Sukses


4 Momen Emas Karier Ronaldinho

Bola.com, Jakarta - Ronaldinho berencana pensiun dari dunia sepak bola pada akhir musim ini. Dinho, sapaan akrabnya, pernah merasakan ragam momen di lapangan hijau.

Pemain bernama lengkap Ronaldo de Assís Moreira ini mulai meniti karier profesional bersama klub asal Brasil, Gremio. Penampilan menawan, membuat Paris Saint Germain kepincut dan membawa Dinho ke Paris pada musim 2001-2002.

Sejak saat itu, namanya moncer berkat performa di lapangan, dan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Dua musim berselang, Barcelona yang saat itu tengah membangun kekuatan baru, memboyong Ronaldinho dengan banderol 32,25 juta Euro atau sekitar Rp 472 miliar.

Bersama klub asal Catalunya ini, sinar pemain kelahiran Porto Alegre semakin terang benderang. Ia berhasil menyabet lima gelar juara, termasuk satu trofi Liga Champions pada musim 2005-2006. Prestasi tersebut membuat Ronnie menuai gelar FIFA Ballon d'Or dua musim berturut-turut, yakni pada 2004 dan 2005. Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Eropa tahun 2005.

Selepas berbagai raihan prestasi yang ditorehkannya tersebut, secara perlahan Ronaldinho mengalami kemunduran performa yang membuatnya didepak dari Barca pada musim 2008-2009. AC Milan menjadi pelabuhan berikutnya, sebelum terbuang ke klub luar Eropa seperti Flamengo, Atletico Miniero, Queretaro, Fluminense dan terakhir Cienciano.

Berikut ini 4 momen spesial Ronaldinho selama berkarier di dunia sepak bola.

2 dari 5 halaman

1. Membuat Malu David Seaman

Laga perempat final Piala Dunia 2002 menjadi saksi kehebatan Ronaldinho. Saat itu skor partai Inggris kontra Brasil masih sama kuat 1-1. Memasuki menit ke-50 wasit membunyikan peluit tanda terjadinya pelanggaran sekaligus memberikan kesempatan tendangan bebas untuk Tim Samba.

Ronaldinho yang maju sebagai eksekutor melihat posisi David Seaman agak maju dari garis gawang. Ia mengirimkan bola ke arah tiang jauh lewat sebuah tendangan melambung pojok kiri atas. Seaman mati langkah dan gagal menyelamatkan gawangnya dari kebobolan.

Gol tersebut menjadi penentu kemenangan Brasil atas Inggris dengan skor 2-1. Hasil tersebut membuat Selecao maju ke babak semifinal. Pada akhirnya Tim Samba tampil sebagai juara di akhir turnamen.

3 dari 5 halaman

2. Standing Ovation dari Pendukung Real Madrid

Musim 2005-2006 adalah satu di antara momen yang paling diingat Ronaldinho. Sang pemilik gocekan maut ini menjadi aktor kunci kemenangan Barcelona, tiga gol tanpa balas atas Real Madrid.

Bersua Real Madrid di Santiago Bernabeu, Barcelona tampil lebih beringas dan mampu leluasa mengacak-acak pertahanan yang dijaga bek sekelas Sergio Ramos maupun Roberto Carlos.

Gol kedua ke gawang El Real mendapatkan perhatian tersendiri. Usai mengecoh beberapa pemain belakang Madrid, Dinho melepaskan tendangan menyusur tanah yang membuat Iker Casillas tak berkutik.

Beberapa saat setelah ia sukses mencetak gol, para pendukung Real Madrid terlihat berdiri sambil bertepuk tangan atas aksinya tersebut. Malam itu Dinho sukses menyihir Santiago Bernabeu dengan kemampuan dribel.

4 dari 5 halaman

3. Juara Liga Champions Bersama Barcelona

Ronaldinho menjadi inspirator kemenangan Barcelona atas Arsenal di final Liga Champions musim 2005-2006. Meski tak mencetak gol, ia berperan nyata membawa arah permainan El Barca.

Sempat tertinggal lebih dahulu lewat gol Sol Campbell, Blaugrana mampu membalikkan keadaan lewat Samuel Eto'o dan Juliano Belleti yang membuat skor akhir menjadi 2-1.

Ronaldinho dkk sukses mengakhiri penantian panjang Los Azulgrana dengan merebut gelar Liga Champions, setelah terakhir kali pada musim 1991-1992.

5 dari 5 halaman

4. Dua Gelar Ballon d'Or

Puncak kejayaan Ronaldinho terjadi ketika berhasil meraih gelar pemain terbaik dunia dua tahun berturut-turut. Masing-masing diperolehnya pada tahun 2004 dan 2005 ketika masih berseragam Barcelona. 

Pencapaian tersebut buah dari keberhasilan membawa Blaugrana berprestasi di kompetisi domestik dan Eropa. Ronaldinho membawa Barcelona menjuarai Liga Spanyol dua musim berturut-turut yakni pada 2004-2005 dan 2005-2006, serta trofi Liga Champions musim 2005-2006.

Raihan dua gelar Ballon d'Or secara beruntun menyamai prestasi legenda-legenda pesepakbola dunia lain seperti Johan Cruyff, Kevin Keegan, Karl Heinz Rummenigge, Michel Platini ataupun Marco Van Basten. 

Sumber: Berbagai sumber

Video Populer

Foto Populer