Aturan Tak Tertulis soal Menjenguk Michael Schumacher Diungkap Sahabat Dekat

Sahabat mengungkap aturan ketat menjenguk Michael Schumacher.

Bola.com, Jakarta - Sahabat dekat Michael Schumacher mengungkapkan gambaran terbaru mengenai aturan ketat yang mengatur siapa saja yang diizinkan menjenguk legenda Formula 1 tersebut, lebih dari satu dekade setelah kecelakaan tragis yang mengubah hidupnya.

Lebih dari 13 tahun berlalu sejak Schumacher menjalani balapan terakhirnya di Grand Prix Brasil 2012 pada 25 November 2012.

Kendati sudah lama pensiun, namanya tetap menjadi satu di antara yang paling sering dibicarakan di dunia Formula 1.

Dengan koleksi tujuh gelar juara dunia dan 91 kemenangan Grand Prix, pembalap asal Jerman itu masih dianggap banyak pihak sebagai yang terbaik sepanjang masa.

Namun, setahun setelah gantung helm, Schumacher mengalami kecelakaan ski serius pada 29 Desember 2013. Insiden tersebut menyebabkan cedera kepala parah dan membuatnya sempat berada dalam kondisi koma.

Sejak saat itu, Schumacher tidak pernah lagi muncul di hadapan publik. Keluarga memilih menjaga privasi secara sangat ketat sehingga hanya segelintir orang yang diizinkan menjenguknya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

9 Orang Lingkar Dalam

Laporan Daily Mail sebelumnya menyebutkan bahwa hanya sembilan orang yang diperbolehkan menemui Schumacher, termasuk sang istri, Corinna, serta kedua anak mereka, Mick dan Gina-Maria.

Kendati demikian, detail pasti mengenai siapa saja yang masuk lingkaran tersebut tidak pernah diungkap secara terbuka.

Berbicara secara eksklusif kepada Sportbible melalui Metaspins Sport, Richard Hopkins, mantan Kepala Operasional Red Bull yang menjalin persahabatan dekat dengan Schumacher di lingkungan paddock, membagikan pemahamannya soal lingkaran kecil tersebut.

"Saya rasa cukup jelas. Hanya ada dua, tiga, atau empat orang yang kita ketahui. Mungkin ada orang lain," kata Hopkins.

"Michael memiliki persahabatan dengan orang-orang yang bukan pemilik tim Formula 1 atau pembalap. Jadi, saya yakin ada orang yang mungkin menemuinya, hanya saja kita tidak tahu karena kita tidak mengenal nama mereka," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Isu Pengaman Ketat

Hopkins juga menanggapi isu soal pengamanan ketat di sekitar Schumacher, terutama setelah mantan petugas keamanannya, Markus Fritsche, terseret dalam kasus pemerasan yang mengancam akan menyebarkan 'gambar medis yang sangat pribadi'.

"Saya yakin dia tidak dijaga oleh petugas bersenjata di depan pintu kamarnya," ujar Hopkins.

"Tapi, ada aturan yang cukup ketat, dan aturan itu tidak dibicarakan," imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa aturan tersebut dipahami secara tidak tertulis oleh banyak orang yang mengenal Schumacher.

"Saya tidak akan mencoba mengunjungi Michael karena saya tahu itu tidak akan terjadi, dan saya adalah salah satu dari ribuan orang yang berada di posisi itu, menyadari bahwa hal tersebut tidak mungkin," ucapnya.

"Jika Anda Jean Todt, persahabatan Anda sudah berada pada tingkat di mana itu bisa diterima. Saya tidak pikir ada aturan tertulis atau daftar nama. Itu hanya salah satu hal yang sudah diketahui," jelasnya.
4 dari 4 halaman

Kondisi Terkini Masih Misteri

Kondisi terkini Schumacher hingga kini masih menjadi misteri. Secara umum, dipahami bahwa ia kemungkinan tidak mampu berkomunikasi. Meski demikian, Hopkins mengungkapkan harapannya terhadap cerita-cerita yang pernah ia dengar.

Ia mengatakan ingin percaya bahwa Schumacher, yang kini berusia 56 tahun, masih dapat menyaksikan dan menikmati balapan Formula 1, meskipun dalam keterbatasan kondisinya.

"Ada laporan selama bertahun-tahun, dan saya tidak tahu apakah itu benar, bahwa dia menonton balapan dan bereaksi jika sesuatu terjadi di layar," ungkap Hopkins.

"Saya berharap itu benar. Tidak ada yang ingin berada dalam posisi seperti yang mungkin dialami Michael. Jika dia bisa menonton Grand Prix dan mendapatkan sedikit kebahagiaan dari sana, ketika Formula 1 adalah hidupnya, dan jika itu masih menjadi bagian dari hidupnya dengan cara seperti itu, maka saya berharap demikian," lanjutnya.

"Saya tidak tahu apakah itu benar, tapi saya sangat ingin percaya bahwa itu memang terjadi," katanya.

 

Sumber: Sportbible

Timnas Corner: Semua Tentang Timnas Indonesia
Timnas Corner: Semua Tentang Timnas Indonesia
Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer