Bola.com, Nusa Dua - Indonesia berhasil mencapai target dua medali pada hari kedua IFSC Climbing World Cup 2025, Bali di Peninsula Island, Sabtu (3/5/2025).
Target ini sebelumnya diungkapkan oleh Ketum PP FPTI Yenny Wahid. Di nomor speed, dua perunggu berhasil diraih oleh NI Kadek Adi Asih dan juga Kiromal Katibin.
Baca Juga
Advertisement
Ini menjadi perunggu kedua dalam sepekan untuk Katibin. Sebelumnya ia berhasil meraih perunggu di IFSC Climbing World Cup 2025, Wujiang, China.
Di final, katibin berhasil mengalahkan kompatriotnya Raharjati Nursamsa dengan catatan waktu 4,81 detik.
Sedangkan Sam Watson berhasil meraih emas dengan catatan waktu 4,64 detik yang membuatnya memecahkan rekor dunia.
Untuk kadek Adi Asih, sukses meraih perunggu setelah mengalahkan atlet panjat tebing Korea Selatan Jeong Jimin dengan catatan waktu 7,27 detik. Emas berhasil diraih atlet panjat tebing Polandia, Aleksandra Miroslaw dengan catatan waktu 6,37 detik.
Perunggu ini terasa spesial bagi Adi Asih karena menjadi medali perdananya di IFSC Climbing World Cup. Selain itu, ini menjadi keikutsertaan perdananya di IFSC Climbing World Cup.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Evaluasi
Ditemui usai pertandingan, Adi Asih menjelaskan bahwa penampilannya kali ini bukanlah penampilan yang terbaik.
Meskipun demikian, ia cukup senang karena bisa mempersembahkan perunggu untuk Indonesia karena memang tidak ditarget apapun oleh pelatih di piala dunia kali ini.
"Tidak menyangka bisa mendapat perunggu disini. Perasaanya jelas bangga. Ada motivasi dari keluarga yang membuat saya fokus sampai sekarang," bebernya.
Namun ia tidak memungkiri bahwa ada sedikit beban bermain di Bali. Itu yang membuatnya gagal di semifinal. Saat itu Adi Asih gagal mencapai finish saat menghadapi Zhou Yafei.
Advertisement
Kiromal Katibin Terlalu Bersemangat
Ternyata, semangat berlebih tidak baik. Itulah yang dirasakan Kiromal Katibin. Ia menjadi tumpuan Indonesia di IFSC Climbing World Cup 2025, Bali.
Namun sayangnya ia gagal mempersembahkan emas dan hanya mampu meraih perak. Di semifinal sebenarnya peluang Katibin terbuka lebar ke final.
Saat menghadapi Ryo Omasa, ia sedikit tergelincir dan akhirnya didahului oleh atlet panjat tebing asal Jepang tersebut.
"Sebenarnya tidak ada grogi ya. Tapi di pikiran ini terlalu bersemangat sekali untuk pecah telur emas. Semangat berlebihan ini yang tidak bisa di kontrol saat pertandingan tadi," ujarnya.
"Sebenarnya bukan lawan siapa yang jadi terberat termasuk Sam Watson, tapi musuh terberat adalah diri sendiri," tutupnya.
Untuk ke depannya, ia masih memiliki target untuk medali di Asian Games 2026 dan menembus Olimpiade 2028, Los Angeles.