Hubungan Memanas, Jepang Imbau Warganya di China Tingkatkan Kewaspadaan

Dalam imbauan terpisah, Kedutaan Besar Jepang di China meminta warganya tetap menghormati budaya lokal dan berhati-hati saat berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Warga juga diminta waspada terhadap situasi sekitar saat berada di luar rumah, menghindari bepergian seorang diri, dan meningkatkan perhatian khusus bila bepergian bersama anak-anak.

"Jika Anda melihat seseorang atau sekelompok orang yang tampak sedikit saja mencurigakan, jangan dekati mereka dan segera tinggalkan area tersebut," tulis pernyataan kedutaan.

Di tengah memanasnya situasi, sejumlah distributor film di China menghentikan pemutaran sedikitnya dua judul film Jepang.

Laporan CCTV pada Senin malam menyebutkan bahwa penangguhan tersebut dilakukan karena sentimen penonton domestik terhadap film Jepang memburuk.

Beberapa film Jepang yang sedianya tayang dalam beberapa minggu ke depan, termasuk animasi Crayon Shin-chan the Movie: Super Hot! Scorching Kasukabe Dancers dan film adaptasi manga Cells at Work!, dipastikan batal dirilis di China daratan.

Kepastian ini disampaikan CCTV setelah mengonfirmasi langsung kepada para importir dan distributor.

Pemerintah Jepang juga mencari jalan untuk menurunkan eskalasi hubungan. Kepala Biro Urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang, Masaaki Kanai, dilaporkan bertemu dengan pejabat Kementerian Luar Negeri China, Liu Jinsong, pada Selasa.

Pertemuan itu, menurut laporan Kyodo yang mengutip sumber pemerintah Jepang, diarahkan untuk meredakan ketegangan.

Kanai juga disebut akan menegaskan bahwa pernyataan Takaichi tidak mengubah posisi Jepang sebagaimana tercantum dalam komunike bersama tahun 1972, yang menyatakan pengakuan Tokyo terhadap Republik Rakyat China sebagai satu-satunya pemerintah yang sah.

Kihara menambahkan bahwa Jepang tetap membuka pintu dialog dengan pihak Beijing.

Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Li Qiang tidak berencana mengadakan pertemuan dengan Takaichi di Afrika Selatan, lokasi berlangsungnya KTT G20 selama dua hari mulai Sabtu (22-11-2025).

Sebaliknya, China lebih dulu mengeluarkan imbauan kepada warganya. Pada Jumat (14-11-2025), pemerintah China meminta masyarakatnya menghindari perjalanan ke Jepang.

Dua hari setelahnya, pada Minggu (23-11-2025), Beijing bahkan meminta calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di Jepang untuk mempertimbangkan ulang rencana tersebut karena adanya potensi risiko keamanan.

Sumber: merdeka.com