Ikan Bakar Jadi Obat Lelah Mitra Kukar di Serui

oleh Gatot Susetyo diperbarui 04 Mei 2016, 20:40 WIB
Menikmati sajian ikan bakar secara bersama jelang laga kontra Perseru jadi obat letih skuat Mitra Kukar setelah menempuh perjalanan menuju Serui. (Bola.com/Istimewa/Robby Firly)

Bola.com, Tenggarong - Mitra Kukar jadi tamu pertama yang merasakan kerasnya perjuangan untuk melakoni laga pada pentas Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Oresented by IM3 Ooredoo melawan Perseru Serui di Stadion Marora, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.

Namun, perjalanan panjang dan melelahkan yang dijalani skuat asuhan Subangkit itu terbayar setelah memaksa Perseru bermain imbang tanpa gol pada Senin (2/5/2016).

"Kompetisi TSC dengan format tanding sepekan sekali hal baru bagi saya sebagai pelatih dan para pemain. Saya harus jeli mengatur kebugaran pemain agar siap bertanding di laga berikutnya. Termasuk cara membuat anak-anak merasa enjoy usai melakukan perjalanan jauh dari Tenggarong ke Serui kali ini," kata Subangkit.

Agenda makan bersama pun digelar para tim berjulukan Naga Mekes ini untuk menjalin keakraban di luar maupun dalam lapangan. Menu ikan bakar jadi pilihan dengan berbagai alasan.

"Ikan menu yang netral karena hampir semua pemain suka ikan. Ikan itu dibakar lalu disantap bersama-sama, tanpa nasi. Uniknya, ikan itu disajikan di atas daun pisang, bukan di nampan. Ini yang membuat kami terkesan," tutur Gerry Mandagi.

Tetapi, kiper asal Minahasa, Sulawesi Utara, ini tetap merasa ada yang kurang dari sajian ikan bakar itu. "Kalau di Manado, kami biasa makan ikan bakar dengan sambal dabu-dabu. Jadi, pesta tadi kurang lengkap. Tapi, bisa ditutupi dengan suasana kebersamaan dengan teman-teman," ujarnya.

Advertisement

 

Soal proses perjalanan pergi-pulang bagi tim tamu, ternyata pihak tuan rumah, Perseru, lebih banyak mengalah.  Hal ini menyangkut keterbatasan jumlah jadwal penerbangan dari Biak ke Serui dan sebaliknya. Padahal, seusai menjamu tim tamu, Perseru harus meninggalkan markas untuk menjalani laga kandang.

"CEO Perseru, Yance Banua, meminta tim mengalah demi kenyamanan tamu. Kami terpaksa harus ke Biak lewat laut dengan kapal cepat selama enam jam. Kalau kami memaksa memakai pesawat, kasihan tim tamu. Kebijakan ini akan berlaku selama TSC," ungkap Choirul Huda, asisten pelatih Perseru.

Keterbatasan jadwal penerbangan itulah yang juga memaksa skuat Mitra Kukar terpecah jadi tiga kloter untuk datang dan pergi pada lawatan ke Serui.

"Penerbangan Biak-Serui hanya dengan pesawat kecil berkapasitas 15 orang. Kami tak bisa terangkut dalam satu pesawat. Ini lebih baik daripada harus lewat laut dengan perjalanan enam jam sehingga kondisi fisik pemain tetap terjaga dan siap tanding," jelas Subangkit