Bos Danantara Desak Garuda Indonesia Negosiasi Ulang Kerja Sama Codeshare dengan Maskapai Internasional

Dalam upaya memulihkan operasional grup Garuda Indonesia, Danantara sedang melakukan berbagai langkah strategis. Penting untuk memastikan bahwa rute yang dilayani oleh maskapai tersebut menguntungkan, agar tidak menambah beban keuangan perusahaan.

Febriany Eddy memiliki target ambisius agar seluruh armada Garuda Indonesia dan Citilink dapat beroperasi kembali pada 2026. Namun, dia menekankan bahwa penerbangan harus difokuskan pada rute-rute yang memberikan keuntungan.

"Setelah dia return to service, tentu paralel harus dikerjakan. Kalau dia terbang, dia terbang rute mana? Rute-nya harus yang profitable harus lebih banyak pastinya," dalam sebuah pertemuan dengan media di Wisma Danantara, Jakarta, pada Jumat (14/11/2025).

Pernyataan ini menunjukkan keberhasilan pemulihan operasional tidak hanya bergantung pada jumlah penerbangan, tetapi juga pada pemilihan rute yang tepat. Dengan pendekatan ini, diharapkan Garuda Indonesia dapat kembali pulih dan berkontribusi positif terhadap industri penerbangan di Indonesia.

Febri mengumpulkan informasi yang menunjukkan margin keuntungan maskapai dari tingkat keterisian pesawat terbilang rendah. Oleh karena itu, penting bagi operasional maskapai untuk mencapai hasil yang positif.

Dia juga mengakui tidak semua rute yang dilayani akan memberikan keuntungan bagi maskapai pelat merah. Namun, dia menekankan bahwa sebagian besar rute harus mampu memberikan profit.

“Mungkin 100 persen gak bisa di airline manapun juga gak ada yang 100 persen dia profitable. Tapi jumlah rute profitable harus naik significantly dan itu harus menjadi backbone Garuda. Jangan sampai dia pesawatnya terbang terus dia ngambil rute negatif,” tegas Febri.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa Danantara memberikan mandat kepada seluruh armada pesawat grup PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk dapat beroperasi kembali pada tahun 2026.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dari sisi operasional. Febriany Eddy menegaskan dana yang diinvestasikan ke Garuda Indonesia harus difokuskan untuk perbaikan pesawat-pesawat yang ada. Oleh karena itu, pada tahun 2026, seluruh armada diharapkan sudah dapat terbang kembali.