HP Seharga Rp1 Jutaan Diperkirakan Sudah Mendukung AI pada 2028

Ridwan menambahkan bahwa kecerdasan buatan memang bukan teknologi baru, tetapi kemampuannya saat ini jauh lebih canggih dibandingkan beberapa tahun lalu.

"Investasi global di sektor AI sudah mencapai ribuan triliun rupiah. Di era GenAI, model yang dilatih bisa memahami bahasa, gambar, video, bahkan konteks personal pengguna," jelasnya.

Ridwan menilai kematangan teknologi itu membuat fitur GenAI menjadi komponen paling sering dimanfaatkan pengguna smartphone, dan pada saat yang sama membuka ruang bagi inovasi di masa depan.

Analisis global Counterpoint menunjukkan bahwa penetrasi GenAI di pasar smartphone tumbuh signifikan.

Pada 2023, fitur tersebut hanya tersedia di perangkat premium dengan harga di atas 400 dolar AS (sekitar Rp6,6 juta). Memasuki 2024 hingga 2025, GenAI mulai menyasar segmen menengah, yakni perangkat di kisaran 200-399 dolar AS (Rp3,3-6,6 juta).

Selanjutnya, kemampuan GenAI diperkirakan akan tersedia di ponsel dengan harga di bawah 100 dolar AS (sekitar Rp1,6 juta) pada 2028.

'Ekspansi Gen AI ke semua segmen harga ini dimungkinkan oleh pesatnya perkembangan ekosistem cloud AI. Cloud AI menurunkan biaya komputasi di smartphone, tapi tetap memberikan kapabilitas AI besar," ucap Ridwan.

Hasil survei global Counterpoint mengungkapkan bahwa konsumen cukup antusias terhadap fitur AI. Alasan utamanya meliputi manfaat efisiensi kerja, peningkatan kualitas kamera, serta pengalaman penggunaan yang lebih personal.

Menariknya, negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Thailand tercatat sebagai wilayah dengan ketertarikan paling tinggi terhadap teknologi tersebut.

Temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara tersebut cukup terbuka terhadap inovasi yang diyakini mampu memberi dampak positif bagi kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, keberadaan fitur GenAI menjadi satu di antara faktor utama yang mendukung perkembangan pasar.

Ridwan menyampaikan bahwa pasar smartphone nasional tumbuh sekitar 12 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal ketiga 2025.

Selain adopsi GenAI, kenaikan ini dipengaruhi oleh makin terjangkaunya perangkat 5G serta meningkatnya kepercayaan konsumen.

Kendati ponsel dengan harga di bawah 200 dolar AS masih menguasai pasar, segmen menengah mulai menunjukkan tanda perbaikan.

Counterpoint juga mencatat penetrasi ponsel 5G di Indonesia telah menyentuh 35 persen, hal ini berarti satu dari tiga perangkat yang beredar sudah kompatibel dengan jaringan tersebut.

Pencapaian itu menjadi fondasi penting bagi perkembangan AI.

"Ini penting untuk AI karena cloud AI membutuhkan koneksi cepat," ucap Ridwan.

Sumber: merdeka.com