Nilmaizar vs Jafri Sastra: Duel Duo Minang 1 Guru, 1 Ilmu

oleh Arya Sikumbang diperbarui 22 Jan 2016, 06:15 WIB
Mantan pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli, membedah duel Nilmaizar versus Jafri Sastra yang berhadapan di final Piala Jenderal Sudirman.

Bola.com, Padang - Keberhasilan dua pelatih Sumatra Barat mengantarkan dua tim berbeda ke final Piala jenderal Sudirman (PJS) mendapat tanggapan dari mantan pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli.

Syafrianto menilai capaian yang diraih Nilmaizar di kubu Semen Padang serta Jafri Sastra dengan timnya, Mitra Kukar, merupakan prestasi yang sudah sepantasnya diraih.

Syafrianto Rusli menilai kapasitas Nilmaizar dan Jafri Sastra tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, duo minang itu sama-sama memiliki modal cukup dalam mengarungi kompetisi karena keduanya telah mengantongi lisensi A AFC yang merupakan grade tertinggi kepelatihan di Asia.

Advertisement

Syafrianto mengungkapkan sejauh ini Sumatra Barat menjadi daerah yang paling banyak menyumbang pelatih berlisensi A AFC untuk Indonesia. Setidaknya tercatat sebanyak tujuh pelatih yang telah mengantongi lisensi tersebut. Mereka adalah Emral Abus, Jeniwardin, Jhon Arwandi, Syafrianto Rusli, Jafri Sastra, Nilmaizar, dan Indra Sjafri.

"Seorang pelatih yang baik tidak harus berasal dari pemain hebat. Kita bicara Jafri Sastra dan Indra Sjafri. Di masa mereka jadi pemain, penampilan dan prestasi mereka biasa, selain Nilmaizar yang pernah berseragam Timnas. Namun, ketika memutuskan jadi pelatih dengan serangkaian pelatihan yang dijalani, sekarang tiga pelatih itu bisa dikatakan terbaik di Indonesia," ujar Syafrianto, Kamis (21/1/2016).

Syafrianto Rusli, mantan pelatih Semen Padang, bicara soal duel Nilmaizar vs Jafri Sastra. (Bola.com/Arya Sikumbang)

Mantan pelatih Semen Padang pada 2006 yang kini jadi pelatih tim Pra PON futsal Sumbar itu menambahkan, bila pelatih yang berkualitas harus ditunjang dengan ilmu kepelatihan yang mumpuni, tidak asal-asalan. Sebab mereka sudah dibekali dengan dasar yang benar.

"Seorang pelatih harus bijak dalam tiga hal yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Jika mampu melakukan itu maka tren tim yang ia pegang akan bagus," jelasnya.

Ia mencontohkan, dua finalis sebenarnya sempat terseok-seok di babak penyisihan grup. Namun pada fase berikutnya, Nilmaizar dan Jafri Sastra mampu memperbaiki penampilan masing-masing tim bermodal evaluasi yang tepat.

"Itu makanya tidak dibantah bila peranan iptek dan evaluasi yang dilakukan pelatih sangat menentukan terhadap hasil akhir. Modal lisensi A AFC dan sama-sama dibesarkan oleh sesepuh sepak bola Sumbar, Suhatman Imam, menjadikan duel dua pelatih ini laga satu guru, satu ilmu. Tentang siapa juara, biarkan waktu yang menjawab," pungkas Syafrianto Rusli.