Sukses


3 Alasan Mourinho Tak Akan Balik ke Real Madrid

Bola.com - Jose Mourinho resmi didepak Chelsea pada 17 Desember 2015. Setelah itu, para awak media mulai berspekulasi ke mana pelatih asal Portugal tersebut akan berlabuh. Sempat tersiar kabar jika Mourinho telah menjalin kontak dengan beberapa klub besar di Eropa.

Menurut pemberitaan media-media Spanyol, Mourinho kabarnya akan kembali melatih Real Madrid pada musim depan. Hal tersebut memang cukup beralasan. Sebab, The Special One adalah salah satu sosok pelatih yang mampu meruntuhkan hegemoni Barcelona dalam satu dekade terakhir.

Namun, performa gemilang yang mulai ditunjukan pelatih El Real saat ini, Zinedine Zidane, membuat hal tersebut sulit terwujud. Zidane berpeluang membawa armada Los Blancos menjuarai Liga Champions musim ini, setelah mampu menyentuh babak semifinal.

Akan tetapi, masih ada faktor-faktor yang membuat Mourinho tidak akan kembali ke Santiago Bernabeu pada musim depan. Apa sajakah?

1. Hubungan dengan para pemain

Cristiano Ronaldo dan Jose Mourinho saat masih berada di Real Madrid. (AFP/Pedro Armestre)

Mourinho kabarnya memiliki hubungan buruk dengan beberapa penggawa Los Blancos, seperti Sergio Ramos dan Cristiano Ronaldo. Kedua pemain sentral itu mulai buka suara, ketika pelatih berusia 53 tahun tersebut sudah tak lagi berada di Santiago Bernabeu.

Ketika itu, Ronaldo sempat berujar jika Mourinho memberikan atmosfer buruk di ruang ganti Madrid. Bahkan, peraih tiga trofi FIFA Ballon d'Or tersebut sempat menyebut jika Mou bukanlah temannya.

Sementara itu, Ramos juga tidak ragu mengkritik kebijakan Mourinho selama tiga musim menangani El Real. Kapten Los Blancos itu menyebut jika taktik dan metode yang digunakan Mourinho dinilai tidak cocok dengan karakter Madrid.

Bahkan, Ramos sempat mempertanyakan kebijakan Mourinho yang sering kali mengkritik para pemain Madrid secara terbuka. Alhasil, lantaran berbagai gejolak yang terjadi di ruang ganti Si Putih, membuat pelatih asal Portugal itu tidak bertahan lama di sana.

2. Deja Vu kesempatan kedua

Jose Mourinho saat melakukan sesi konferensi pers di pusat latihan Chelsea, beberapa waktu lalu. Menurut gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, sosok Mou akan cepat kembali ke Stamford Bridge. (Reuters/Tony O'Brien)

Beberapa pelatih sempat merasakan deja vu atau mengalami kejadian serupa, ketika kembali melatih klub lamanya. Sebut saja Kenny Dalgish (Liverpool) dan bahkan Mourinho sendiri.

Seperti diketahui, Dalgish sempat mengenyam sukses pada periode pertamanya melatih Liverpool (1985-1991). Kala itu, pria asal Skotlandia tersebut sukses merengkuh total enam trofi selama enam tahun berada di Merseyside.

Namun, King Kenny gagal pada era keduanya di Anfield (2011). Dia hanya bertahan selama semusim, karena dinilai gagal mengangkat performa Steven Gerrad dkk. Padahal, Liverpool saat itu bisa meraih Piala Liga Inggris.

Hal itu juga berlaku untuk Mourinho. Setelah menangani Chelsea untuk kali pertama selama tiga musim (2004-2007), The Special One kembali mengambil tongkak kepelatihan The Blues pada 1 Juli 2013.

Akan tetapi, Mourinho kembali harus menelan pil pahit saat kembali ditendang untuk kedua kalinya. Pemiliki Chelsea, Roman Abramovich, menilai pria asal Portugal itu telah gagal menangani The Blues. Alhasil, Mou harus menerima kenyataan buruk tersebut.

3. Media Spanyol

Mantan pelatih dan asisten pelatih Real Madrid, Jose Mourinho (kiri) dan Aitor Karanka (kanan). (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Mourinho sempat berujar, jika media-media Spanyol memperlakukannya dengan tidak adil. Bahkan, ketika dia masih menangani Los Blancos, kantor berita yang berbasis di kota Madrid seperti Marca dan AS, sempat mengkritik keras beberapa kebijakannya.

Padahal, Marca dan AS terkenal sebagai media yang pro-terhadap Los Merengues. Mungkin, salah satu alasanya adalah karena Mou sering kali melakukan aksi kontroversial. Hal itu tentunya menjadi "makanan empuk" para awak media.

Salah satu insiden yang paling diingat antara Mourinho dengan media, adalah saat bertemu Barcelona di ajang La Liga pada 16 April 2011. Ketika itu, pelatih yang menamai dirinya dengan sebutan The Only One tersebut sangat marah dengan sikap para wartawan.

Sebab sebelum pertandingan dimulai, Mourinho mencoba mendinginkan tensi laga dengan menyuruh asistennya yakni Aitor Karanka, untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan wartawan. Namun, hal tersebut justru membuat hampir seluruh jurnalis yang hadir kala itu melakukan aksi protes, dengan memilih walk-out dari konferensi pers.

Alhasil, setelah laga El Clasico tersebut berakhir dengan hasil imbang 1-1, Mourinho lantas mengatakan, "Apakah Anda direktur dari media AS? Jika bukan, saya tidak mau menjawab pertanyaan Anda. Sebab, Anda hanya mau berbicara dengan orang pertama. Jadi, saya hanya menyesuaikan dengan prinsip yang Anda buat. Maka, saya juga hanya mau bicara dengan direktur Anda."

"Saya tidak akan menghargai orang-orang yang tidak menaruh hormat kepada wakil saya. Padahal, dia (Karanka) memiliki semua kredibilitas untuk menjadi wakil saya dalam konferensi pers. Akan tetapi, kalian semua tidak menghargai dia," lanjut Mourinho.

Sumber: Berbagai sumber

Video Populer

Foto Populer