Sukses


Menteri ESDM Bahlil: Hilirisasi DME Jadi Senjata Kurangi Impor Elpiji

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan,konsumsi elpiji nasional mencapai 8,6 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi dalam negeri baru sekitar 1,3 juta ton per tahun.

Bola.com, Jakarta - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan,konsumsi elpiji nasional mencapai 8,6 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi dalam negeri baru sekitar 1,3 juta ton per tahun.

Alhasil, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG.

Kondisi tersebut membuat impor elpiji Indonesia berada di kisaran 6,5 hingga 7 juta ton per tahun, sehingga menekan neraca perdagangan energi dan menambah beban subsidi negara.

"Impor kita sekarang untuk elpiji, total konsumsi kita 8,6 juta ton per tahun. Kapasitas produksi kita hanya 1,3 juta ton per tahun. Impor kita kurang lebih sekitar 6,5 sampai 7 juta ton,” kata Bahlil dalam pembukaan Minerba Convex 2025, di Assembly Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).

Menurutnya, langkah strategis diperlukan agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor energi yang rawan terhadap gejolak harga global.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Program Hilirisasi Batu Bara Berkalori Rendah

Sebagai langkah konkret, pemerintah kini menyiapkan program hilirisasi batubara berkalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME), yang bisa digunakan sebagai substitusi elpiji.

Bahlil menjelaskan, inisiatif ini tidak hanya untuk mengurangi impor, tapi juga membuka peluang investasi baru di sektor energi alternatif.

"Sementara gas kita, itu untuk bahan baku elpiji itu tidak banyak. Maka kita akan kelola untuk mendorong hilirisasi lewat DME, batubara low-calorie,” ujar dia.

Selain itu, proyek DME juga akan mendukung kebijakan transisi energi yang lebih berkelanjutan, sekaligus menjaga daya beli masyarakat dari potensi kenaikan harga elpiji impor.

“Dan ke depan batubara ini tidak hanya dipakai untuk bahan bakar daripada smelter atau power plant, tapi juga menjadi substitusi untuk membangun DME,” pungkasnya. 

Video Populer

Foto Populer