Sukses


Supermoto, Digandrungi Dunia tapi Minim Panggung di Indonesia

Bola.com, Jakarta - Ajang balap motor di Indonesia dari hari ke hari semakin berkembang. Selain road race, drag race, grasstrack, motocross, hingga supersport, pebalap dan publik balap di Tanah Air mulai mengenal supermoto.

Supermoto pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada 1970-an. Salah satu acara olahraga televisi dengan rating tertinggi di Amerika Serikat, World Wide ABC, memiliki ide untuk menggelar ajang tersebut.

Awalnya, balapan yang mengkombinasikan drag race, motorcross, dan supersport ini diberi nama superbikers. Para rider dari berbagai jenis balap motor mulai menyukai ajang ini. Hingga akhirnya, balapan superbikers rutin digelar setiap tahun di Raceway Carlsbad, California Selatan.

Setelah sempat terhenti pada pertengahan 1980-an, balapan yang kini bernama supermoto itu kembali bangkit pada awal abad ke-21. Peminatnya pun semakin bertambah. Apalagi sejumlah kejuaraan dunia supermoto mulai dihelat, seperti AMA Supermoto Championship dan X-Games Supermoto.

Namun untuk di Indonesia, balapan yang lintasannya terdiri dari 50 sampai 75 persen aspal dan sisanya off-road itu baru mulai digemari pada 2014. Supermoto lebih sering dihelat di Jawa Timur, khususnya Malang dan Surabaya.

Balapan ini juga belum memiliki perlombaan sendiri, hanya menjadi partai tambahan pada ajang road race. Meski demikian, pebalap Indonesia mulai menggemari supermoto.

Supermoto juga perlahan berkembang dan disukai publik di Tanah Air. Beberapa pebalap yang biasanya rutin tampil di ajang road race ataupun motocross ikut ambil bagian pada perlombaan supermoto.

Salah satu pebalap motocross, Andre Sondakh, yang mulai menjajal supermoto. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Kendati mulai digandrungi, supermoto masih belum rutin dihelat di Indonesia. Minimnya dukungan membuat supermoto tak memiliki kejuaraan nasional, seperti halnya motocross ataupun road race.

"Awal mula supermoto masuk ke Indonesia sudah dua tahun, di Jawa Timur sangat-sangat ramai peminatnya dan Djagung Racing Factory menjadi salah satu tim yang paling rutin mengikuti even supermoto di Jawa Timur," ujar Daniel Tangka, pemilik tim Djagung Racing Factory, saat berbincang dengan Bola.com di Malang, awal bulan ini. 

"Perkembangan supermoto di Indonesia sudah sangat bagus, tetapi masih minim dukungan dari pihak terkait, seperti dari IMI (Ikatan Motor Indonesia). Supermoto di Indonesia itu masih hanya sekedar balapan biasa belum menjadi perlombaan profesional," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

1

FIM Asia Supermoto Championship 2016

Untuk semakin meningkatkan animo masyarakat di Tanah Air, Federasi Balap Motor Internasional (FIM) menghelat FIM Asia Supermoto Championship 2016 di Indonesia. Stadion Kanjuruhan di Kota Malang ditunjuk sebagai tuan rumah putaran kedua balapan supermoto level internasional tersebut.

Perlombaan yang berlangsung pada 8-9 Oktober 2016 tersebut diikuti sejumlah rider top dunia, seperti Richard Dibben, Lewis Cornish, Andy McLeish, serta Mohamad Al Amirul.

Sementara itu, pebalap tenar Indonesia yang ikut ambil bagian pada FIM Asia Supermoto Championship 2016 adalah Pedro Wuner, Fahmi Ahmad Fauzi, serta dua rider yang biasa berlaga di kejurnas motocross, Andre Sondakh dan Diva Ismayana.

Ajang supermoto level internasional untuk pertama kalinya digelar di Indonesia, yakni FIM Asia Supermoto Championship 2016 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 8 hingga 9 September 2016. (Bola.com/Rizki Hidayat)

Para pebalap Indonesia mampu unjuk gigi. Andre Sondakh, Pedro Wuner, dan Diva Ismayana berhasil menembus 10 besar pada sesi kualifikasi time trial, Sabtu (9/10/2016) sore WIB. Andre bercokol di peringkat enam, Pedro di urutan sembilan, sedangkan Diva menempati posisi start ke-10 dari 20 pebalap.

Sayangnya, dalam balapan yang dihelat pada Minggu (10/10/2016) sore WIB, rider Indonesia gagal meraih hasil positif. Andre harus puas berada di peringkat ke-13 dengan nilai 16 hasil dari dua balapan, Pedro di tempat ketujuh dengan mengoleksi nilai 26, serta Diva di urutan kedelapan juga dengan angka 26.

