Sukses


Bacaan Doa Niat Puasa Pengganti Ramadan karena Haid, Lengkap dalam Tulisan Arab dan Latin

Bola.com, Jakarta - Bacaan doa niat puasa pengganti Ramadan karena haid perlu diketahui umat muslim perempuan. Seperti diketahui, perempuan yang sedang haid atau menstruasi tidak diperbolehkan melakukan ibadah tertentu, seperti puasa.

Di sisi lain, puasa Ramadan merupakan satu di antara ibadah yang wajib dijalankan dan tidak boleh ditinggalkan bagi umat Islam. Namun, ada beberapa kondisi yang diperbolehkan umat Islam tidak puasa, seperti saat haid dan sakit.

Nah, bagi umat muslim yang berhalangan puasa Ramadan karena kondisi tersebut harus menggantinya di hari lain di luar bulan Ramadan.

Adapun praktik puasanya sama seperti puasa Ramadan. Bedanya, hanya pada doa niat puasanya saja. Maka, niat puasa ganti Ramadan perlu diketahui, khususnya wanita.

Lantas bagaimana bacaan niat puasa ganti Ramadan karena haid dan hukumnya?

Berikut ini bacaan doa niat puasa pengganti Ramadan karena haid yang perlu diketahui, disadur dari Merdeka, Senin (5/6/2023).

2 dari 3 halaman

Hukum Membayar Puasa Ganti Ramadan

Sebelum membahas bacaan niat puasa ganti Ramadan, ada baiknya untuk mengetahui hukumnya terlebih dahulu. Hukum membayar utang puasa Ramadan adalah wajib.

Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 185, yang artinya:

"Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." (QS. Al Baqarah: 185)

3 dari 3 halaman

Bacaan Niat Puasa Ganti Ramadan

Adapun bacaan niat puasa ganti Ramadan yang bisa dipahami dan dihafal adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ

Artinya:

"Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah Swt."

Hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang hendak mengqadha puasa Ramadan juga wajib membaca niat puasa membayar utang puasa Ramadan di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.

Demikian diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:

ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya:

"Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadis Rasulullah saw., 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya'. Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadis." (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II)

 

Disadur dari: Merdeka.com (Reporter : Tantiya Nimas Nuraini. Published: 12/10/2022)

Baca artikel seputar doa lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer