6 Pesepak Bola Muda Indonesia yang Pernah Trial di Jepang

oleh Aning Jati diperbarui 29 Des 2015, 13:00 WIB
Enam pemain muda Indonesia yang berkesempatan menjalani trial di Jepang. (Bola.com/Samsul Hadi)

Bola.com, Jakarta - Sejak 2013 pesepak bola Indonesia mendapat kesempatan menjalani trial atau seleksi di Jepang. Kesempatan itu datang atas undangan J-League dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Jepang (JPFA).

J-League, yang memiliki salah satu misi mendekatkan J-League kepada penggemar si kulit bundar di kawasan Asia Tenggara, membidik cara dengan menarik para pemain muda berkualitas dari regional itu untuk dibawa bermain ke kompetisi mereka.

Tidak hanya Indonesia, negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Singapura, bahkan Timor-Leste juga mendapatkan kesempatan serupa.

Para pemain pilihan yang mayoritas masih berusia muda, diberi kesempatan untuk memikat para petinggi klub, pemandu bakat, dan tim pelatih yang hadir di sesi trial selama satu hari yang rutin diadakan JPFA setiap tahun. Biasanya seleksi itu digelar di musim dingin, periode bulan Oktober akhir-Desember, atau saat kompetisi domestik musim itu sudah mulai berakhir.

Seleksi yang dikuti puluhan hingga ratusan pemain itu jadi salah satu agenda JPFA untuk membantu anggotanya, terutama yang belum mendapat klub atau yang masa kontraknya sudah habis agar bisa direkrut karena seleksi itu dihadiri perwakilan klub dari berbagai level. Mulai J1-League hingga kasta terendah.

Khusus untuk pemain dari ASEAN yang diundang, biasanya tidak hanya menjalani seleksi. Sebelum trial pada waktu yang sudah ditentukan, mereka bergabung bersama klub kontestan J-League, baik di level J1-League maupun J2-League.

Para pemain mendapat kesempatan digembleng dari sisi teknis dalam sesi latihan rutin bersama klub bersangkutan. Tetapi tidak hanya dari sisi teknis, mereka juga beradaptasi dengan kehidupan Jepang dalam masa orientasi singkat itu. Bila semuanya oke, bisa saja klub itu tertarik dan langsung memberi penawaran kontrak.

Namun, kesempatan bagus bagi pesepak bola Indonesia itu terhenti pada tahun ini. Pada 2015 ini Indonesia tidak lagi mendapat undangan mengirimkan pemain muda terbaik menjalani tes di Negeri Sakura. Padahal, Singapura, Thailand, dan Vietnam tetap mengirimkan pemain terbaik tahun ini.

Beberapa waktu lalu, sejumlah nama seperti Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, dan Adam Alis sempat muncul dan disebut bakal menjalani trial ke Jepang. Tetapi, hingga pengujung 2015, kabar itu tidak terwujud.

Lantas siapa saja pesepak bola muda Indonesia yang pernah mencicipi trial di Jepang? Berikut rangkuman dan cerita singkat mereka:

Andik Vermansah jadi yang pertama menjalani trial di Jepang sejak 2013.

1. Andik Vermansah

Andik Vermansah menjadi pemain pertama di Indonesia sejak 2013 yang menjalani trial di Jepang. Keberangkatan Andik ketika itu sudah disertai ekspektasi tinggi pemain lincah itu bakal berkarier di kompetisi J-League. Anggapan itu tidak salah karena selama bergabung dengan Ventforet Kofu, yang saat itu tampil di kasta tertinggi J-League, Andik tampil memukau.

Kehadirannya selama sepekan 4-10 Oktober 2013, mendapat sambutan hangat serta jadi buah bibir di Kofu, yang merupakan ibu kota prefektur Yamanashi.

Petinggi Ventforet Kofu pun sempat melayangkan tawaran pada Andik untuk bergabung, tetapi kabar menyebut ketidakcocokan mengenai besaran nilai kontrak jadi alasan kedua pihak tidak menemui kesepakatan. Andik, yang saat trial di Jepang berusia 22 tahun, kini bergabung bersama Selangor FA di kompetisi Malaysia.

2. Irfan Bachdim

Pemain selanjutnya yang mendapat kesempatan seleksi adalah bintang Indonesia di Piala AFF 2010, Irfan Bachdim. Sebelum beraksi di depan puluhan petinggi klub dan pemandu bakat, Irfan berkesempatan menjalani latihan serta dites di Ventforet Kofu.

Irfan berada di Jepang sekitar seminggu lamanya, pada medio Desember 2013. Ketika itu usianya sudah mencapai 25 tahun. Namun, rezeki tak ke mana. Kofu menyatakan minatnya menjadikan Irfan sebagai salah satu amunisi mengarungi J1-League 2014.

Irfan Bachdim dengan kostum Consadole Sapporo (Twitter)

Kesepakatan terjalin antara kedua belah pihak. Pada 27 Januari 2014, Irfan diperkenalkan secara resmi jadi bagian Ventforet Kofu. Hanya, sepanjang musim pemain kelahiran 11 Agustus 1988 itu nyaris tak pernah dimainkan.

Setahun berada di Kofu, Irfan hijrah ke Consadole Sapporo, konstestan J2-League. Di sana ia memiliki lebih banyak kesempatan bermain bila dibandingkan dengan kala di Kofu. Di akhir musim 2015, ayah dua anak itu mendapat perpanjangan kontrak selama satu tahun bersama Consadole.

