalahan besar dalam pemilihan provinsi Buenos Aires, wilayah yang mewakili hampir 40 persen populasi negara itu.

Kini muncul kekhawatiran kekalahan serupa akan terulang pada pemilu sela nasional yang akan datang.

Krisis politik makin dalam setelah satu di antara sekutu dekatnya, Jose Luis Espert, mundur dari pencalonan karena terbongkar menerima dana 200.000 dolar AS dari seorang tersangka pengedar narkoba.

Jurnalis investigasi, Sebastian Lacunza, menilai Milei sedang menghadapi krisis multidimensi,krisis kepemimpinan, krisis kepercayaan publik, sekaligus krisis komunikasi dengan kalangan muda.

"Dukungan publik terhadapnya menurun tajam karena muncul pertanyaan soal etika dan dampak sosial dari kebijakan pemotongan anggaran yang ekstrem," ujar Lacunza.

Menurut Lacunza, kebijakan yang dijuluki "politik gergaji mesin" itu menghantam sektor-sektor vital seperti dana pensiun, rumah sakit anak, universitas, dan keluarga miskin yang kini kesulitan membayar listrik dan kebutuhan pokok.

Di tengah kemerosotan ekonomi, Donald Trump kembali menunjukkan dukungan dengan menawarkan dana talangan senilai 20 miliar dolar AS.

"Kami mendukungnya 100 persen. Dia melakukan pekerjaan yang fantastis," kata Trump.

Namun, di kalangan rakyat Argentina, dukungan terhadap Milei tampak terbelah. Sejumlah penggemar yang hadir di konsernya mengaku tetap menaruh harapan, meski mengakui kondisi negara sedang berat.

"Negara ini memang kacau, tapi kita harus sabar. Dia baru menjalani setengah masa jabatannya," ujar Oscar Luis Osorio, pemilik toko berusia 54 tahun yang datang dengan kostum singa, simbol kampanye Milei.

Sementara Emanuel Lacuadra, mahasiswa berusia 27 tahun, menyebut kepemimpinan Milei sebagai momen bersejarah.

"Saya mendukung pemerintah hampir tanpa syarat. Ini bukan hanya untuk Argentina, tapi untuk dunia," ujarnya.

Meski begitu, para analis memandang masa depan sang presiden tidak secerah sorotan panggung musiknya.

"Dia adalah presiden yang gagal, dalam ekonomi, politik, maupun sosial," tegas ilmuwan politik, Paola Zuban.

Sumber: merdeka.com