7 Cedera Terburuk dan Kematian Petinju dalam 100 Tahun Terakhir

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 07 Jul 2016, 11:45 WIB
Frankie Campbell meninggal dalam pertarungan melawan Max Bear pada 1934. (Thefightcitty)

Bola.com, - Tinju adalah olahraga berbahanya. Para petinju harus bersiap dipukul berulang-ulang di wajah, tangan, perut dan bagian tubuh lainnya. Pukulannya pun bukan sembarangan, karena tekanannya sangat besar.

Advertisement

Peristiwa cedera parah, hingga yang memicu kematian, telah seringkali terjadi di ring tinju. Mulai momen ketika Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield, Benny Paret yang mengalami koma setelah mendapat 18 pukulan beruntun, maupun kematian beberapa petinju lainnya. 

Inilah 7 petinju yang mengalami cedera, sebagian berujung kematian, seperti dilansir Inquisitr.

1. Mike Tyson Gigit Telinga Evander Holyfield

Pada 28 Juni 1997, pertandingan paling dinantikan dalam beberapa dekade terakhir dipentaskan. Evander Holyfield dan Mike Tyson bertarung memperebutkan sabuk juara dunia kelas berat.

Mike Tyson saat menggigit telinga Evander Holyfield pada 1997. (Youtube)

Setelah mulai kesulitan menghadapi Holyfield yang melakukan persiapan lebih baik, Tyson mengambil tindakan nekat. Dia menggigit telinga Holyfield. Pertarungan yang digelar di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, itu dihentikan sementara pada ronde ketiga.

Wasit Milss Lane mendekati Holyfield untuk memeriksa cederanya. Poin Tyson langsung dikurangi dua. Saat Mike Tyson mencoba kembali menggigit Holyfield, pertandingan benar-benar disetop.

2 dari 7 halaman

1

Petinju Richard (kanan) mengalami cedera parah saat bertarung melawan James Butler. (Express.co.uk)

2. Frankie Campbell Alami Cedera Otak

Frankie Campbell punya nama asli Fransisco Camili. Dia mencatat rekor profesional 33 menang (26 KO), 2 kali imbang, 4 kali kalah, dan 1 no contest. Pertarungan pamungkasnya digelar di San Fransisco pada 25 Agustus 1934 menghadapi Max Baer, yang digambarkan sebagai pembunuh kejam di film Cinderella Man.

Campbell berhasil memukul jatuh Baer pada ronde kedua. Kejadian itu menyulut kemarahan Baer. Pada ronder kelima Baer memukul Campell terlalu keras di kepalanya. Pukulan itu berefek fatal. Otak Campbell terlepas dari tengkorak kepalanya.

Max Baer kemudian didakwa melakukan pembunuhan, meski akhirnya bebas dari semua dakwaan. Kejadian itu membuat Baer merasa sangat bersalah. Dia memberikan seluruh pendapatan dari semua laga yang dilakoninya setelah peristiwa itu kepada keluarga Campbell.

3 dari 7 halaman

2

Pertarungan Emile Griffith dan Benny "The Kid" Paret pada 24 Maret 1962.

3. Richard Grant Patah Rahang Setelah Kalahkan James Butler

James Butler merupakan petinju muda menjanjikan dari Amerika Serikat yang berjulukan Harlem Hammer. Namun, citranya hancur setelah melakukan tindakan berbahaya pada pertandingan melawan Richard Grant pada November 2001.

Grant dinyatakan menang angka pada pertarungan itu dan merayakannya di ring. Tiba-tiba Butler, yang sudah melepaskan sarung tinju, memukul wajah Grant. Pukulan itu berlanjut meskipun Grant cedera parah di wajah. Rahangnya patah dan lidahnya terkoyak.

Butler langsung ditangkap setelah kejadian itu. Tetapi, setelah mendekam di penjara selama beberapa waktu dia tetap melanjutkan kariernya.

