Sukses


Cerita Pembalap Motocross Indonesia Latihan di Belgia: Vegetarian, Sedih Enggak Ada Orek Tempe

Bola.com, Jakarta Pembalap motocross Indonesia, Delvintor Alfarizi, menceritakan suka duka selama berlatih di Belgia. Sebagai vegetarian, ia mendapat tantangan mengatur pola makan.

Adel, sapaan akrabnya, merupakan crosser pertama dari Indonesia yang berlaga di MXGP 2023 sebagai peserta reguler. Pada 2019, ia juga pernah menyicipi persaingan MXGP melalui wildcard di seri Indonesia saat masih berusia 17 tahun.

Adel merupakan hasil binaan Astra Honda Racing Team (AHRT) yang bekerja sama dengan tim motorcross berpengalaman tingkat dunia yaitu JM Honda Racing, tim yang dikelola mantan crosser dunia asal Belgia, Jacky Martens.

Selama mempersiapkan balapan, pembalap berusia 21 tahun itu berlatih di Belgia, markas JM Racing.

Sebagai pembalap, Adel tak hanya mempersiapkan diri dengan latihan teknik, fisik, dan mental. Ia juga mengatur pola makan untuk mendukung balapannya.

 

 

2 dari 3 halaman

Vegetarian

Adel menjadi vegetarian sejak empat tahun silam. Ia merasa pola diet tanpa protein hewani kecuali telur sangat cocok untuk pembalap.

"Lebih ke recovery sih. Kalau protein nabati lebih cepat dicerna jadi pemulihan juga lebih cepat," kata Adel.

"Ya selain itu, saya merasa dari sisi emosional, menjadi vegetarian sangat mudah untuk mengontrol emosi, lebih lempeng saja rasanya, tidak meledak-ledak," katanya.

Adel mendapat wildcard di seri Samota tahun lalu yang berhasil finish di posisi 10 besar. Ia selalu tertantang bersaing dengan crosser-crosser MX2 terbaik di dunia.

3 dari 3 halaman

Masak Sendiri

Menjadi perantau di Belgia, Adel harus hidup secara mandiri, termasuk soal makan. Adel tak kesulitan karena jago memasak.

"Ya saya juga pernah punya usaha kuliner. Memang suka masak, nyoba resep-resep. Sebenarnya di keluarga juga tidak ada yang ahli kuliner, tapi saya memang senang memasak," lanjutnya.

Adel jago mengkreasi menu-menu yang berbahan dasar protein nabati seperti tahu dan tempe. Sayangnya, saat di Belgia, dia kesulitan untuk memasak karena keterbatasan bumbu.

"Nah di Eropa itu kesulitannya di bumbu sih. Orang Eropa bisa makan daging dan dada ayam dengan bumbu minimalis. Tapi untuk tahu dan tempe kalau minimalis ya bosan hahaha," ucapnya.

"Kalau di Indonesia, tempe bisa jadi orek yang enak, tahu juga banyak olahannya, misal pakai bumbu padang," katanya.

Video Populer

Foto Populer