Advertisement

3. Syakir Sulaiman

Syakir Sulaiman menjalani tes bersama dengan Irfan Bachdim pada 13-17 Desember 2013. Namun, berbeda dengan Irfan yang akhirnya digaet Ventforet Kofu, Syakir yang juga dites di klub yang sama, tidak jadi bermain di Jepang. Meski, ia sebenarnya mendapatkan tawaran dari Ehime FC, kontestan J2-League.

Syakir, yang berangkat ke Jepang dengan modal sebagai Pemain Muda Terbaik di ISL 2013, memilih menerima tawaran klub Indonesia, Sriwijaya FC. Pemain yang berusia 21 tahun saat menjalani trial itu mengaku tidak menyesal dengan pilihannya.

Sebagai catatan, Ruben Sanadi juga mendapat undangan trial di Jepang berbarengan dengan Irfan dan Syakir. Namun, Ruben tidak memenuhi undangan itu karena dikabarkan sudah mengikat kontrak dengan Persipura Jayapura.

Pesepak bola muda Indonesia, Gavin Kwan Adsit, menjalani trial di FC Tokyo pada akhir Agustus 2014. (Instagram)

4. Gavin Kwan Adsit

Di tahun 2014, tepatnya pada akhir Agustus, nama Gavin Kwan Adsit mencuat ke pentas sepak bola Indonesia. Hal itu disebabkan keikutsertaannya dalam uji kemampuan di klub kontestan J1-League, FC Tokyo.

Gavin menjalani trial selama satu pekan di FC Tokyo. Statusnya sebagai kapten Timnas Indonesia U-18 saat menjuarai turnamen invitasi HKFA di Hong Kong pada 2013 serta pengalamannya di liga junior Rumania dan Jerman jadi modal Gavin memikat petinggi dan tim pelatih FC Tokyo.

Akan tetapi, pemain yang baru berusia 18 tahun saat menjalani tes di FC Tokyo itu gagal mendapatkan tawaran. Namun, empat bulan kemudian, tepatnya pada awal Desember 2014, pintu kembali terbuka untuknya. Ia diagendakan menjalani trial lagi dengan sebelumnya menjalani latihan bersama Jubilo Iwata, klub peserta J2-League.

Tetapi, peluang itu gagal dimaksimalkan Gavin karena ia justru jatuh sakit beberapa hari jelang trial yang digelar JFKA di Fukuda Denshi Arena, markas klub JEF United Ichihara Chiba. Alhasil, pemain kelahiran 5 April 1996 ini batal bermain di kompetisi Jepang untuk kedua kalinya.

Gavin terakhir kali membela Persipasi Bandung Raya di Piala Jenderal Sudirman (PJS). Selepas kiprah PBR di PJS terhenti, Gavin mengikuti seleksi di Persib Bandung. Ketidakjelasan agenda klub Maung Bandung memaksa agen Gavin, Muly Munial, menariknya dari seleksi di Bandung.

5. Syamsir Alam

Syamsir Alam jadi satu dari dua pemain muda Indonesia yang memiliki kesempatan menunjukkan bakat di depan petinggi klub, pemandu bakat, serta pelatih klub-klub Jepang pada awal Desember 2014. Selain Syamsir, ada pula Ryuji Utomo.

Selama sepekan, pemain lulusan SAD Uruguay itu berada di Negeri Sakura bersama Ryuji. Keduanya berlatih singkat di Jubilo Iwata sebelum beraksi dalam trial yang digelar di Fukuda Denshi Arena, Chiba.

Hingga kepulangan kembali ke Tanah Air dan beberapa minggu setelah trial, tidak ada klub yang menyatakan ketertarikan pada mantan pemain Atletico Penarol, CS Vise, dan DC United itu.

Di awal musim 2015, pemain yang saat menjalani seleksi di Jepang berumur 22 tahun itu dan baru dilepas Sriwijaya FC itu, bergabung dengan Persipasi Bandung Raya. Hanya saja, terhentinya ISL 2015 membuat kiprah Syamsir di pentas sepak bola Indonesia untuk sementara juga vakum.

Ryuji Utomo duel udara dengan Kim Kurniawan (kanan) saat latihan bersama Munial Sports Group di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Ryuji pernah trial di Jubilo Iwata. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

6. Ryuji Utomo Prabowo

Satu lagi pemain yang mendapat kesempatan menjalani uji kemampuan di Negeri Sakura adalah Ryuji Utomo. Ketika menjalani seleksi, Ryuji berusia 19 tahun dan belum memiliki pernah memiliki klub profesional.

Pengalamannya datang kala membela Timnas U-19 era Indra Sjafri serta berrbagai prestasi di level junior lainnya. Akan tetapi, modal itu tidak cukup untuk memikat Jubilo Iwata maupun klub lain di J-League.

Sekembali dari Jepang, Ryuji serta Gavin bergabung dengan Mitra Kukar berlaga di ISL 2015. Hanya, terhentinya ISL 2015 membuat keduanya memilih meninggalkan klub berjulukan Naga Mekes itu.

Gagal bermain di Jepang tak mematahkan ambisi Ryuji berkarier di luar negeri. Pada medio Agustus 2015 ia terbang ke Bahrain dan bergabung bersama klub Divisi Dua di negara itu, Al Najma. Ryuji Utomo dikontrak selama satu tahun dan sejauh ini penampilannya tidak mengecewakan dengan masuk sebagai pemain inti.