FIFA Ballon d'Or, Penghargaan Pilih Kasih FIFA

oleh Pramuaji diperbarui 11 Jan 2016, 18:31 WIB
Mantan pemain tim nasional Italia, Fabio Cannavaro, meraih penghargaan Ballon d'Or 2006. (AFP/Franck Fife)

Bola.com, Jakarta - Ajang penghargaan tertinggi bagi pesepak bola dunia, FIFA Ballon d’Or edisi 2015 akan segera dilangsungkan. Semua mata akan tertuju pada sebuah tempat bernama Kongresshaus, Zurich, Selasa (12/1/2016) dini hari WIB.

Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Neymar menjadi tiga nomine utama kali ini. Jika menang, Ronaldo akan menyamai perolehan empat gelar milik Messi. Di sisi lain, Neymar baru kali ini masuk sebagai nominne utama untuk menyaingi dua seniornya itu. Sementara itu, bagi Messiah (julukan Messi), kemenangan pada edisi 2015 akan semakin menegaskan superioritas dalam penghargaan yang merupakan hasil ‘merger’ antara FIFA World Player of the Year dan L’Equipe Ballon d’Or ini.

Advertisement

Namun, jika ditelaah secara rinci, ada indikasi bahwa penghargaan FIFA Ballon d’Or terkesan "pilih kasih". Melihat daftar pemain yang memenangkan penghargaan dan masuk sebagai tiga nomine utama dalam 20 edisi terakhir, tampak bahwa sebagian besar pemain tersebut adalah pemain berkarakter menyerang.

Para pemain belakang dan kiper jarang mendapatkan gelar pemain terbaik dunia. (dok. Labbola)

Pemain yang ditandai warna biru pada tabel di atas merupakan pemain bertipe bertahan dalam 20 edisi terakhir. Hanya dua pemain bertipe bertahan yang pernah memenangkan FIFA World Player of the Year dan Ballon d’Or. Fabio Cannavaro memenangkan kedua penghargaan tersebut pada 2006, sedangkan Mathias Sammer memenangkan Ballon d’Or pada 1996. Sisanya, hanya ada tiga penjaga gawang dan dua pemain bertahan dalam daftar tersebut, yakni Gianluigi Buffon, Oliver Kahn, Manuel Neuer, Paolo Maldini, dan Roberto Carlos.

Cannavaro "harus" membawa Italia memenangkan Piala Dunia 2006 dengan penampilan mumpuni sebelum akhirnya menyandang gelar pemain terbaik dunia. Sedangkan Sammer memenangkan Ballon d’Or 1996 karena membawa Jerman menjuarai Piala Eropa 1996 di Inggris.

Kahn masuk nominasi pada 2001 setelah membawa FC Bayern menjuarai Liga Champions, sementara pada 2002 membawa Jerman ke final Piala Dunia. Buffon masuk nominasi pada 2006 setelah menjadi juara dunia, situasi yang sama terjadi kepada Neuer pada tahun 2014.

Maldini masuk nominasi pada 1995 dan 2003 karena keberhasilannya membawa AC Milan ke partai puncak Liga Champions pada kedua tahun tersebut. Sementara Roberto Carlos masuk nominasi pada 1997 dan 2002 setelah membawa Brasil menjuarai Copa America 1997 dan Piala Dunia 2002.

Dari analisis tersebut, muncul anggapan bahwa FIFA cenderung "pilih kasih" dalam menentukan para nomine dan pemenang penghargaan. Seolah-olah, pemain dengan karakter bertahan harus "banting tulang" untuk sekadar menjadi nomine.

Tujuan utama dari permainan sepak bola memang untuk mencetak gol. Namun, peran pemain bertahan tidak boleh dipinggirkan. Ada pepatah mengatakan: Offense wins games, but defense wins championships.

Sumber: Labbola