Coba dan Rasakan, Sehari Menjadi Orang Bali Desa Wisata Penglipuran

Dengan mengenakan busana adat, wisatawan dapat menjelajahi kawasan Desa Wisata Penglipuran dari sisi selatan hingga utara, termasuk menyusuri hutan bambu yang menjadi ikon desa tersebut.

Seluruh rangkaian kunjungan akan dilengkapi atraksi budaya yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Satu di antara agenda yang ditawarkan adalah parade barong macan yang akan ditampilkan oleh generasi muda desa. Atraksi ini diharapkan menambah semarak suasana Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, wisatawan diajak mencicipi kuliner khas setempat, seperti mujair nyat-nyat yang dikenal sebagai sajian favorit di Penglipuran.

Pengalaman imersif juga diperkuat dengan dibukanya rumah-rumah warga sebagai akomodasi. Wisatawan dapat bermalam di rumah tradisional milik penduduk sehingga memiliki kesempatan merasakan keseharian masyarakat Bali secara lebih dekat.

Seiring peluncuran konsep baru tersebut, pengelola memproyeksikan lonjakan kunjungan hingga sekitar 3.000 wisatawan per hari pada puncak liburan. Proyeksi ini telah disesuaikan dengan daya tampung desa untuk menjaga kenyamanan pengunjung sekaligus mencegah terjadinya kelebihan kapasitas.

Langkah pengaturan jumlah kunjungan dilakukan agar aktivitas wisata tetap berjalan selaras dengan kehidupan warga dan kelestarian lingkungan desa. Pengelola juga telah memetakan waktu-waktu dengan tingkat kunjungan tinggi sebagai bagian dari upaya pengendalian arus wisatawan.

Berdasarkan perkiraan, wisatawan domestik diperkirakan masih akan mendominasi kunjungan, terutama dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jakarta. Sementara itu, jumlah wisatawan dari wilayah Sumatra diprediksi menurun akibat dampak bencana alam di sejumlah daerah.

Sepanjang Januari hingga November 2025, jumlah kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran tercatat mencapai 826 ribu orang, dengan rata-rata sekitar 2.000 pengunjung per hari. Hingga akhir tahun, angka tersebut diperkirakan menembus 900 ribu wisatawan.

Menghadapi potensi risiko musim hujan, pengelola menyatakan telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Area rawan telah ditata, dan rambu peringatan dipasang di sejumlah titik strategis untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem.

Seluruh unsur desa, dari petugas, pelaku UMKM, hingga penyedia layanan wisata, telah dipersiapkan untuk menghadapi lonjakan kunjungan.

Kesiapan ini menjadi bagian dari komitmen Desa Wisata Penglipuran dalam menghadirkan pengalaman liburan yang aman, nyaman, dan berkesan bagi wisatawan.

Sumber: merdeka.com