Sukses


    4 Anak Asal Klub Raksasa Brasil yang Sanggup Membuat Oleng Sejagad: Sanggup Sukses di Piala Dunia?

    Bola.com, Jakarta - Neymar tak akan pernah melupakan Santos. Santos adalah klub yang membesarkan namanya sekaligus sebagai jembatan mengarungi sepak bola Eropa.

    Itulah kenapa, saat mengucapkan kata perpisahan beberapa waktu lalu, penyerang yang kini berusia 30 tahun itu tak kuasa menahan haru. Ia tak mungkin melupakan mantan klubnya tersebut sepanjang kariernya.

    "Saya ingin berterimakasih kepada suporter Santos untuk sembilan tahun yang luar biasa ini. Perasaanku terhadap klub dan suporter tak akan pernah berubah. Itu akan abadi!," kata Neymar saat itu.

     

    Video Asyik

    2 dari 7 halaman

    Jebolan oke

    Neymar adalah jebolan Akademi Santos, dari 2003 hingga 2009. Dia lalu naik pangkat ke tim senior dan bermain bersama Peixe sebelum akhirnya hijrah ke Barcelona pada 2013.

    Bersama Santos, Neymar yang kini berkostum Paris Saint Germain (PSG) memenangkan beberapa trofi bergengsi. Dua di antaranya adalah Copa Libertadores 2011 dan Recopa Sudamericana 2012.

    Tak hanya Neymar, tentu saja. Empat bocah Santos juga layak mendapat sorotan dan wajib kamu ketahui. Meski tak sekinclong Neymar, keempatnya juga tak kalah mengilap dan layak jadi bintang. Disadur dari fifaplus, inilah keempatnya.

     

    3 dari 7 halaman

    1. Cesar Sampaio

    Pemain asli Jabaquara itu masuk ke tim utama Peixe di posisi bek kanan, tapi begitu Dunga pergi, dia mulai mendominasi.

    Seorang gelandang bertahan modern yang menggabungkan kekuatan dengan playmaking. Dia dinobatkan sebagai pemain terbaik di Brasileirão edisi 1990. Prestasi yang sangat langka untuk pemain di posisinya.

    Gelandang bertahan itu mencetak gol tercepat dalam pertandingan pembukaan Piala Dunia 1998 Prancis. Dia hanya butuh waktu empat menit untuk menjebol gawang Skotlandia yang berakhir dengan kemenangan 2-1.

     

    4 dari 7 halaman

    2. Diego Ribas

    Cukup lama dia ditempa di Akademi Santos, dari 1996 hingga 2001. Sebaliknya, di tim senior, gelandang serang kelahiran 1985 itu hanya bermain selama dua tahun, 2002 hingga 2004.

    Kendati demikian, sinar Diego sudah lebih cukup untuk memikat sejumlah klub beken seperti Juventus dan Atletico Madrid serta klub Jerman Werder Bremen.

    Meski bermain di lini tengah, Diego mumpuni sebagai tukang gedor. Dia mengoleksi 13 gol dalam 33 penampilan bersama pada musim 2006/07. Dia mendapat penghargaan sebagai Pemain Terbaik Bundesliga dari majalah Kicker.

     

    5 dari 7 halaman

    3. Gabigol

    Gabigol memulai debutnya untuk Santos sebagai pengganti Neymar yang pindah ke Barcelona. Penyerang karismatik ini dengan cepat memesona rakyat Brasil.

    Apalagi setelah dia membantu negaranya memenangkan emas sepak bola Olimpiade untuk kali pertama. Ia pergi dari Santos pada 2016, Gabigol merapat ke Inter Milan.

     

    6 dari 7 halaman

    Penentu Kemenangan

    Inter kemudian meminjamkannya ke Benfica, Santos, dan pada 2020 berlabuh di kandang Flamengo. Gabigol mencetak dua gol tercepat yang pernah ada di final Copa Libertadores 2019.

    Dia juga menjadi penentu kemenangan Flamengo via dua gol yang dikemasnya tak lebih dari dua menit. Dia sekaligus menjadi pencetak gol terbanyak saat itu dengan total sembilan lesakan.

     

    7 dari 7 halaman

    4. Rodrygo

    Dia masih berusia 11 tahun saat datang ke Akademi Santos pada 2011. Pada usia 16, dia memulai debutnya bersama tim senior. Tahun 2019 dia pindah ke Real Madrid.

    Selama di Santos, Rodrygo meninggalkan kesan yang tak terlupakan sebelum bergabung dengan Madrid dengan nilai €45 juta.

    Pemain yang akrab dipanggi 'Rayo' alias Petir itu kemudian memainkan peran heroik dalam kemenangan Los Blancos di final UEFA Champions League 2022 melawan Liverpool. Rodrygo memiliki rata-rata mencetak satu gol setiap 71 menit selama bermain untuk Madrid.

    Video Populer

    Foto Populer