Sukses


5 Contoh Paragraf Narasi Sugestif Pendek yang Bisa Dipahami

Bola.com, Jakarta - Paragraf narasi sugestif merupakan jenis paragraf narasi yang mengisahkan suatu cerita hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi dari si pengarang.

Paragraf narasi sugestif juga bisa diartikan sebuah paragraf yang menggambarkan rangkaian suatu peristiwa yang tersusun sedemikian rupa guna merangsang khayalan pembaca atau pendengar.

Dari pemaparan di atas bisa disimpulkan, paragraf narasi sugestif bersifat fiktif. Jenis paragraf ini dapat ditemukan pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel.

Adapun tujuan dari paragraf narasi sugestif ialah untuk memberikan makna atas kejadian sebagai suatu pengalaman. Selain itu, paragraf narasi sugestif sering digunakan untuk menjelaskan sebuah proses suatu peristiwa.

Kemudian, bahasa yang digunakan lebih cenderung konotatif dan figuratif. Bahkan tak jarang menggunakan macam-macam majas dalam cepen.

Jika kamu penasaran seperti apa paragraf narasi sugestif, bisa menyimak contoh-contohnya pada artikel ini.

Berikut ini lima contoh paragraf narasi sugestif pendek yang bisa dipahami, dikutip dari laman Pendidikanpedia dan Blogbahasa-indonesia, Kamis (26/1/2023).

2 dari 6 halaman

Hari Pertama Masuk Sekolah

Hari ini adalah hari pertama Dimas bersekolah di SMA impiannya sejak dulu, yaitu SMAN 1 Indah Alam. Tentu saja karena ini adalah hari pertama, ia sangat bersemangat.

Dimas bangun pukul jam 4 pagi. Setelah bangun dan membereskan tempat tidur, Dimas bergegas ke kamar mandi. Kemudian ia melakukan salat subuh setelah azan berkumandang.

Setelah itu, ia mengenakan seragam barunya dan memeriksa tas sekolah beserta isinya yang sudah ia persiapkan sejak malam kemarin.

Meski biasanya tidak sarapan, kali ini ia mencoba untuk makan pagi untuk memulai hari barunya ini. Tepat pukul 6 pagi ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan pergi dengan senyum penuh harap ke SMAN 1 Indah Alam.

3 dari 6 halaman

Diskusi Tempat Wisata

Minggu depan, kelas Arsya akan menyegarkan diri dengan mengunjungi satu di antara tempat wisata kota. Sekolah memberikan kebebasan kepada setiap kelas untuk menentukan tujuan kegiatan.

Setelah pelajaran sejarah, Bu Ida, guru kelas Arsya, berdiskusi kecil-kecilan untuk menentukan tempat yang akan dikunjungi. Diskusi berlangsung selama 15 menit. Teman-teman Arsya memberikan pendapatnya masing-masing.

Mereka menyampaikan argumentasi mereka dengan alasan logis. Akhirnya opini mereka berkumpul di dua lokasi, yaitu Museum Cagar Budaya dan Cagar Hutan Hijau.

Bu Ida memilih satu satu dari dua tempat tersebut. Hampir tiga perempat teman Arsya memilih Cagar Hutan Hijau sebagai tujuan.

Bu Ida pun sependapat bahwa Cagar Hutan Hijau adalah tempat refreshing. Akhirnya diputuskan bahwa lokasi itu dipilih.

Teman-teman Arsya, yang memilih Museum Cagar Budaya, dengan ramah menyetujui keputusan tersebut.

4 dari 6 halaman

Membantu Nenek

Setiap akhir pekan, Indah selalu pergi mengunjungi neneknya. Rumah neneknya memang tidak jauh dari rumahnya. Oleh karena itu, ia bisa pergi secara rutin tiap akhir pekan.

Untuk menuju rumah neneknya, Indah mengayuh sepeda kesayangannya selama kurang lebih 20 menit saja. Di rumah, nenek memelihara banyak ayam.

Biasanya, ada seorang tetangga bernama Pak Bagus yang membantu nenek memelihara dan memberi makan ayam-ayam tersebut.

Saat hari itu, kebetulan Pak Bagus tidak dapat datang ke rumah nenek karena ia sedang sakit dan tidak enak badan.

Tentu saja dengan begitu banyak jumlah ayam yang dipelihara, nenek kewalahan jika harus mengurusnya seorang diri. Akhirnya Indah dengan semangat ikut membantu nenek di taman memberi makan ayam-ayam itu.

5 dari 6 halaman

Kesehatan

"Aduh, mulutku sakit, tidak bisa makan," ujar Shifa yang meringis kesakitan pada ibunya. Selama dua hari ini, nafsu makan Shifa berkurang karena sariawan. Ibunya berusaha menghibur Shifa dan mengingatkannya supaya mengurangi aktivitas bermain dan memperbanyak tidur siang.

Keesokan harinya, Shifa menuruti saran ibunya. Setengah jam setelah makan siang, Shifa beranjak ke tempat tidur dan beristirahat. Kebiasaan baik ini Shifa lakukan selama beberapa hari.

Benar saja, lambat laun sariawannya mengecil dan menghilang. Aktivitas Shifa kembali normal dan nafsu makannya makin meningkat.

Beberapa hari kemudian, sang ibu merasa keheranan. Sebenarnya, apa hubungan sariawan dengan tidur siang? Setelah menganalisis selama beberapa hari, rupanya kurang istirahat mengakibatkan sariawan yang merupakan "bawaan" dari ayahnya yang juga mengalami hal serupa.

Saat ayahnya terlalu banyak pekerjaan dan tidak istirahat yang cukup, pada saat itu sariawan bermunculan satu per satu pada mulutnya. Entah sugestif atau tidak, sejak saat itu jika ingin cepat sembuh dari sariawan, Shifa dan ayahnya memperbanyak durasi waktu tidur siang.  

6 dari 6 halaman

Kejujuran

Siang itu sepulang sekolah, Hayyin tak melewati jalan yang biasanya. Ia berbelok ke Jalan Sudirman yang terletak di sebelah kanan SD-nya karena ibu menyuruhnya membeli roti dan kue di Toko Bread Manise.

Begitu sampai di sana, ia segera memilih roti dan kue pesanan ibu. Aroma panggangan kue dari rumah produksi toko itu tercium hingga tempat kasir. Sangat lezat membuat lidah tak sabar untuk mencicipi.

Di kasir, Hayyin membayar roti dan kue yang dibelinya seharga Rp40 ribu. Ia mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan dan memberikannya kepada penjaga kasir. Setelah mendapatkan uang kembalian, ia langsung memasukkannya ke dalam tas.

Setiba di Jalan Hassanudin, Hayyin berhenti sebentar membeli es teler favoritnya. Saat ingin membayar, ia tertegun. Ada dua lembar uang sepuluh ribuan di tasnya kembalian dari penjaga kasir Toko Bread Manise. Ternyata petugas kasir kelebihan dalam memberikan uang kembalian.

Setelah membayar es teler, tanpa berpikir panjang ia kembali lagi ke Toko Bread Manise. Hayyin mengembalikan kelebihan uang kembaliannya tadi. Petugas kasir berterima kasih kepada Hayyin. Ia memuji Hayyin karena berwatak jujur.

 

Sumber: Pendidikanpedia, Blogbahasa-indonesia

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer