Pengertian Epilepsi, Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Berikut ini pembahasan mengenai epilepsi, yang perlu diketahui.

Bola.com, Jakarta - Epilepsi adalah gangguan kesehatan yang umum terjadi. Gangguan ini bisa menyerang segala usia, tetapi biasanya epilepsi dimulai saat masih anak-anak.

Epilepsi paling sering menyerang anak di bawah usia dua tahun dan orang dewasa berusia di atas 65 tahun.

Epilepsi merupakan suatu gangguan sistem persarafan sentral, di mana aktivitas dari otak menjadi abnormal.

Seseorang yang menderita epilepsi dapat menyebabkan kejang atau periode di mana seseorang mengalami perilaku abnormal, sensasi abnormal, dan terkadang hilangnya kesadaran.

Diketahui epilepsi adalah gangguan kesehatan yang tidak bisa disembuhkan. Hal ini berarti seseorang didiagnosis mengalami epilepsi akan memiliki gangguan kesehatan ini seumur hidupnya.

Itulah sedikit gambaran secara umum tentang epilepsi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pembahasannya, seperti disadur dari Klikdokter, Jumat (17/6/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Penyebab Epilepsi

1. Penyebab Epilepsi

- Genetik

Sebagian tipe epilepsi yang dikelompokkan berdasarkan tipe kejang yang dialami dan bagian dari otak yang terlibat, dapat dialami oleh lebih dari satu anggota keluarga.

Pada kasus-kasus tersebut, terdapat kemungkinan adanya pengaruh genetik yang terlibat. Para pakar telah mengasosiasikan beberapa tipe epilepsi dengan terdapatnya komponen genetik tertentu.

Namun, pada sebagian besar orang, genetik hanya sebagian dari penyebab epilepsi. Adanya gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang dapat mencetuskan timbulnya kejang.

- Trauma Kepala

Trauma kepala sebagai akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor atau cedera lainnya dapat menyebabkan epilepsi.

- Gangguan pada Otak

Gangguan pada otak yang menyebabkan terjadinya kerusakan otak, seperti tumor otak atau stroke, dapat menyebabkan terjadinya epilepsi. Stroke merupakan penyebab utama epilepsi pada orang dewasa di atas usia 35 tahun.

- Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi tertentu, seperti meningitis dan ensefalitis, dapat menyebabkan terjadinya epilepsi.

- Gangguan pada saat Kehamilan

Sebelum persalinan, janin sensitif terhadap kerusakan otak yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi dari ibu, nutrisi yang kurang baik, atau kekurangan oksigen. Kerusakan otak tersebut dapat menyebabkan terjadinya epilepsi.

- Gangguan Perkembangan

Epilepsi terkadang dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.

Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi adalah:

  • Usia
  • Riwayat keluarga
  • Cedera kepala
  • Stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya
  • Demensia
  • Infeksi pada otak
3 dari 4 halaman

Gejala dan Diagnosis Epilepsi

2. Gejala Epilepsi

Lantaran epilepsi disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal pada otak, kejang yang timbul dapat memengaruhi proses koordinasi pada otak. Tanda dan gejala dari kejang dapat mencakup:

  • Kebingungan yang sementara
  • Tatapan kosong
  • Gerakan kelojotan yang tidak terkendali pada tangan dan kaki
  • Hilangnya kesadaran
  • Gejala psikologis, seperti rasa takut, ansietas, dan deja vu

3. Penanganan Epilepsi

- Pengobatan

Sebagian besar orang dengan epilepsi dapat mengalami bebas dari kejang dengan mengonsumsi satu jenis obat antikejang, yang juga disebut sebagai obat antiepilepsi. Pada pengidap lainnya, terkadang penurunan frekuensi dan intensitas dari kejang dapat terjadi dengan mengonsumsi kombinasi beberapa jenis pengobatan.

Menentukan jenis pengobatan dan dosis membutuhkan evaluasi yang mendalam dengan dokter yang menangani penderita tersebut. Dokter dapat mempertimbangkan kondisi yang dialami, frekuensi kejang, usia, dan berbagai faktor lainnya saat mempertimbangkan pengobatan yang paling sesuai.

Beberapa efek samping yang dapat timbul dari pengobatan antikejang, tetapi cukup jarang, adalah rasa lelah, pusing, peningkatan berat badan, penurunan densitas tulang, ruam pada kulit, gangguan koordinasi, gangguan wicara, serta gangguan daya ingat dan proses pikir.

- Pembedahan

Saat pengobatan tidak lagi berhasil mengendalikan kejang, dokter dapat mempertimbangkan prosedur pembedahan. Pada prosedur tersebut, dilakukan pengangkatan area otak yang menyebabkan terjadinya kejang.

Dokter umumnya dapat mempertimbangkan untuk melakukan pembedahan apabila kejang berasal dari area otak yang berukuran kecil dan terdefinisi dengan baik. Atau bisa juga jika area tersebut tidak mengganggu fungsi vital seperti wicara, bahasa, fungsi motorik, daya lihat, atau pendengaran.

- Terapi

Selain pengobatan dan pembedahan, ada beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan untuk menangani epilepsi. Beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan adalah stimulasi saraf vagal, stimulasi otak dalam, dan sebagainya.

 

4 dari 4 halaman

Pencegahan Epilepsi

4. Pencegahan Epilepsi

Lantaran sebagian dari epilepsi tidak diketahui penyebab yang mendasarinya maka belum terdapat metode pencegahan yang terbukti efektif secara sepenuhnya untuk mencegah terjadinya penyakit ini.

Namun, pada epilepsi yang didasari penyebab tertentu, seperti cedera kepala atau stroke, hal ini dapat dicegah dengan mencegah terlebih dahulu penyebab yang mendasarinya.

Misalnya, cedera kepala dapat dicegah dengan menggunakan helm saat mengendarai sepeda dan sepeda motor, atau saat melakukan aktivitas dengan risiko cedera kepala.

Begitu pula dengan stroke, yang dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi gizi seimbang, menghindari merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil.

 

Disadur dari: Klikdokter.com

Yuk, baca artikel pengertian lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer