Sukses


Apa Itu Istidraj? Ketahui Bahaya dan Cirinya bagi Umat Muslim

Bola.com, Jakarta - Istidraj adalah suatu kesenangan yang dirasakan oleh umat manusia, tetapi bukan berupa kasih sayang-Nya, melainkan sebuah hukuman dan jebakan.

Namun, banyak orang yang tidak menyadari bentuk kenikmatan yang diterimanya dari Allah Swt. berupa murka-Nya atau istidraj.

Istidraj dapat bermakna pemberian limpahan kenikmatan yang dirasakan dalam hidup untuk menjadikan seseorang lalai dan durhaka. Misalnya, diberikan kekayaan, kesehatan, ketenangan, dan kebahagiaan.

Istidraj akan mengantarkan seorang hamba-Nya kepada malapetaka yang lebih besar secara berangsur-angsur. Hal ini sesuai firman Allah Swt. dalam surah Al Qalam ayat 44.

"Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui."

Istidraj terjadi pada orang yang senang bermaksiat. Hal itu disebutkan dalam hadis.

"Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad)

Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu istidraj. Supaya lebih jelas, berikut ini rangkuman mengenai istidraj yang perlu dipahami umat muslim, dikutip dari laman an-nur.ac.id dan kemenag.go.id, Senin (30/10/2023).

2 dari 4 halaman

Bahaya Istidraj

1. Siksaan atau Azab hanya Ditangguhkan

Hakikat istidraj adalah sebuah siksaan, bukan sebuah nikmat. Meski, dalam penerimaannya berupa nikmat. Siksaan tersebut ditangguhkan dalam waktu yang lama sehingga sampai batas waktu yang telah ditetapkan.

Mengenai kapan terlaksananya tangguhan siksaan atau azab Allah Swt., ulama tafsir berbeda pendapat dan pandangan.

Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan bisa terjadi di dunia terlebih dahulu, kemudian disempurnakan di akhirat. Ada pula mufasir yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt. akan terlaksana di akhirat kelak.

Tujuan Allah Swt. menimpakan azab atau siksaan-Nya secara langsung saat di dunia kepada umat terdahulu adalah untuk menjadikannya sebagai peringatan dan pelajaran.

2. Terlalu Terlena dengan Kenikmatan hingga Tidak Bertobat

Jika seseorang terjebak dalam istidraj, mereka mungkin tidak merasa perlu atau tidak memiliki keinginan untuk bertobat. Hal ini dapat menghambat pertobatan dan perbaikan diri yang penting dalam agama Islam.

3 dari 4 halaman

Bahaya Istidraj

3. Semakin Tenggelam dalam Dosa dan Maksiat

Melansir dari kemenag.go.id, ada banyak tafsir dan hadis yang menyebutkan bahaya istidraj. Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan:

"Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka. Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian Kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan."

Selanjutnya, berdasarkan hadis dari ‘Uqbah bin 'Amir r.a., Rasulullah saw. bersabda:

"Dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR. Ahmad)

Syekh Zarruq berkata, "Wahai para murid, takutlah pada karunia-Nya untukmu berupa kesehatan, kelapangan, kucuran deras rezeki, dan aliran deras kekuatan baik material maupun spiritual di tengah kedurhakaanmu terhadap-Nya berupa kelalaian dan keteledoran".

(Lihat Syekh Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam fi Syarhil Hikam, Beirut, Darul Fikr, halaman 101)

4. Kehilangan Hidayah

Istidraj dapat membuat seseorang merasa puas dengan kehidupan mereka yang salah atau dosa, dan mereka mungkin kehilangan kesadaran akan kebenaran dan konsekuensi perbuatan mereka.

Mereka mungkin tidak lagi mencari kebaikan atau menjaga hubungan yang benar dengan Allah Swt. Istidraj dapat mengarah pada kehilangan petunjuk ilahi dan kesadaran spiritual.

Seseorang yang terjebak dalam istidraj mungkin tidak lagi merasakan dorongan untuk memperbaiki diri, mencari kebenaran, atau mengikuti jalan yang benar.

4 dari 4 halaman

Ciri Istidraj

  • Keimanan dan ibadah kita kepada Allah Swt. sedang menurun. Namun, kesenangan dan kenikmatan duniawi terasa makin melimpah dan mudah didapat.
  • Terus melakukan kemaksiatan, tetapi kesenangan dan kesuksesan justru makin melimpah.
  • Makin kikir justru harta makin melimpah.
  • Merasa hidupnya begitu tenang dan tenteram, meski tidak pernah menjalankan ibadah dan sering melakukan maksiat.
  • Merasa segala kenikmatan yang didapatkan di dunia semata karena usaha sendiri tanpa campur tangan Allah Swt.
  • Jarang terkena penyakit, walau sering melakukan perbuatan maksiat dan lalai beribadah.
  • Jarang ditimpa musibah, meski tidak pernah mengingat Allah Swt.

 

Sumber: an-nur.ac.id, kemenag.go.id

Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer