Sukses


Contoh-Contoh Khotbah Natal Berbagai Tema

Bola.com, Jakarta - Natal menjadi momen yang paling dinanti oleh umat Kristiani. Di hari tersebut, Sang Juru Selamat, Yesus Kristus, lahir ke dunia untuk menebus dosa manusia.

Bersamaan dengan itu, di hari Natalumat Kristiani akan berbondong-bondong menghadiri serangkaian ibadah Natal penuh sukacita. Khotbah menjadi satu di antara tata cara ibadah.

Khotbah juga bisa disampaikan dalam acara perayaan Natal yang biasanya diselenggarakan gereja-gereja untuk para jemaat.

Dalam momen tersebut, khotbah Natal merupakan satu di antara cara untuk menginspirasi umat Kristiani agar dapat merasakan kehangatan dan kasih sayang-Nya.

Nah, bagi kamu yang mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan khotbah Natal dalam rangkaian perayaan Natal, ada beberapa tema yang dapat dibawakan.

Berikut ini beberapa contoh khotbah Natal, dikutip dari laman Rubrikkristen, Selasa (20/12/2022).

2 dari 4 halaman

Jati Diri Yesus (Lukas 1:32-38)

Dalam setiap khotbah Natal, kita diingatkan tentang jati diri Yesus di dunia ini. Saat Malaikat Gabriel menampakan dirinya kepada Bunda Maria, dia menjelaskan tentang tiga jati diri Yesus.

A. Yesus adalah Anak Tuhan Maha Tinggi

Dalam iman Kristen, semua pengikut Yesus disebut sebagai anak Tuhan. Namun, dalam konteks Yesus, kita berbicara Anak Allah dalam makna keilahian.

Dalam Lukas 1 ayat 32a disebutkan, "Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya."

Dalam konteks keilahian, Malaikat Gabriel ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang turun ke dunia menjadi manusia.

B. Raja yang Kekal

Saat bertemu Maria, Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah raja yang kekal. Raja yang dimaksud Gabriel adalah raja dalam artian secara rohani, bukan politis.

Malaikat Gabriel juga mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan. Sayangnya, banyak orang Israel menyalahartikan janji Tuhan tersebut dengan mengira bahwa Mesias adalah raja untuk orang Israel saja.

C. Kekudusan Yesus

Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa anak yang akan dikandungnya adalah Kudus.

Dalam Lukas 1 ayat 35, berbunyi seperti ini, "Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah'."

Dalam ayat tersebut diartikan bahwa Yesus bukanlah anak yang dilahirkan dari hubungan suami istri.

Yesus lahir karena kehendak Tuhan. Melalui Maria, Tuhan hadir ke dunia dalam wujud Yesus Kristus.

Hanya Tuhan sendirilah yang dapat menjadi juru selamat umat manusia dan menghapuskan semua dosa.

Maka itu, dalam setiap khotbah Natal, kita akan selalu diingatkan tentang jati diri Yesus ini.

3 dari 4 halaman

Makna Natal yang Sesungguhnya (Lukas 2:8-15)

Setelah Yesus lahir, seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada para gembala yang sedang menggembalakan kambing domba mereka di padang Efrata, tidak jauh dari tempat kelahiran Yesus.

Malaikat tersebut memberitahukan kepada para gembala perihal kelahiran Sang Juruselamat di Betlehem.

Para bala tentara surga juga tampak sedang memuji-muji Tuhan.

Setelah para malaikat kembali ke surga, para gembala itu pun pergi ke Betlehem dan bertemu dengan bayi Yesus di palungan bersama kedua orang tua-Nya.

Dari kisah ini kita dapat belajar tentang tiga makna Natal (kelahiran Yesus) yang sesungguhnya.

A. Natal adalah Sukacita Besar (Ayat 10)

Peristiwa Natal lebih dari 2000 tahun yang lalu, adalah kabar sukacita bagi manusia.

Malaikat mengatakan kepada para gembala di padang Betlehem bahwa ia membawa kabar baik yang merupakan kesukaan besar.

Mengapa natal merupakan sukacita besar? Sebab manusia yang sedang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh seorang Juru Selamat yang baru lahir, Yesus Kristus, serta memberikan kita hidup yang kekal.

Itulah sebabnya para bala tentara surga bersukacita dengan nyanyian/puji-pujian saat peristiwa natal.

Kita patut bersukacita di hari Natal, dengan memuji-muji Tuhan yang berkenan datang ke dunia dan berdiam di antara manusia serta menyelamatkan kita dari dosa.

