Rekor Aremania di 2015 Dipecahkan Petani dan Nelayan

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 21 Sep 2015, 11:00 WIB
Pedagang atribut sepak bola merapihkan dagangannya saat berjualan pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (19/9/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Malang - Vakumnya sepak bola di Indonesia dari kompetisi reguler baik di level ISL maupun Divisi Utama tidak hanya berpengaruh terhadap klub, pelatih, dan pemain. Para pedagang atribut di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang biasa meraih keuntungan lumayan, kini lebih sering gigit jari.

Jumlah penonton kandang laga Arema Cronus tak sebanyak di ISL musim sebelumnya, yang bisa mencapai 30 ribu orang setiap pertandingan. Diakui para pedagang, Piala Presiden bak oase di tengah padang gurun. Arema dan klub lain, serta pedagang yang masih ingin eksis, tak punya pilihan lain.

Advertisement

Totok Sugiyanto, pemilih toko di Kompleks Stadion Kanjuruhan bercerita, selama tak ada kompetisi mereka tetap membuka toko, sambil berharap ada suporter yang membeli jersey atau kaus-kaus khas Arema terbaru. Ia mengatakan, omzet menurun sekitar 70 persen saat Arema belum mengikuti Piala Presiden.

"Kami tidak mau menutup toko. Ya, mau bagaimana lagi wong ini sudah jadi pekerjaan utama. Masih ada yang membeli, meski intensitasnya tidak sesering bila ada kompetisi," kata Totok.

Beruntung, Totok dan pedagang lain di sekitar Kanjuruhan bisa menikmati penghasilan setiap akhir pekan karena sering digelar sejumlah agenda acara. Salah satunya, pada tahun 2014 Kanjuruhan menjadi tuan rumah Pekan Nasional Petani Nelayan XIV. Acara yang digelar oleh Kementerian Pertanian itu dihadiri 35 ribu orang.

"Acara itu paling besar di Kanjuruhan. Ya, cuma itu yang bisa memecahkan rekor penonton Arema," kata Totok.

Selain itu, para pedagang juga masih sibuk di akhir pekan dengan acara-acara yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Malang, perusahaan-perusahaan, dan cabang olahraga lain. Biasanya, setiap Minggu sering digelar jalan sehat, sepeda santai, dangdut, dan lomba lari kecil-kecilan.

"Lumayan, sebab kami tidak hanya menjual jersey Arema, tapi ada kaus khas Malang, tas, pulsa, minuman segar, dan lain sebagainya," ucapnya.

Totok Sugiyanto, pedagang di Kompleks Stadion Kanjuruhan tak menutup toko meski Arema tidak bertanding. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Hal sama dialami Sumarni, pedagang makanan dan minuman. "Kalau ada acara jalan sehat atau dangdut masih lumayan, tapi di hari-hari biasa sepi," ujarnya.

Lalu, apa jadinya bila tahun ini tak ada ISL? Para pedagang saat ini tak mau memikirkan hal itu. Mereka berharap segera ada kepastian kompetisi, sambil menuntaskan perjuangan Arema di turnamen Piala Presiden.

"Kami berharap Arema lolos ke final sehingga memperpanjang napas kami untuk berdagang di sini," timpal Muji Harto, pedagang atribut yang mangkal di pinggir jalan sebelum masuk area stadion.

Di turnamen Piala Presiden 2015, penonton laga Arema yang terbanyak pada Sabtu (19/9/2015), saat Cristian Gonzales dkk. mengalahkan Bali United Pusam 2-1 pada leg pertama babak perempat final. Sebanyak 20.249 penonton hadir di Stadion Kanjuruhan. Jumlah penonton di laga itu masih kalah bila dibandingkan dengan peserta yang menghadiri Pekan Nasional Petani Nelayan XIV 2014.

Akan tetapi, sejauh ini rekor penonton terbesar di Stadion Kanjuruhan masih terukir kala Arema menghadapi Persipura Jayapura di ISL 2013. Saat itu markas Singo Edan yang berada di luar kota Malang itu dipadati sebanyak 36 ribu penonton.

Baca Juga :

Jersey Baru Bawa Hoki untuk Arema Cronus?

Kick-off Piala Kemerdekaan di Solo: Tukang Jersey Bergembira

Kisah Haru Pegadang Jersey dan Syal saat Roda Kompetisi Terhenti