Sukses


    OCA Tolak Penutupan Asian Games di Palembang, Ini Alasannya

    Bola.com, Jakarta - Dewan Olimpiade Asia (OCA) menolak keinginan Indonesia menggelar upacara penutupan Asian Games 2018 di Palembang, Sumatra Selatan. Menurut OCA, usulan tersebut tidak realistis karena mayoritas atlet berada di Jakarta sehingga dikhawatirkan seremoni berlangsung kurang meriah. Oleh karena itu, upacara penutupan juga harus dilaksanakan di Jakarta.    

    "Tidak bisa di sana (Palembang). Seremoni penutupan tidak mungkin di Palembang. Pertandingan sudah selesai. Para atlet sudah ada di sini. Kami tidak ingin seremoni berjalan poor, sepi," kata Direktur Departemen Asian Games OCA, Haider Farman, seusai rapat regional di Hotel Fairmont, Jakarta, Minggu (29/11/2015).

    Selain itu, Haider menilai penutupan di Palembang malah membuat Indonesia sebagai penyelenggara kerepotan. Pelaksaan penutupan di Jakarta dinilai lebih praktis dan efisien. 

    "Berapa banyak suttle, jet, atau transportasi lain yang akan mengangkut atlet dan ofisial ke sana (Palembang). Penutupan saya pastikan akan digelar di Jakarta. Realistis saja," imbuh dia. 

    Sebelumnya, Komite Olahraga Indonesia (KOI), telah bersepakat dengan Menteri Olahraga, Imam Nahrawi, mengenai venue pembukaan dan penutupan Asian Games 2018. Pemilihan Palembang dengan pertimbangan supaya event tersebut bisa dinikmati lebih merata. Sayangnya, keinginan itu tak direstui OCA. 

    Disinggung tentang kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah, Haider berharap pemerintah segera melakukan langkah cepat untuk memastikan semuanya siap sesuai jadwal.    

    "Berdasarkan laporan semua akan dimulai Januari dan kami berharap semua bisa bisa jalan. Tentu saja, pihak penyelenggara butuh dukungan besar, terutama dari pemerintah. Sebab, anggaran terbesar tuan rumah datang dari pemerintah. Langkah cepat jelas amat menolong," ujar dia. 

    "Tidak ada keraguan. Indonesia bisa melaksanakan tugas sebagai tuan rumah Asian Games. Kami akan melihat sekarang sampai Januari. Bakal ada komuniaksi intensif. Kami akan kawal timeline yang dimulai Januari," imbuh dia.  

    Video Populer

    Foto Populer