FIFA Bisa Perpanjang Hukuman PSSI hingga 2017

oleh Muhammad Ridwan diperbarui 08 Jan 2016, 09:30 WIB
Aktivitas PSSI masih tidak berjalan normal karena status pembekuan oleh FIFA. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Sekjen PSSI, Azwan Karim, berharap Indonesia bisa terlepas dari sanksi FIFA sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) induk sepak bola dunia tersebut pada 26 Februari 2016. Sebab menurutnya jika konflik PSSI dan Kemenpora tak bisa diselesaikan pada saat KLB FIFA, Indonesia terancam dapat hukuman baru pada saat kongres tersebut.

Saat ini, status sanksi dari FIFA bisa dicabut kapan saja. Asalkan stakeholder sepak bola Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan otoritas tertinggi sepak bola sejagat membekukan sementara status keanggotaan PSSI.

Advertisement

"Sesuai aturan yang ada bila saat kongres sanksi terhadap Indonesia belum dicabut, maka hukuman tersebut baru bisa dicabut lagi pada kongres berikutnya. Artinya paling cepat sepak bola Indonesia terbebas dari sanksi paling cepat pada 2017," terang Azwan Karim ke bola.com pada Kamis (7/1/2016) malam.

"Semoga sebelum kongres sanksi sudah bisa dicabut. Jika sanksi diperpanjang pelaku sepak bola Tanah Air kian menderita," imbuhnya.

FIFA akan menggelar KLB untuk memilih Presiden baru, setelah Sepp Blatter mengundurkan diri karena terjerat korupsi di Zurich, Swiss. Selain memilih presiden anyar, induk sepak bola dunia itu juga akan membahas soal sanksi terhadap Indonesia dan beberapa negara anggota lainnya dalam KLB.

Seperti diketahui FIFA menjatuhkan sanksi untuk Indonesia pada 30 Mei 2015. Hukuman itu dijatuhkan karena adanya intervensi pemerintah terhadap PSSI. Hal ini bertentangan dengan statuta yang di FIFA, sehingga Indonesia disanksi.

Akibat hal tersebut Timnas Garuda tidak bisa mengikuti berbagai ajang internasional yang berada di bawah naungan induk sepak bola dunia tersebut. Indonesia juga tidak bisa mengikuti program pengembangan FIFA dan AFC seperti training dan kursus-kursus selama masa sanksi.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, FIFA mendatangi Indonesia pada bulan awal bulan November 2015. Setelah itu organisasi yang mempunyai 208 anggota ini memutuskan untuk membentuk Tim Ad-Hoc agar bisa membenahi masalah sepak bola nasional. Tim ini dihuni perwakilan PSSI, pemerintah Indonesia, stakeholder sepak bola nasional, dan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI).

Ironisnya sampai saat ini Tim Ad-Hoc masih terlihat belum solid. Kemenpora belum juga bergabung dengan alasan yang tak jelas. Belakangan APPI bersikap main aman dengan seringkali absen dalam sesi rapat yang digelar tim yang diketuai mantan Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar tersebut.