B. Natal adalah untuk Semua Orang (Ayat 10)

Natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa. Hal ini tampak dari pemberitahuan malaikat kepada para gembala di padang Efrata.

Malaikat tersebut mengatakan bahwa kabar yang dibawanya ditujukan bagi segala bangsa.

Jadi Natal ditujukan bukan hanya kepada bangsa Israel saja sebagai umat pilihan Tuhan, tetapi kepada semua bangsa di bumi.

Kita dapat mengundang setiap orang untuk menerima kasih Natal tersebut. Siapa saja yang mau percaya dan menerima bayi Natal, dapat turut merayakan Natal.

C. Natal adalah Kesederhanaan (Ayat 11-12)

Natal adalah kesederhanaan. Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibu kota Israel, Yerusalem, atau di ibu kota kekaisaran Romawi, Roma, tapi di kota kecil Betlehem.

Dia juga tidak lahir di istana yang mewah, tapi di dalam kandang hewan dan dibaringkan di dalam sebuah palungan, atau tempat makan ternak.

Kelahiran-Nya juga tidak diberitakan kepada para raja, bangsawan dan orang kaya, melainkan kepada para gembala yang sederhana.

Kita patut merayakan Natal secara sederhana, bukan dengan kemewahan, sebab peristiwa Natal yang pertama pun sangat sederhana.

4 dari 4 halaman

Respons yang Benar Saat Melihat Yesus (Lukas 2:25-35)

Ketika Yesus dibawa ke Bait Suci oleh orang tua-Nya pada masa pentahiran (40 hari setelah kelahiran), ada dua orang yang menyambut-Nya dan bernubuat tentang-Nya di hadapan orang banyak.

Mereka adalah Simeon dan Hana, yang dua-duanya telah berusia lanjut. Simeon adalah seorang Israel yang saleh dan menanti-nantikan Mesias.

Kepadanya Roh Kudus telah mengatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Juru Selamat.

Jadi ketika bayi Yesus dibawa ke Bait Suci, ia menatang bayi Yesus lalu berbicara dalam bentuk nubuatan.

Dari kisah Simeon yang menyambut bayi Yesus di Bait Allah serta dari kata-kata yang diucapkannya, kita dapat belajar dua hal tentang apa yang dilakukan Simeon.

A. Memuji Allah (Ayat 28)

Setelah Simeon datang ke Bait Allah dan bertemu dengan bayi Yesus, ia menatang-Nya sambil memuji Allah.

Alkitab tidak mencatat apa pujian yang dikatakan oleh Simeon. Namun, Simeon bersyukur kepada Allah karena dia telah benar-benar bertemu dengan Sang Juru Selamat yang dijanjikan oleh Roh Kudus untuk dilihatnya.

Kita patut bersyukur dan memuji-muji Allah yang telah memberi kita kesempatan untuk "melihat" Yesus.

Kita bersyukur dapat mengenal-Nya dan percaya kepada-Nya, sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi kita.

Setiap kali kita "melihat" Yesus dalam perayaan Natal, sudah seharusnya membuat kita memuji-muji Allah.

B. Merasa Puas dan Sudah Siap Meninggalkan Dunia Ini (Ayat 29-32)

Sementara Simeon menatang bayi Yesus, Simeon juga berkata kepada Allah agar Ia membiarkannya pergi, sebab ia telah melihat Sang Juru Selamat.

Yang dimaksud Simeon dengan "pergi", bukan pergi dari Bait Allah, tempat di mana ia sedang berdiri menatang bayi Yesus, tetapi pergi dari dunia ini.

Hal ini berarti bahwa Simeon telah merasa puas karena ia telah melihat bayi Yesus.

Dia merasa bahwa kerinduannya selama ini untuk melihat Yesus telah terpuaskan dan janji Roh Kudus kepadanya untuk bertemu Yesus telah tergenapi.

Karena itu, terlebih di usianya yang telah uzur, Simeon telah siap mati.

Orang yang telah "melihat" dan "bertemu" Yesus dalam hidupnya, seharusnya sudah terpuaskan melebihi kepuasan apa pun yang ada di dunia ini. Sebab, di dalam Yesus kita telah memiliki segalanya. Terutama, kita telah memiliki kehidupan kekal di surga.

Karena itu orang percaya sudah seharusnya tidak takut lagi untuk meninggalkan dunia yang fana ini, sebab ia akan mengalami kehidupan kekal bersama Kristus di surga.

 

Sumber: Rubrikkristen

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer