Sukses


Bilqis Prasista, Sang Putri Pasangan Legenda Bulutangkis, dan Kisah Ajaib di Piala Uber 2022

Bola.com, Bangkok - Perjalanan tim putri Indonesia di Piala Uber 2022 kandas di perempat final setelah kalah 0-3 dari China di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Kamis (12/5/2022). Namun, ada beberapa kisah manis yang layak dikenang dari kiprah para Srikandi Indonesia. 

Salah satunya kisah Bilqis Prasista, andalan Indonesia di sektor putri. Sebenarnya, agak terlalu dini menyebutnya sebagai andalan atau tulang punggung tim, karena faktanya Bilqis masih sangat muda, tepatnya berusia 18 tahun. 

Mengapa kiprah Bilqis bisa dibilang ajaib? Meski baru menjalani debut di Piala Uber 2022, hasil yang ditorehkan Bilqis bisa dibilang luar biasa. 

Dari empat kali turun bertanding di Piala Uber 2022, tiga laga penyisihan grup dan perempat final, Bilqis membukukan tiga kemenangan dan satu kali kekalahan. Satu kali kekalahan dialaminya di perempat final. 

Kemudian, dari tiga kemenangan yang ditorehkan, satu di antaranya sangat fenomenal, karena Bilqis Prasista berhasil menumbangkan pemain nomor satu dunia asal Jepang, Akane Yamaguchi! 

 

2 dari 6 halaman

Tiga Kali Menang dan Sekali Kalah

Bilqis mengawali kiprahnya di Piala Uber 2022 dengan turun sebagai tunggal ketiga saat melawan Prancis di Grup A. Dia berhasil mengalahkan France Yaelle dengan skor 17-21, 21-14, 21-18. 

Di laga kedua kontra Jerman, Bilqis lagi-lagi dipasang sebagai tunggal ketiga, yang tidak terlalu menentukan karena Indonesia sudah menang 4-0. Kali ini, Bilqis berhasil melibas Florentina Schoffski 21-12, 12-21, 21-17. 

Yang ketiga paling fenomenal. Dia dipercaya tampil sebagai tunggal pertama dan menantang pemain nomor satu dunia, Akane Yamaguchi. Pemain Jepang itu diprediksi bisa menang mudah. Namun, di luar dugaan dia dibuat pontang-panting oleh Bilqis dan menyerah dua gim langsung 19-21, 19-21. 

Akane benar-benar syok dengan kekalahan itu. Dia bahkan tak kuasa menahan tangis setelah pertandingan. 

Kekalahan itu memang benar-benar menyesakkan. Bayangkan saja, Akane adalah pemain ranking satu dunia, sedangkan Bilqis hanya menempati peringkat 333! 

 

 

3 dari 6 halaman

Resep Kemenangan Fenomenal Kontra Akane Yamaguchi

Setelah pertandingan, Bilqis mengungkapkan kunci kemenangannya atas Akane. Dia menyebut beberapa resep, salah satunya pesan dari orang tuanya tercinta. 

"Tadi strategi saya hanya bagaimana membuat dia lari terus. Juga saya harus siap tahan dan semangat," kata Bilqis menyebutkan dua resepnya mengalahkan Akane Yamaguchi. 

"Saya bisa membuat kejutan. Saya kan rankingnya masih jauh. Tetapi bisa menang atas Akane."

Resep lainnya adalah bermain tanpa beban dan tidak takut pada siapa pun lawannya. 

"Saya main tanpa beban. Saya yakin saja, di pertandingan, tidak ada yang tidak mungkin. Orang tua juga berpesan kalau ketemu siapa saja, jangan takut dan selalu yakin. Sebab tidak ada yang tidak mungkin sepanjang mau berusaha dan yakin kita bisa," imbuhnya. 

Pesan orang tua Bilqis sangat berharga. Apalagi orang tuanya juga sangat mengenal bulutangkis. Ternyata, ayah dan ibunda Bilqis adalah legenda bulutangkis Indonesia, Joko Suprianto dan Zelin Resiana. 

 

4 dari 6 halaman

DNA Bulutangkis dari Orang Tua

Joko Supriyanto, ayah Bilqis adalah pemain Timnas Indonesia pada era 1990-an. Prestasinya juga tidak main-main, yaitu menjadi juara dunia 1993 pada sektor tunggal putra. 

Joko Supriyanto punya ciri khas sendiri di lapangan. Dia tipe pemain yang tampil tenang saat bertanding, namun mematikan. 

Zelin Resiana, ibunda Bilqis, juga sosok penting di sejarah bulutangkis Indonesia. Dia menjadi bagian tim putri Indonesia yang menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. 

Artinya, DNA Bulutangkis tertancap kuat dalam dirinya. 

 

 

 

5 dari 6 halaman

Pelajaran Berharga

Setelah merampungkan babak perempat final Piala Uber 2022 kontra tunggal China, He Bing Jiao, Kamis (12/5/2022), Bilqis mengaku mendapatkan banyak pelajaraan berharga. 

Pada laga kontra pemain nomor 9 dunia itu, Bilqis kalah dua dalam tiga gim  21-19, 18-21, 7-21. Kemenangannya di gim pertama gagal dimanfaatkan dengan maksimal. 

"Jadi gim pertama sudah bisa main baik. Saya bisa narik-barik dia. Strategi mainnya berjalan baik. Dengan cara itu saya bisa menang," tutur Bilqis setelah pertandingan. 

"Gim kedua, saya kurang sabar. Inginnya cepat-cepat mematikan. Akibatnya kurang akurat dan banyak membuat kesalahan sendiri. Gim ketiga, kaki saya juga sudah berat. Fokus dan konsentrasi juga sudah mulai berkurang," imbuhnya. 

 

6 dari 6 halaman

Ingin Banyak Bertanding di Turnamen Level Kecil

Bilqis mengatakan hasil di babak perempat final itu menjadi bahan evaluasi bagi dirinya sendiri. Dia merasa sudah bisa bermain baik, tapi belum bisa menjaga konsistensi. 

"Main tanpa beban, menikmati pertandingan, dan yakin dengan kemampuan diri sendiri itu menjadi hal utama untuk bisa memenangkan pertandingan," kata dia. 

"Dari perebutan Piala Uber ini saya banyak mendapatkan pengalaman dan pembelajaran penting untuk karier saya ke depan."

"Saya harus berlatih lebih keras untuk meningkatkan kemampuan dan bisa banyak bertanding di turnamen level kecil dulu untuk mendongkrak rangking saya yang masih di 300-an," imbuhnya. 

Tetap semangat, dan selamat kembali berjuang Bilqis! 

 

Video Populer

Foto Populer