Sukses


45 Kata-kata Bijak Pramoedya Ananta Toer, Menginspirasi dan Jadi Anutan

Bola.com, Jakarta - Kata-kata bijak Pramoedya Ananta Toer bisa menjadi inspirasi dalam menjalani hidup. Bagi para pencinta sastra, sosok Pramoedya Ananta Toer tentunya tidak asing di telinga.

Pramoedya Ananta Toer merupakan satu di antara sastrawan besar di Indonesia. Sebagai sastrawan ternama, karya-karya Pramoedya Ananta Toer sudah pasti tak perlu diragukan lagi.

Satu di antara karya fenomenal dari Pramoedya Ananta Toer ialah novel berjudul Bumi Manusia. Bahkan, novel tersebut sudah diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama.

Sebagai seorang penulis, Pramoedya Ananta Toer kerap mengeluarkan kata-kata bijak dalam karya-karyanya. Ia banyak menciptakan kata-kata bijak dalam kumpulan novel dan puisinya.

Kobaran semangat pun ia ditularkan melalui tulisan-tulisannya. Apalagi Pramoedya Ananta Toer merasakan kehidupan saat merebut kemerdekaan.

Tentunya kata-kata bijak Pramoedya Ananta Toer bisa menjadi inspirasi dan membangkitkan semangat dalam menjalani kehidupan.

Berikut ini kumpula kata-kata bijak Pramoedya Ananta Toer, seperti dihimpun dari laman Jagokata, Rabu (24/6/2020).

2 dari 2 halaman

Kumpulan Kata-kata Bijak Pramoedya Ananta Toer

1. "Laut tetap kaya takkan kurang, cuma hati dan budi manusia semakin dangkal dan miskin".

2. "Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi".

3. "Sebagai orang beragama, tidak layak memungkiri janji, tidak layak berkhianat. Islam tidak mengajarkan dan mewajibkan pengkhianatan pada rakyat dan sesamanya".

4. "Apabila rumah itu rusak, yang menempatinya pun rusak".

5. "Sia-sianya dunia ini kalau untuk meningkatkan satu orang yang lain mesti diinjak".

6. "Berkhianat pada revolusi ini berarti berkhianat pada diri sendiri, pada publik yang membayarnya".

7. "Di dunia ini tak ada sesuatu kegirangan yang lebih besar daripada kegirangan seorang bapak yang mendapatkan anaknya kembali".

8. "Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai".

9. "Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit".

10. "Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya".

11. "Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai".

12. "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian".

13. "Saya selalu percaya dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang".

14. "Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan".

15. "Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri".

16. "Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri".

17. "Betapa sederhana hidup ini, sesungguhnya yang pelik cuma liku dan tafsirannya".

18. "Persahabatan lebih kuat dari pada panasnya permusuhan".

19. "Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas".

20. "Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?"

21. "Jangan jadi pegawai negeri, jadilah majikan atas dirimu sendiri. Jangan makan keringat orang lain, makanlah keringatmu sendiri. Dan itu dibuktikan dengan kerja".

22. "Kau harus berterima kasih pada segala yang memberimu kehidupan, sekali pun dia hanya seekor kuda".

23. "Dari atas ke bawah yang ada adalah larangan, penindasan, perintah, semprotan, hinaan. Dari bawah ke atas yang ada adalah penjilatan, kepatuhan, dan perhambaan".

24. "Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari".

25. "Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekedar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti".

26. "Dahulu, nenek moyangmu selalu mengajarkan, tidak ada yang lebih sederhana daripada hidup: lahir, makan-minum, tumbuh, beranak-pinak, dan berbuat kebajikan".

27. "Bersikap adillah sejak dalam pikiran. Jangan menjadi hakim bila kau belum tahu duduk perkara yang sebenarnya".

28. "Gairah kerja adalah pertanda daya hidup; dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut".

29. "Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya".

30. "Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan".

31. "Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah".

32. "Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada ketuaan, mereka dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi pada kemudaan impian itu".

33. "Kekuatan yang kita miliki mungkinlah tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tahu bahwa kita telah berusaha melawannya".

34. "Seperti halnya padi, semakin banyak isinya, harusnya semakin merunduk. Bukan semakin mendongak dan tak puas".

35. "Jangan jadi kriminil dalam percintaan-yang menaklukan wanita dengan gemerincing ringgit, kilau harta dan pangkat. Lelaki belakangan ini adalah juga kriminil, sedang perempuan yang tertaklukan hanya pelacur".

36. "Manusia pun bisa mengusahakan lahirnya syarat-syarat baru, kenyataan baru, dan tidak hanya berenang di antara kenyataan-kenyataan yang telah tersedia".

37. "Apa bisa diharapkan dari mereka yang hanya bercita-cita jadi pejabat negeri, sebagai apa pun, yang hidupnya hanya penantian datangnya gaji?"

38. "Setiap permulaan memang sulit. Dengan memulai setengah pekerjaan sudah selesai, kata pepatah.Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan".

39. "Aku tak jadi kaya karena pemberiannya. Mereka pun tak jadi kaya karena pemberianku. Itulah kebijaksanaan".

40. Barang siapa tidak tahu kekuatan dirinya, tidak tahu kelemahan dirinya. Barang siapa tidak tahu kedua-duanya, dia pusing dalam ketidaktahuannya".

41. "Sahabat dalam kesulitan adalah sahabat dalam segala-galanya. Jangan sepelekan persahabatan. Kehebatannya lebih besar daripada panasnya permusuhan".

42. "Seorang tanpa prinsip adalah sehina-hina orang manusia setengik-tengiknya".

43. "Tak ada orang yang tak suka pada pujian. Kalau orang merasa terhina karena dipuji, tandanya orang itu berhati culas".

44. "Kalau ada persatuan semua bisa kita kerjakan, jangankan rumah, gunung dan laut bisa kita pindahkan".

45. "Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya".

46. "Indahnya dunia ini jika pemuda masih tahu perjuangan!"

 

Sumber: Jagokata

Video Populer

Foto Populer