Harga Bendol Selangit, Persela Pertimbangkan Eks Pelatih Persib

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 02 Jun 2016, 20:00 WIB
Persela membatalkan niat menjadikan Benny Dollo sebagai pelatih kepala lantaran banderolnya dikabarkan cukup tinggi. (Bola.com/Riskha Prasetya)

Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan membatalkan niat untuk menjadikan Benny Dollo sebagai pelatih kepala pasca mundurnya Stefan Hansson dari kursi panas. Penyebab pembatalan lantaran harga yang dipatok eks arsitek Sriwijaya FC itu dianggap terlalu tinggi.

Bendol dikabarkan meminta dihargai tidak jauh dari kontraknya di Sriwijaya FC, kisaran Rp 800 juta. Untuk mengeluarkan dana sebesar itu sangat berat bagi manajemen Persela. Alhasil, klub berjulukan Joko Tingkir itu memilih mengalihkan bidikan pada dua nama lain.

Ada mantan pelatih PSMS Medan, Sutan Harharah, dan eks pelatih Pelita Bandung Raya, Daniel Darko Janackovic. Namun dari dua pelatih tersebut, suara pengurus kini mengerucut pada Darko. Pasalnya, harga Sutan juga dianggap masih terlalu tinggi untuk ukuran Persela.

"Kami punya bujet. Kalau lebih sedikit dari dana yang sudah kami patok, masih bisa ditutupi dengan dana lain. Tapi, kalau selisihnya terlalu banyak dari yang kami anggarkan, rasanya mustahil karena akan sulit mencari dana dari pos lain," kata Yuhronur Efendi, CEO Persela.

Advertisement

Manajemen Persela sudah menghubungi kedua calon pelatih tersebut. Bahkan manajemen Persela sudah cocok dengan harga yang ditawarkan Darko. Hanya, kebalikan dari kandidat pelatih lain, untuk eks asisten pelatih Alfred Riedl di PSM ini, justru manajemen Persela yang meminta waktu.

Darko dikabarkan sudah siap meluncur ke Lamongan jika manajemen Persela memilihnya. "Benar, tinggal kami kontak saja, Darko besok sudah datang ke Lamongan. Saat ini kami masih menimang-nimang,” ungkap Yuhronur.

Siapa pun pelatihnya, manajemen berharap bisa mengangkat performa Persela. Maklum, Choirul Huda cs. kini terpuruk di dasar klasemen sementara tanpa sebiji poin pun. Ini terjadi karena Persela belum pernah meraih hasil positif, jangankan menang, seri saja tidak.

Dari lima laga yang sudah dijalani, semua berakhir dengan kekalahan. Ini menjadi rekor terburuk bagi Persela sepanjang tampil di kompetisi atau turnamen dengan lawan tim-tim ISL. Dengan catatan tersebut, siapa pun pelatihnya tidak akan mudah untuk bangkit.

Secara teknis, Persela butuh perbaikan. Di saat bersamaan, pelatih baru harus bekerja ekstra keras untuk mengangkat motivasi pemain yang sedang runtuh.