Sukses


Hari ke-5 SEA Games 2015 : Meriah tapi Kurang Gereget

Bola.com - Singapura bukan hanya negara denda. Singapura merupakan satu dari lima negara yang memiliki pelabuhan tersibuk di dunia. Singapura merupakan salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia sehingga biaya hidup di negara ‘kota’ ini mahal. Namun, Singapura juga masuk ke dalam daftar negara dengan warga yang memiliki usia harapan hidup terpanjang di dunia.

Saat ini Singapura sedang diliputi momen gembira, tetapi juga duka. Gembira karena perhelatan SEA Games 2015 serta jubilee alias memperingati HUT negara ke-50. Di sisi lain, tragedi yang menimpa murid serta guru Tanjong Katong yang sedang berwisata di Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia menjadi duka nasional.

Pada Senin (8/6), detak SEA Games 2015 sempat terhenti selama satu menit di setiap venue untuk momen hening mengenang dan mendoakan korban. Sebanyak delapan orang meninggal, beberapa lainnya masih belum diketemukan, serta banyak lagi luka-luka dalam tragedi yang terjadi pada Jumat (5/6) itu.

Tetapi, hidup terus berjalan. Gelaran SEA Games ke-28 juga terus berlanjut. Sampai hari ini, sudah 13 hari pesta olah raga terbesar di Asia Tenggara ini berjalan. Atau, bila mengacu pada pembukaan resmi, SEA Games 2015 sudah memasuki hari kelima.

Hingga saat ini, dari pantauan Bola.com yang berada di Singapura sejak Minggu (31/5), penyelenggaraan SEA Games 2015 berjalan lancar dan tertib. Panitia SEA Games Singapura (SINGSOC) terlihat bekerja keras menyiapkan pesta olah raga ini dengan perencanaan matang. Mulai kesiapan venue, teknologi, hingga sumber daya manusia yang terlibat di dalam pesta ini.

Sebanyak 5.000 relawan membantu SINGSOC menjalankan rencana-rencana itu di setiap venue. Relawan maupun aparat keamanaan yang berjaga di setiap lokasi bahu-membahu memberikan kenyamaan dan keamanan pada setiap penonton maupun jurnalis dari berbagai negara yang datang meliput.

Walau kerap dikategorikan bukan masyarakat yang menggandrungi tontonan olah raga, antusiasme warga Singapura terhadap penyelenggaraan SEA Games bisa terlihat. Acuannya, hampir di semua venue baik yang indoor maupun luar lapangan, sekitar 70-80 persen kursi terisi penonton.

Penonton memadati venue aquatik SEA Games 2015 (Bola.com/Arief Bagus)

Terutama untuk olah raga favorit seperti renang, wushu, dan sepak bola. Mereka juga tak sekadar datang melainkan selalu bersorak bila atlet tuan rumah berlaga.

Hanya, jangan bayangkan kemeriahan di venue yang diciptakan penonton Singapura sama seperti di Tanah Air. Dalam beberapa hal, penonton di Negeri Singa kelewat tertib hingga terkesan tak lepas memberi dukungan. Datar-datar saja.

Seorang rekan jurnalis asal Malaysia berujar: “Tak ada apa-apanya dengan penonton di Jakarta,” ucap awak media yang pernah meliput di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) itu.

“Di sana, bikin merinding,” imbuhnya.

Pemberitaan media massa lokal juga cenderung dalam porsi standar. Di luar venue SEA Games, kemeriahan diciptakan melalui berbagai baliho maupun spanduk yang tersebar di segala penjuru kota. Baliho dan spanduk itu berisi ajakan untuk mendukung timnas dan atlet nasional.

Spanduk dukungan yang menghiasi pemukiman warga Singapura saat SEA Games 2015 (Bola.com/Arief Bagus)

Di luar itu semua, aktivitas warga Singapura berjalan seperti biasa. Jalanan di Orchad tetap ramai dikunjungi turis, begitu pula di ikon negara seperti Merlion Park dan Pulau Sentosa. Boleh dibilang kemeriahan SEA Games 2015 baru mulai terasa mendekati venue pertandingan.

Meski begitu, salut untuk SINGSOC juga warga Singapura yang mampu menggelar pesta ini dengan tertib dan dengan kemasan modern sesuai karakteristik sebagai negara maju.

Video Populer

Foto Populer