10 Mata Uang Terkuat di Dunia: Dominasi Timur Tengah, Ada ASEAN lho

1. Dinar Kuwait (KWD)

Dinar Kuwait menempati posisi pertama, dengan nilai sekitar 3,26 dolar AS per 1 KWD. Kekuatan mata uang ini berasal dari cadangan minyak yang melimpah dan manajemen moneter yang disiplin.

Sistem nilai tukar tetap terhadap dolar AS membantu menjaga stabilitas, sementara konsumsi domestik yang relatif kecil mencegah inflasi tinggi.

Stabilitas politik, perdagangan luar negeri yang positif, dan cadangan devisa besar turut memperkuat posisi KWD di pasar internasional.

Kendati ekonomi Kuwait bukan yang terbesar, mata uangnya menjadi simbol kekuatan finansial Timur Tengah.

2. Dinar Bahrain (BHD)

Bahrain menempati urutan kedua, dengan 1 BHD setara sekitar 2,65 dolar AS. Negara ini menjadi satu di antara pusat keuangan di Teluk, dengan ekonomi yang mengandalkan minyak, gas, dan sektor jasa keuangan.

Sistem kurs tetap terhadap dolar AS telah lama diterapkan untuk menjaga stabilitas, meski ukuran ekonominya relatif kecil.

Selain sektor energi, Bahrain mengembangkan pariwisata dan perbankan syariah untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan.

Reformasi ekonomi dan pengelolaan fiskal yang hati-hati membuat dinar Bahrain tetap stabil dan dipercaya investor.

3. Rial Oman (OMR)

Rial Oman berada di posisi ketiga dengan nilai sekitar 2,60 dolar AS per 1 OMR. Kekuatan mata uang ini sebagian besar berasal dari ekspor minyak dan gas serta kebijakan kurs tetap terhadap dolar AS.

Bank sentral Oman menekankan inflasi rendah dan cadangan devisa yang aman, sementara tingkat pengangguran rendah dan kebijakan fiskal prudent mendukung stabilitas mata uang.

Oman juga sedang berupaya mendiversifikasi ekonomi dengan mengembangkan logistik, pariwisata, dan manufaktur sehingga fluktuasi harga minyak global tidak terlalu memengaruhi nilai OMR.

Stabilitas politik juga menjadi faktor penting yang menjaga kepercayaan investor.

4. Dinar Yordania (JOD)

Dinar Yordania menempati urutan keempat, dengan nilai sekitar 1,41 dolar AS per 1 JOD. Meski Yordania bukan negara penghasil minyak, stabilitas mata uangnya terjaga melalui kebijakan moneter konservatif.

Kurs JOD dipatok terhadap dolar AS untuk meminimalisasi volatilitas, sementara inflasi rendah dan cadangan devisa memadai.

Stabilitas JOD mencerminkan kemampuan Yordania bertahan di tengah gejolak geopolitik Timur Tengah. Transparansi fiskal dan reputasi kredit yang baik juga memberikan rasa aman bagi investor.

5. Poundsterling Inggris (GBP)

Poundsterling berada di posisi kelima, dengan nilai berkisar antara 1,22 hingga 1,32 dolar AS. Sebagai mata uang negara dengan ekonomi besar, GBP mencerminkan kekuatan sektor industri dan keuangan Inggris.

London sebagai pusat keuangan dunia menjaga permintaan terhadap pound tetap tinggi.

Berbeda dengan negara-negara Teluk yang menggunakan kurs tetap, Inggris menerapkan sistem nilai tukar mengambang, membuat GBP lebih responsif terhadap dinamika pasar.

Bank of England tetap fokus menekan inflasi, sementara dukungan ekonomi Inggris membuat pound terus menjadi satu di antara mata uang cadangan utama dunia.

6. Franc Swiss (CHF)

Franc Swiss menempati posisi keenam sebagai satu di antara mata uang paling stabil di dunia, dengan nilai sekitar 1,11 dolar AS per 1 CHF.

Stabilitas CHF didukung oleh ekonomi Swiss yang kuat, inflasi rendah, dan cadangan devisa yang besar.

Kepercayaan global terhadap Swiss berasal dari reputasi negara ini sebagai pusat keuangan yang aman dan transparan, serta kebijakan moneter yang konservatif.

Bank Sentral Swiss (SNB) menjaga nilai franc dengan hati-hati sehingga mata uang ini sering dijadikan pilihan investor sebagai aset "safe haven" saat gejolak ekonomi global.

7. Dolar Cayman (KYD)

Dolar Cayman berada di urutan ketujuh, dengan nilai sekitar 1,20 dolar AS per 1 KYD. Meski wilayah ini relatif kecil, Cayman menjadi satu di antara pusat keuangan bebas pajak di dunia, menarik investor internasional dan perusahaan multinasional.

Kekuatan mata uang ini bukan berasal dari sektor produksi atau ekspor, tetapi dari reputasi kawasan sebagai surga keuangan dan sistem regulasi yang mendukung stabilitas ekonomi.

Kombinasi ini membuat KYD tetap diminati sebagai mata uang dengan nilai tinggi.

8. Dolar Brunei (BND)

Dolar Brunei menempati urutan kedelapan dengan nilai sekitar 0,74 dolar AS per 1 BND. Negara ini menerapkan sistem nilai tukar tetap terhadap dolar Singapura (SGD) sehingga fluktuasi global terhadap BND relatif minim.

Cadangan devisa yang kuat dan sektor energi yang stabil turut memperkuat posisi mata uang Brunei.

Meski ekonominya tidak besar, kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati menjaga BND tetap kuat dan stabil di pasar internasional.

9. Rial Arab Saudi (SAR)

Rial Arab Saudi berada di peringkat kesembilan, dengan nilai sekitar 0,27 dolar AS per 1 SAR. Kekuatan mata uang ini jelas didorong oleh cadangan minyak yang melimpah dan ekonomi terbesar di Timur Tengah.

Sistem kurs tetap terhadap dolar AS membuat SAR relatif stabil, meski harga minyak global berfluktuasi.

Selain sektor energi, Arab Saudi terus mengembangkan diversifikasi ekonomi melalui program Vision 2030, yang juga mendukung stabilitas jangka panjang mata uangnya. Investor tetap percaya pada SAR karena fundamental ekonomi dan posisi geopolitik Saudi yang kuat.

10. Dolar Amerika Serikat (USD)

Meski bukan yang paling tinggi nilainya secara tukar, USD tetap menjadi mata uang global utama dan cadangan internasional terbesar.

Nilai dolar stabil berkat ekonomi AS yang besar, likuiditas pasar tinggi, dan kepercayaan internasional terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.

USD memainkan peran sentral dalam perdagangan global, transaksi internasional, dan sebagai tolok ukur harga komoditas sehingga tetap menjadi satu diantara mata uang paling dominan di dunia.

Sumber: merdeka.com