Sukses


Mengenal Lebih Dekat Tchoukball: Pertama Kali Lahir Nyaris 6 Dekade Lalu, Sekarang Berjuang Tembus SEA Games dan Olimpiade

Bali jadi tuan rumah kejuaraan dunia Tchoukball, ambisi masuk SEA Games hingga Olimpiade.

Bola.com, Denpasar - Tchoukball mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun nyatanya, olahraga ini sudah lahir sejak 1969 tepatnya di Swiss. Yang pertama kali mempopulerkan adalah Hermann Brandt, seorang dokter ahli Biologi.

Tchoukball sendiri menggabungkan olahraga basket, voli, bola basque, dan bola tangan. Olahraga ini dimainkan oleh 2 tim dengan masing-masing tim memainkan 5 pemain. Pemain mencetak poin dengan memantulkan bola ke rebounder atau sejenis trampolin kecil dan membuatnya memantul di lantai lapangan tanpa dicegat oleh tim lawan.

Sekarang olahraga ini sudah tersebar di 65 negara, salah satunya adalah Indonesia. Kebetulan juga, tahun ini Indonesia ditunjuk oleh FITB atau Federasi Internasional Tchoukball untuk menggelar 3rd World Beach Tchoukball Championship 2025.

Kejuaraan dunia ini berlangsung pada Kamis (7/10/2025) hingga Minggu (10/8/2025) di Pantai Seminyak, Bali. Sebanyak 15 negara ambil bagian. Negara-negara tersebut diantaranya Republik Ceko, Korea Selatan, Inggris, Thailand, India, Kamerun, Selandia Baru, Benin, China, Taiwan, Hong Kong, Thailand, Bangladesh, Makau, dan Singapura.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Prospek ke Olimpiade

Dari kejuaraan dunia di Bali inilah, mimpi Tchoukball untuk bisa masuk ke Olimpiade dimulai. Namun sebelumnya, Tchoukball harus populer dulu, setidaknya di kawasan Asia Tenggara. SEA Games 2029 yang berlangsung di Singapura, menjadi batu loncatan.

Tchoukball akan diperjuangkan untuk masuk menjadi salah satu cabor yang dipertandingkan secara eksebisi. Baru di SEA Games 2031 yang digelar di Indonesia, Tchoukball akan dipertandingkan secara resmi.

Presiden FITB Delane Lim menilai jalan untuk menuju Olimpiade masih panjang dan butuh perjuangan ekstra keras. “Di Asia Tenggara saja, baru enam negara yang memiliki federasi Tchoukball. Target jangka pendek kami adalah Tchoukball bisa dipertandingkan secara resmi di SEA Games, setelah itu perlahan bisa ke Olimpiade,” terangnya.

"Masuk ke Olimpiade tentu menjadi mimpi besar. Tapi langkah awalnya adalah pengenalan luas di Asia Tenggara," tambah pria asal Singapura tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Belum Jadi Bagian KONI, Sudah Dipertandingkan di FORNAS

Khusus untuk Indonesia, Tchoukball memang masih belum sepopuler olahraga lainnya. Bahkan masih kalah populer dari olahrga baru seperti padel, pickleball, atau frisbee. Namun Persatuan Tchoukball Seluruh Indonesia (PTBSI) masih berjuang agar olahraga ini masuk dibawah naungan KONI.

Sejak 2015, Tchoukball masih dibawah naungan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). Saat FORNAS VIII 2025 di NTB beberapa waktu lalu, Tchoukball masuk dalam olahraga yang dipertandingkan.

"Saat ini sudah ada 14 provinsi dalam struktur organisasi kami. Sepuluh di antaranya sudah aktif dalam pelatihan dan pertandingan," ucapnya. Dengan 14 provinsi yang sudah memiliki federasi, masih belum cukup untuk masuk menjadi bagian KONI karena butuh 50 persen provinsi di Indonesia.

"Kami berharap ke depan seluruh provinsi di Indonesia bisa memiliki pengurus dan aktivitas Tchoukball," tutupnya.

Video Populer

Foto Populer