Sedangkan untuk kelas Asia, Andre berada di posisi ke-10 dengan 22 poin, serta Pedro dan Diva yang bercokol di peringkat empat dan lima dengan 33 serta 32 poin. Kegagalan pebalap Indonesia memetik hasil bagus pada FIM Asia Supermoto 2016 tak lepas dari minimnya kejuaraan serta fasilitas untuk berlatih.

"Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, kita tertinggal jauh, karena durasi balapan supermoto di Indonesia itu belum ada kepastian," papar Daniel.

"Event supermoto di Jawa Timur juga masih menumpang di ajang balap road race. Tetapi, balapan road race bisa menjadi ramai karena adanya supermoto. Animo pebalap Indonesia terhadap supermoto sangat-sangat positif, dan sangat banyak pebalap yang ingin mengikuti ajang ini. Contohnya, balapan FIM Asia Supermoto banyak diikuti pebalap dari Indonesia. Padahal tidak ada event tahunan untuk supermoto," lanjutnya.

Namun begitu, prestasi yang diukir pebalap di Indonesia di FIM Asia Supermoto Championship terbilang membanggakan. Andre Sondakh dan Diva Ismayana hanya berstatus wild card pada putaran kedua. Selain itu, keduanya juga baru pertama kali menjajal balapan supermoto.

"Menurut saya perkembangan pebalap supermoto di Indonesia sangat bagus, persaingannya pun semakin sengit. Peserta dari Indonesia itu berkomitmen dan percaya diri ketika berlaga di FIM Asia Supermoto," ujar CEO Asia SuperSport Group, Satheswaran Mayachandran.

"Prestasi pebalap Indonesia juga cukup bagus jika dibandingkan dengan pebalap dari Eropa dan Asia. Saya yakin pebalap Indonesia memiliki potensi yang bagus untuk bisa menjadi juara di supermoto," imbuh pria asal Malaysia ini.

Kejurnas Supermoto di Depan Mata

Tingginya hasrat masyarakat di Indonesia terhadap ajang supermoto terlihat dari ramainya jumlah penonton yang hadir menyaksikan FIM Asia Supermoto Championship 2016 di Stadion Kanjurahan. Apalagi, ini adalah untuk pertama kali supermoto digelar di Indonesia.

Masyarakat sangat berharap supermoto bisa digelar secara rutin di Tanah Air. Tak hanya level Asia, pebalap Indonesia bisa bersaing dengan para rider dari negara lain di tingkat internasional.

"Saya senang, karena saya juga pencinta dan menyukai supermoto dan balap motocross. Saya berharap supermoto di daerah lebih sering diselenggarakan agar bisa melatih pebalap-pebalap Indonesia untuk go internasional," ucap salah satu penggemar supermoto, Yusron.

"Saya yakin, pebalap Indonesia bisa bersaing dengan pebalap dari luar. Apalagi, jika mendapatkan dukungan dari pemerintah, pebalap Indonesia akan memiliki prestasi di level internasional," imbuhnya.

Ikatan Motor Indonesia (IMI) menyadari perkembangan supermoto di Indonesia semakin pesat. Oleh karena itu, IMI telah mengambil ancang-ancang menggelar kejuaraan nasional supermoto pada 2017.

Sebagai langkah awal, IMI akan berkomunikasi dengan pengurus di daerah untuk membuat regulasi mengenai balapan supermoto. Selain itu, sejumlah sirkuit baru juga bakal dibangun demi memuluskan rencana tersebut.

"Menurut saya, supermoto menjadi salah satu ajang balap motor yang perkembangannya di Indonesia semakin bagus, karena balapan ini juga mengakomodir pebalap-pebalap dari motocross dan road race," kata Sekjen IMI Pusat, Jeffry JP.

"Oleh karena itu, kami dari IMI pusat sudah mempelajari dan melihat situasi serta tindak lanjut dari olahraga sepeda motor ini. Kami akan membuat satu acuan regulasi untuk coba diimplementasikan pada tahun depan, sebagai rangkaian dari salah satu jenis olahraga supermoto jenis kejurnas," tambahnya.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan beberapa tim di supermoto dan mereka sangat antusias olahraga ini bisa dibuat menjadi salah satu bagian dari kejuaraan nasional di Indonesia untuk tahun depan, agar kiprah pebalap Indonesia di FIM Asia ataupun FIM Supermoto bisa lebih eksis," ucap Jeffry.

Andai kejuaraan nasional supermoto benar-benar dihelat pada tahun depan, mampukah rider Indonesia memiliki prestasi gemilang di level dunia? Layak untuk dinantikan.

Video Populer

Foto Populer