Sukses


Pendiri Tabloid BOLA Mendigitalkan Aset Foto BOLA

Bola.com, Jakarta Senjakala media cetak memasuki babak baru ketika pada Jumat (26/10/2018) Tabloid BOLA merilis edisi 2.915 sebagai nomor terakhir terbitannya. Pendiri Tabloid BOLA, Ignatius Sunito, menuturkan kepada Bola.com bahwa penutupan PT. Tunas Bola sebagai perusahaan penerbitan pers adalah langkah yang diambil dengan latar murni sebuah pertimbangan bisnis. 

"Banyak yang sudah dilakukan manajemen di dalam PT Tunas Bola yang sekarang masih aktif untuk menyelamatkan perusahaan dari sisi bisnis maupun konten, tapi kenyataan jumlah tiras Tabloid BOLA yang terus menurun membuat pilihan sulit ini harus diambil," ujar mantan wartawan olah raga Harian Kompas yang akrab disapa sebagai Mas Nito tersebut. 

Ignatius Sunito sendiri bersama almarhum Sumohadi Marsis pada 1984 mendapatkan tugas dari Petinggi Kompas Gramedia, Bapak Jakob Oetama, untuk mendirikan Tabloid BOLA yang sempat menjadi sisipan Harian Kompas. Kemudian pada akhir 90-an tiras BOLA sempat menembus angka 450 ribu eksemplar namun belakangan menurun menjadi hanya tinggal 20 ribuan saja. 

 

Dalam kolomnya di edisi pamitan Tabloid BOLA, Ignatius Sunito, dengan lugas menyebut tutupnya penerbitan Tabloid BOLA karena "Tergerus Zaman Digitalisasi". 

"Tabloid BOLA menyusul 'saudara-saudaranya' yang satu per satu juga sudah berguguran karena kita maklum di era digital ingatan manusia kian pendek. Keberhasilan cabang bulutangkis dan tenis ganda campuran merebut Asian Games 2018 lewat Jonathan Christie dan Christoper Rungkat/Aldila Sutjiadi, misalnya, orang cukup tahu saja melalui TV. Tidak perlu harus bersusah-susah mencari latar belakang atau kisah masa lalu sang atlet," katanya lagi. 

Sebagai upaya menghadapi gerusan zaman digital, produk fisik foto-foto Tabloid BOLA ternyata sejak beberapa tahun belakangan telah didigitalkan secara bertahap. Wawasan ke depan dari Mas Nito tersebut pada 2018 ini terbukti menjadi sebuah langkah penting untuk menjaga warisan Tabloid BOLA tetap hidup ketika terbitan cetaknya sudah terhenti.  

2 dari 2 halaman

Sumbangsih Pada Pengembangan Olah Raga Indonesia

Dalam video di bawah ini, Mas Nito mengungkapkan pengejawantahan visinya untuk menyelamatkan sebagian dari harta karun Tabloid BOLA yang berupa foto-foto hasil karya seluruh wartawan BOLA. Bentangan jumlah aset foto yang diterbitkan selama 34 tahun itu ada di kisaran 300-400 ribu buah, dan tidak semuanya berbentuk digital.

"Masih ada yang berbentuk negatif foto yang dikumpulkan dalam amplop-amplop. Perlu ada upaya tambahan untuk mengubah bentuknya ke dalam format digital dan jelas saya tidak mungkin bisa melakukannya sendirian," ujar lelaki paruh baya berambut panjang tersebut. 

So, selain memberi roh ke dalam foto-foto digital dengan menambahkan keterangan foto dan memaknai setiap momen yang ada di dalamnya dengan mempertajam latar belakang dan latar depan motif dalam setiap karya fotografi, memang diperlukan beberapa fase konversi digital dari foto-foto lawas yang masih berbentuk foto fisik atau hardcopy.

Upaya kerja keras yang amat berharga dari Mas Nito ini tidak semata punya nilai terhadap aset warisan Tabloid BOLA saja tapi juga disebutnya punya peran dalam membangun sports society menuju peradaban yang lebih baik.

"Foto-foto ini memang karya wartawan BOLA, tapi sebagai sebuah bank dokumentasi nanti koleksi ini dapat juga diakses dan dipublikasikan kembali dengan cara membeli dari Pusat Informasi Kompas. Jadi pada akhirnya apa yang sudah terekam secara digital tersebut akan bisa mewarnai publikasi media olah raga cetak dan digital di Indonesia pada masa depan. Ini sebuah warisan penting bagi pengembangan lanskap olah raga nasional," tandasnya. 

Foto-foto yang merekam prestasi legenda olah raga Indonesia semodel pebulutangkis Alan Budikusuma, Susi Susanti, hingga petinju Ellyas Pical akan menjadi abadi, immortal, dengan proses pembangunan aset digital Tabloid BOLA ini. Untuk lengkapnya, silakan menyimak berita video berikut: 

Video Populer

Foto Populer