Bola.com, Jakarta - Ketua National Olympic Committee atau NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengusulkan kepada pemerintah agar dapat memberikan diskresi terkait karantina bagi para atlet yang datang dari luar negeri.
Diskresi yang dimaksud berupa kewenangan untuk menjalani karantina dengan kebijakan yang berbeda, di antaranya karantina dengan menerapkan sistem gelembung (bubble) yang biasa digunakan dalam kejuaraan olahraga, termasuk rangkaian Indonesia Badminton Festival di Bali, November-Desember tahun lalu.
Baca Juga
Menpora dan Ratu Tisha Respons Positif Seminar Olahraga Internasional di Bali yang Hasilkan Banyak Rekomendasi
Menpora soal Polemik Hosting Fee Rp219 Miliar MotoGP Indonesia 2024: Pasti Dibayar
Kemenpora Menjaring Atlet Muda untuk Asian Youth Games 2025 dan Youth Olympic Games 2026, Gelar Turnamen Bulutangkis Piala Menpora U-16
Advertisement
Oktohari menjelaskan kebijakan tersebut diperlukan karena keterbatasan akses latihan selama karantina panjang memengaruhi stamina dan performa para atlet.
"KOI melihat masa karantina sangat berdampak terhadap kebugaran atlet. Kami menerima masukan dari federasi olahraga nasional yang sempat menjalani karantina, akses mereka terbatas dan tidak bisa berlatih optimal. Selain karena tidak boleh keluar kamar, belum tentu di hotel karantina memiliki fasilitas latihan,” ujar Oktohari dalam siaran pers NOC Indonesia, Selasa (18/1/2022) malam.
Okto, sapaan akrab Raja Sapta, telah menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali tentang tindak biosecurity pencegahan penyebaran COVID-19 di Indonesia pada penyelenggaraan event olahraga Internasional di Indonesia serta keikutsertaan atlet-atlet Indonesia di setiap event olahraga Internasional.
"Kami menyampaikan kepada Menpora untuk adanya diskresi. Mereka tetap karantina, tetapi mungkin dengan sistem gelembung. Jadi atlet yang baru pulang dari pertandingan di luar negeri mereka bisa berlatih untuk menjaga kebugarannya karena tidak mungkin atlet tidak latihan berhari-hari,” ujar Okto.
“Diskresi karantina juga dibutuhkan bagi pelaku olahraga yang akan terlibat di event internasional, baik atlet, pelatih, ofisial, baik secara persiapan maupun ketika games times," sambung dia.
Indonesia memiliki agenda olahraga yang padat sepanjang tahun ini, di antaranya MotoGP, IESF 14th Esports World Championships, Piala Dunia Panjat Tebing, dan turnamen bulutangkis Indonesia Masters dan Indonesia Open.
Para atlet Merah Putih juga dijadwalkan mengikuti lima agenda multievent, yaitu SEA Games Hanoi (12-23 Mei), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September), serta Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember). Ada pula rencana Indonesia untuk menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanggapan Menpora
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menindaklanjuti usulan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) terkait diskresi karantina pelaku olahraga dari luar negeri. Menpora berjanji membawa usulan ini agar bisa dibahas di Rapat Terbatas, pekan depan.
Hal ini diungkapkan Menpora usai menggelar rapat bersama Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI Pusat) Marciano Norman, perwakilan federasi olahraga nasional, serta perwakilan Kementerian Kesehatan dan BNPB yang digelar hybrid di Wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Turut hadir pula dari NOC Indonesia, yaitu Sekretaris Jenderal Ferry Kono, Wasekjen II Wijaya Noeradi, serta Direktur Hubungan Internasional Lilla Hovard.
“Sesuai arahan BNPB, kami diminta menyampaikan surat kepada Presiden RI Joko Widodo aagar bisa dibahas di Rapat Terbatas dalam waktu dekat sehingga mereka memiliki landasan. Secapatnya saya akan sampaikan aspirasi stakeholder dan cabang olahraga (cabor) kepada Presiden,” kata Menpora dalam jumpa pers.
Advertisement