Misteri 900 Tahun Moai di Pulau Paskah Akhirnya Terungkap

Menurut peneliti, metode ini jauh lebih efektif dibanding teori sebelumnya yang menyebut patung diseret dengan kereta kayu.

Lipo menjelaskan, ketika teknik "mengayun" diterapkan, patung justru menjadi lebih mudah digerakkan.

Tim peneliti bahkan menguji metode ini menggunakan replika berukuran besar, dan terbukti dalam 40 menit, 18 orang mampu memindahkan patung sejauh 100 meter.

Hasil uji coba ini makin menguatkan dugaan bahwa masyarakat Rapa Nui purba memiliki kecerdikan teknik yang luar biasa.

Penelitian juga menyoroti bahwa pembuatan moai kemungkinan tidak dikendalikan oleh satu kepala suku tunggal, melainkan oleh beberapa kelompok klan yang masing-masing memiliki area kerja sendiri.

Perbedaan kecil pada bentuk wajah dan tubuh patung diyakini menjadi ciri khas tiap keluarga pembuatnya.

Soal makna moai, hingga kini belum ada kesimpulan pasti. Teori yang paling diterima menyebut patung tersebut merepresentasikan leluhur, yang dipercaya memberikan "mana", atau energi spiritual, bagi keturunan mereka.

Kendati banyak moai saat ini tampak seperti kepala raksasa, penelitian menunjukkan bahwa patung tersebut sebenarnya memiliki tubuh penuh, tetapi sebagian besar terkubur seiring berjalannya waktu.

Pulau Paskah pertama kali tercatat oleh bangsa Eropa setelah ditemukan pelaut Belanda pada awal 1700-an, meski masyarakat Rapa Nui telah menempati pulau tersebut sejak ratusan tahun sebelumnya.

Temuan terbaru ini tidak hanya menyingkap sejarah lama, tetapi juga menegaskan kecanggihan ilmu pengetahuan nenek moyang Rapa Nui dalam menghadapi tantangan alam tanpa teknologi modern.

Sumber: merdeka.com