Sukses


    Kontroversi Pengaturan Skor di Piala AFF: Edisi 2010, Timnas Indonesia Penuh Misteri

    Bola.com, Jakarta - Timnas Malaysia baru saja diterpa isu miring. Ada pihak yang menuding Laos menjual pertandingan kontra Malaysia pada fase Grup B Piala AFF 2020.

    Dalam laga itu, Malaysia menang 4-0. Akan tetapi, ada seseorang di media sosial Twitter yang menuduh bahwa Laos sengaja mengalah. "Sebuah permainan match fixing yang begitu mencolok di mana Laos sengaja mengalah pada laga tersebut ke Malaysia."

    "Kalian harus memulai penyelidikan. Ini terjadi di Singapura," tulis @Orientalgambler.

    Cuitan ini mendapatkan banyak tanggapan, terutama dari suporter Timnas Malaysia. Mayoritas dari mereka menyindir balik akun tersebut.

    Tak heran, beberapa orang mengira bahwa akun @Orientalgambler ini kalah judi sehingga melakukan tuduhan pengaturan skor pada pertandingan Timnas Malaysia vs Timnas Laos.

    Wajar saja fans Timnas Malaysia berang. Pasalnya, Laos memang kerap menjadi lumbung gol tim-tim kuat di Piala AFF. Di Piala AFF 2020 Malaysia juga menang 3-1 atas Kamboja dan Vietnam menang 2-0 pada laga perdana.

    Bicara isu pengaturan skor, Timnas Indonesia juga pernah diterpa pada Piala AFF 2010. 

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Piala AFF 2010

    Berawal dari sebuah surat seorang pegawai pajak di Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, perihal permintaan penyelidikan terhadap adanya dugaan skandal pengaturan skor saat partai final Piala AFF 2010 di Malaysia, kekalahan 0-3 yang dialami Timnas Indonesia kala itu menjadi sorotan.

    Pasalnya, pada pertemuan di fase grup, Indonesia menggilas Malaysia 5-1. Jadi, kekalahan di leg pertama final dianggap sangat mencurigakan.

    Dalam surat tersebut, diungkapkan bahwa ada dua oknum petinggi PSSI yang memasuki ruang ganti Timnas Indonesia di Stadion Nasional Bukit Jalil. Hal tersebut yang disangkakan sebagai adanya instruksi kepada beberapa pemain yang memicu adanya dugaan match fixing.

    Rumor tersebut menjadi bola panas bagi PSSI dan Timnas Indonesia, terutama beberapa pemain yang dituduh ikut terlibat dalam skandal tersebut.

    Namun, melalui tulisan dalam blog maupun ketika menjadi pembicara Battle of Life, kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Bambang Pamungkas, menegaskan bahwa tidak ada satu pun pengurus PSSI yang masuk ke ruang ganti.

    "Bagaimana mungkin Ketua Umum PSSI tersebut dapat memasuki ruang ganti dan memberi instruksi jika beliau tidak memiliki ID card?Dan memang pada kenyataannya, beliau memang tidak pernah sekalipun memasuki ruang ganti," ujar Bepe dalam laman blog miliknya.

    3 dari 3 halaman

    2018, Pemain Angkat Bicara

    Bahkan isu tersebut sempat muncul kembali pada 2018, ketika sepak bola Indonesia tengah ramai-ramainya membahas mafia bola, di mana kepolisian sampai membentuk satgas antimafia bola. Masalah dugaan skandal di Piala AFF 2010 diseret kembali dan sejumlah pemain pun menyampaikan keberatannya melalui sebuah konferensi pers. 

    Satu di antaranya diungkapkan oleh Nasuha. Pemain yang sempat mengalami cedera di kepalanya pada Piala AFF 2010, bahkan masih bermain dengan kepala dibebat, memberikan penegaskan mengenai tak adanya orang lain yang masuk ke dalam ruang ganti kecuali anggota tim.

    "Ruang ganti tidak ada orang lain yang masuk. Alfred Riedl sangat ketat. Jangan asal menuduh. Saya juga kasihan, mereka ada keluarga, mungkin sampai seumur hidup mereka terus terbayang soal tuduhan itu. Ini soal nama baik," tegas Nasuha.

    "Saya sangat sedih mendengar apa yang sekarang tengah berkembang. Saya sangat kecewa dengan hasil 0-3 di Malaysia. Secara teknis kami kebobolan setelah pertandingan berhenti 15 menit. Itu sangat berpengaruh, kami sedang berkonsentrasi, lalu pertandingan berhenti, kemudian untuk kembali ke performa awal sangat sulit sehingga tuan rumah lebih diuntungkan. Mereka bermain di kandang dan dukungan suporter luar biasa di sana."

    Ngapain saya bermain di tim nasional kalau saya harus mengalah dari negara lain. Bagi saya harap. Ini opini saja. Kalau memang ada bukti, silakan. Usut sampai tuntas. Siapa sih yang tidak mau jadi juara?" tegasnya.  

    Video Populer

    Foto Populer