Namun cerita kelam Butler masih berlanjut. Pada 2004 dia ditangkap atas pembunuhan Sam Kellerman, yang merupakan saudara Analis Tinju HBO, Max Kellerman. Pada 2006, James Butler dijatuhi hukuman 29 tahun penjara.

4 dari 7 halaman

3

Becky Zerlentes, petinju wanita pertama yang tewas di ring tinju. (womenboxing)

4. Benny Paret Koma, Meninggal 10 Hari Kemudian

Benny “Kid” Paret merupakan petinju Kuba pertama yang memenangi titel kelas welter pada 1960. Paret kehilangan titel itu ketika Emile Griffith memukul KO dirinya.

Pada 24 Maret 1962, Griffith memukul Paret 29 kali beruntun, termasuk 18 pukulan dalam enam detik. Wasit Ruby Goldstein menghentikan laga dan Paret koma. Dia meninggal 10 hari kemudian. Kisah ini diadaptasi menjadi sebuah film berjudul Ring of Fire.

5 dari 7 halaman

4

Davey Moore (kiri) yang bertarung melawan Sugar Ramos. (singout.com)

5. Becky Zerlentes, Petinju Wanita yang Tewas di Ring

Becky Zerlentes adalah petinju wanita yang pertama tewas di ring. Peristiwa memilukan itu terjadi saat dia bertanding melawan Heather Schmitz di Denver, Amerika Serikat, pada 2005.

Nahas, Zerlentes dipukul KO oleh lawannya. Pukulan itu berakibat fatal karena dia langsung tak sadarkan diri. Meskipun langsung mendapat perawatan medis, nyawa Zerlentes tak tertolong. Dia meninggal beberapa jam kemudian.

6 dari 7 halaman

5

Petinju Korea, Duk Koo Kim, meninggal setelah bertarung melawan Ray Mancini pada 13 November 1982. (nydailynews)

6. Kematian Davey Moore

Davey Moore adalah petinju berpengalaman dengan rekor impresif 59-7-1 dan 30 menang KO. Meskipun sudah banyak makan asam garam di ring tinju, hidupnya berakhir saat bertarung melawan Sugar Ramos pada 1963.

Petinju Amerika Serikat tersebut tewas setelah leher dan otaknya cedera akibat pukulan Ramos. Kejadian itu menginspirasi Bob Dylan menciptakan lagu Who Killed Davey Moore?

7 dari 7 halaman

6

Banyak petinju yang cedera bahkan tewas saat bertarung di ring dalam 100 tahun terakhir. (Express/Thefightcity/womenboxing)

7. Tragedi Duk Koo Kim

Pada 13 November 1982, Ray "Boom Boom" Mancini bertarung dengan Duk Koo Kim untuk mempertahankan gelar kelas ringan WBA. Pertarungan ini bakal terus diingat karena berujung sangat fatal.

Mancini adalah seorang petinju berpengalaman. Sebaliknya Duk Koo Kim belum pernah bertinju 15 ronde. Pertarungan pun berlangsung sangat brutal, terutama bagi Kim. Mendapat berbagai pukulan dari sang pemegang sabuk juara membuatnya kewalahan. Bahkan pada ronde ke-14, Mancini melepaskan 13 pukulan lurus,

Pada awal ronde ke-14, Mancini menganvaskan Kim dengan menggunakan pukulan tangan kanan dan mengenai kepalanya. Kim sebenarnya mampu bangkit, namun wasit menghentikan pertandingan itu. Beberapa lama kemudian, Kim terjatuh dan mengalami koma. Dia pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

Empat hari berselang, petinju asal Korea itu meninggal akibat luka otak. Sejak peristiwa itu, Ray Mancini tak lagi bisa bertarung seagresif sebelumnya. Dia juga menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Kim.

Setelah itu, badan tinju dunia memangkas pertandingan dari 15 ronde menjadi 12 ronde pada akhir era 1980-an. Hal itu dilakukan supaya olahraga itu menjadi lebih aman.

Namun, tragedi itu tak berhenti sampai di situ. Ibu Kim dan wasit pertandingan, Richard Green, bunuh diri setelah kematian sang petinju.