Sukses


5 Pemain yang Tak Kita Sadari Pernah Berkiprah di Barcelona, Salah Satunya Manajer Arsenal

Bola.com, Jakarta - Barcelona adalah salah satu klub paling sukses dalam sepak bola, terutama sejak pergantian abad. Bersama Real Madrid, Blaugrana memiliki trofi terbanyak (91) dari klub manapun di lima liga top Eropa. Jangan heran mereka jadi Tanah Perjanjian buat banyak pesepak bola top.

Pada tahun 2009, Barcelona berhasil memenangkan enam gelar di bawah asuhan Pep Guardiola. Itu termasuk treble pertama klub dan tiga trofi lainnya.

Enam tahun kemudian, Blaugrana menjadi klub pertama dalam sejarah olahraga yang memenangkan treble kedua. Meski mengalami penurunan selama beberapa musim terakhir, Barca masih tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.

Mempertimbangkan sejarah dan silsilah yang kaya dari Barcelona, beberapa pemain terbaik dalam sepak bola telah menghiasi klub selama bertahun-tahun.

Pemain-pemain seperti Johan Cryuff, Ronald Koeman, Ronaldo Nazario, Luis Figo, Ronaldinho, Xavi dan Lionel Messi telah mengenakan jersey Barcelona dan mengukir nama mereka dalam sejarah klub.

Namun, beberapa pemain lainnya menikmati kesuksesan yang lebih besar di tempat lain daripada saat mereka bermain di Barcelona. Berikut ini lima pemain di antaranya seperti dikutip Sportskeeda.

Video

2 dari 6 halaman

Mikel Arteta

Manajer Arsenal saat ini Mikel Arteta memulai karier profesionalnya di Barcelona. Namun, ia kesulitan menemukan kesempatan bermain di tim utama.

Setelah tiga tahun bersama Barcelona B, Arteta bermain di Paris St. Germain, Rangers dan Real Sociedad sebelum mendarat di Premier League. Ia berkembang menjadi gelandang yang bagus di Inggris.

Selama lebih dari 350 pertandingan di Everton dan Arsenal, mantan pemain Barcelona ini bersinar dalam peran deep-lying playmaker. Ia mencetak 51 gol dan membuat 44 assist.

Dalam sebuah wawancara, Arteta mengungkapkan bahwa dia meninggalkan Barcelona karena hanya mempunyai sedikit peluang untuk menembus tim utama.

"Saya bermain di Barcelona dan Guardiola dan Xavi berada di depan saya, itu situasi yang rumit. Saat itu saya berusia 17 tahun dan Luis Fernandez memanggil saya dari PSG untuk merekrut saya. Hari berikutnya saya sudah terbang ke Paris," kata Arteta.

3 dari 6 halaman

Juan Roman Riquelme

Juan Roman Riquelme dianggap sebagai salah satu playmaker terbaik dunia ketika di masa jayanya. Ia menunjukkan sihirnya di Boca Juniors dan Villarreal tetapi kesulitan membuat banyak pengaruh selama satu musim di Barcelona.

Riquelme tampil sangat mengecewakan di Camp Nou dengan hanya mencetak enam gol dan sembilan assist dalam 42 pertandingan. Ia dimainkan dalam peran yang tidak biasa di sisi sayap oleh manajer Barcelona saat itu Louis Van Gaal.

Riquelme yang frustrasi hanya menunjukkan sekilas kehebatannya dalam menguasai bola sebelum meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Villareal. Ia menemukan kembali permainan terbaiknya di sana.

Mantan pemain Barcelona Hristo Stoichkov melancarkan serangan pedas ke Van Gaal dalam menangani Riquelme.

"Dia tidak berhasil karena cara Van Gaal menempatkannya di lapangan. Namun demikian, tahun pertama di Barcelona, dia juga sangat menikmati," kata Stoichkov.

"Saya menikmati gol, operan, permainan, langkah-langkahnya, tetapi ketika seseorang datang yang menginginkannya untuk menciptakan satu hal dari sesuatu yang lain, itu tidak mungkin."

4 dari 6 halaman

Maxi Lopez

Maxi Lopez membuat debut yang mengesankan untuk Barcelona ketika dia mencetak gol dengan sentuhan pertamanya dalam pertandingan Liga Champions melawan Chelsea.

Namun, itu pencapaian terbaik Lopez di Barcelona. Dia hanya mencetak satu gol dalam 12 penampilan lagi di semua kompetisi sebelum meninggalkan klub setelah gagal menembus tim utama.

Lopez bermain untuk sejumlah klub selama kariernya - tepatnya 14 klub. Namun, ia kesulitan dengan konsistensi setelah mencetak kurang dari sepuluh gol untuk 12 klub.

5 dari 6 halaman

Ricardo Quaresma

Setelah menarik perhatian klub-klub top selama bertugas di Sporting Lisbon, Ricardo Quaresma tiba di Barcelona pada musim panas 2003 dengan banyak kemeriahan.

Namun, dengan semua tipu muslihat dan kehebatannya dalam menguasai bola, temperamen Quaresma ternyata menjadi musuh terburuknya. Selain itu juga ketidakkonsistenannya, etos kerja dan ketidakdisiplinan taktisnya.

Quaresma memiliki semua atribut di dunia untuk sukses di Barcelona: dia bisa bermain di kedua sayap; dia bisa menggiring bola, memberi umpan silang, dan menciptakan peluang bagi rekan satu tim; dan dia bisa merepotkan pertahanan lawan karena kecakapan, kecepatan dan kreativitasnya

Namun, itu bukan karena cedera dan perselisihan dengan manajer Barcelona saat itu Frank Rijkaard yang membuat Quaresma meninggalkan klub hanya setelah satu musim.

Pemain berusia 37 tahun, yang sekarang bermain untuk Vittoria Guimaraes, kemudian bermain di banyak klub top seperti Inter Milan, Porto dan Chelsea, tetapi ketidakkonsistenan tetap menjadi ciri khasnya dan mencegahnya untuk memenuhi potensi aslinya.

6 dari 6 halaman

Thiago Motta

Thiago Motta memulai karier profesionalnya di Barcelona pada musim panas 2001. Namun, cedera dan ketidakmampuan untuk masuk ke tim utama membuat sang pemain menjalani enam musim yang mengecewakan di klub.

Motta, yang bisa bermain di sejumlah posisi di lini tengah, hanya mencetak sepuluh gol di Barcelona sebelum ia pergi untuk bermain di Atletico Madrid, Genoa dan Inter Milan, di mana cedera terus berlanjut hingga merusak kariernya.

Selama enam musim bermain di Paris St. Germain, Motta menemukan konsistensi. Ia mencetak beberapa gol dari lini tengah dan memenangkan banyak gelar.

Sumber asli: Sportskeeda

Disadur dari: Bola.net (Aga Deta, Published 30/11/2020)

Video Populer

Foto Populer