Sukses


    Aturan Disiplin ala Polisi di Klub Bhayangkara Surabaya United

    Bola.com, Surabaya - Usai meraih kemenangan di kandang Barito Putera, pelatih kepala Bhayangkara Surabaya United, Ibnu Grahan hanya meliburkan pemainnya sehari saja. Tim berjulukan The Great Alligator itu harus kembali latihan pada Senin (2/5/2016) sore di Lapangan Brigif 1 Marinir, Sidoarjo.

    Nyaris seluruh skuat Bhayangkara SU akan mengikuti sesi latihan tersebut. Hanya Rudy Widodo yang dipastikan absen karena izin pulang ke Pati untuk menemui anaknya yang sedang berulang tahun.

    Rudy rencananya baru kembali ke Surabaya pada Senin (2/5/2016) malam. Ia baru bisa mengikuti latihan pada Selasa (3/5/2016) sore. “Saya baru tiba di Pati Minggu (1/5/2016) malam. Lelahnya masih terasa setelah perjalanan udara dan darat. Saya sudah izin ke pelatih,” tuturnya.

    Kemenangan Bhayangkara SU pada laga perdana Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo tak membuat Ibnu terlena. Sang arsitek sengaja selalu mengondisikan anak buahnya siap tempur karena turnamen masih sangat panjang.

    Karena itu pula, Ibnu tak selentur sebelum turnamen berjalan. semua pemain wajib mengikuti latihan rutin selama tidak ada persoalan yang mengharuskan mereka absen. Semua pemain dituntut selalu dalam kedaan bugar, supaya mereka mampu bermain spartan sepanjang turnamen begulir.

    Apalagi kini Surabaya United telah melakukan merger dengan PS Polri. Mereka tentu harus lebih disiplin menyesuaikan nilai-nilai yang dimiliki Kepolisian Indonesia. "Nilai-nilai positif kedisiplinan yang dimiliki polisi kami terapkan di tim ini," tutur Ibnu.

    Ketatnya persaingan, serta kuatnya lawan-lawan yang akan mereka hadapi memaksa Bhayangkara SU harus memastikan semua pemainnya memiliki level yang sama. Hal ini bertujuan agar rotasi yang ia lakukan berjalan baik.

    “Dalam semusim saya tidak mungkin bisa menurunkan pemain yang sama secara terus menerus. Kita tidak tahu apa yang terjadi ke depan. Karena itu semua pemain harus siap diuturunkan kapan saja,” kata Ibnu Grahan.

    Antisipasi kemungkinan terburuk dianggap sangat penting mengingat hal ini pernah menimpa mereka di kompetisi ISL 2014.

    Kala itu, pelatih tim yang saat itu masih  menggunakan nama Persebaya, Rahmad Darmawan harus memutar otak lebih keras karena hampir sepanjang musim timnya dihantam badai cedera. Akibatnya mereka sulit bersaing dengan tim-tim papan atas karena stok pemainnya terbatas.

    Video Populer

    Foto Populer