Sukses


Liga Spanyol: Cerita Ketika Xavi Hernandez Hampir Membelot ke Real Madrid Karena Kemarahan Ayahnya

Bola.com, Jakarta - Barcelona dan Real Madrid adalah dua tim terbesar dan penuh sejarah panjang di Liga Spanyol. Kedua tim seolah menjadi dua kutub di sepak bola negeri Matador hingga berujung pada rivalitas sengit.

Publik sepak bola Spanyol pun mengenal rivalitas antara Barcelona dengan Real Madrid dengan istilah El Clasico. Setiap pertemuan kedua tim baik di masing-masing rumahnya selalu menyuguhkan permainan sengit dan panas.

Rivalitas kedua tim tidak hanya soal perlombaan gelar juara atau prestasi di luar Spanyol. Namun juga merembet ke pemain yang seolah anti untuk bertukar seragam alias menyeberang dalam kariernya.

Nama Luis Figo barangkali menjadi contoh bintang Barcelona yang menyeberang ke Los Blancos. Kepindahannya membuat fans Barca marah dan kecewa, hingga membuat sang pemain mendapat terror.

Ternyata nama Xavi Hernandeez juga nyaris mengalami nasib serupa dengan Luis Figo. Legenda besar Barcelona itu punya kesempatan untuk pindah ke Santiago Bernabeu  pada musim 1998-1999. Kini Xavi Hernandez merupakan pelatih Barcelona.

 

2 dari 5 halaman

Keluhan Ayah

Dalam sebuah pertandingan pada 10 Januari 1999, Barcelona menjamu Athletic Bilbao di Camp Nou dan pelatih mereka saat itu Louis Van Gaal memilih Pep Guardiola yang berpengalaman daripada Xavi Hernandez yang berusia 18 tahun.

Xavi Hernandez dalam kondisi bagus dan keputusan pelatih asal Belanda itu tampaknya dianggap melakukan keputusan yang tidak adil. Adalah ayah Xavi bernama Joaqiun yang kemudian mengeluh kepada Manuel Angel Romero, scout Real Madrid di Catalonia, saat itu.

"Mereka tidak tahu pemain apa yang mereka miliki, pemain apa Xavi, sepertinya mereka hanya melihat Pep," kata Joaquin kepada Romero.

"Besok jika Anda mau, ayo pergi ke Real Madrid."

Di sisi lain, Romero adalah sosok yang berhasil membawa banyak pemain Catalan berbakat ke Barcelona. Ketika ayah Xavi mengungkapkan kekesalannya atas keputusan Van Gaal, Romero menoleh ke Paco Jimenez, yang merupakan salah satu orang kepercayaan Vicente del Bosque, untuk memintanya memberi tahu Los Blancos.

"Saya berkata kepada Paco, apakah Anda mendengar? Beri tahu klub. Dia menatapku dengan sangat serius. 'Apa yang kamu inginkan? Mendapat masalah?,' kata Romero kepada MARCA.

3 dari 5 halaman

Takdir di Barcelona

Xavi masuk dari bangku cadangan dengan waktu setengah jam tersisa dan Barcelona memastikan kemenangan 4-2 atas Basques. Apa yang diinginkan Xavi dan keluarganya adalah sukses di Blaugrana dan insiden itu dengan cepat dilupakan.

"Tentu saja, saya akan merekrut Xavi. Saya berada di CE Mercantil dan saya ingin mengontraknya ketika dia masih sangat muda,” kenang Romero

“Kami berada di kategori yang sama. Xavi lebih kecil, tetapi dia sudah bermain dengan Alevin A. Dia hebat! Saya ingin mengontraknya. Saya berbicara dengan ayahnya, yang memiliki pertukangan logam dan kami berbicara tentang cara mendapatkan anak itu. untuk pergi dari Terrassa ke Sabadell.

4 dari 5 halaman

Pemain Istimewa

Romero juga mengungkapkan bahwa Xavi yang berusia sembilan tahun akan menawarinya laporan pengintaian mendalam tentang rival saat bermain di Terrassa (tim yang dibela Xavi saat masih belia).

"Tidak ada internet atau semacamnya. Ayah Xavi menelepon saya setiap hari Minggu, karena tim yang bermain melawan Terrassa akan bermain melawan kami pada minggu berikutnya. Ketika saya bertanya kepadanya, dia berkata: 'Tunggu, saya akan memberi Anda Xavi.”

"Dan [Xavi] memberi saya laporan yang sempurna. Dia menjelaskan segalanya tentang rival, pemain mana yang harus kami waspadai, bagaimana mereka melakukan pelanggaran, tendangan sudut. Luar biasa. Tentu saja, saya ingin [menandatangani] dia untuk Real Madrid, seperti yang dia inginkan untuk Mercantil," kenang Romero.

Sumber: Marca

5 dari 5 halaman

Yuk Tengok Posisi Barcelona di La Liga

Video Populer

Foto Populer