3 Faktor yang Bikin Arema Kurang Gereget Meladeni Persija

oleh Iwan Setiawan diperbarui 20 Jun 2016, 07:00 WIB
Striker Arema Cronus, Cristian Gonzales mencetak gol kemenangan atas Persija Jakarta dalam lanjutan Torabika Soccer Championship 2016 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (19/6/2016). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema Cronus makin kukuh di puncak klasemen sementara Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo dengan nilai 16, setelah menang 1-0 atas Persija Jakarta lewat gol tunggal Cristian Gonzales menit ke-7, Minggu (19/6/2016) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

Evaluasi tetap dilakukan pelatih Milomir Seslija. Dia mengakui pertandingan itu sangat berat bagi timnya. Di sisi lain, dia bersyukur masih bisa mengamankan tiga poin.

"Yang terpenting sekarang kami dapat tiga poin. Meskipun pertandingan berat. Hal itu wajar karena kami berhadapan dengan Persija tiga kali dalam tiga bulan. Positifnya kami selalu menang," kata pelatih asal Bosnia itu. 

Advertisement

Menurut catatan Milo, ada tiga faktor yang membuat Arema bermain kurang gereget. Pemain naturalisasi Raphael Maitimo juga mengakui Arema bermain kurang maksimal. Berikut tiga faktor penyebab tidak maksimalnya performa Singo Edan.

1. Pemain kelelahan

Stadion Kanjuruhan diguyur hujan sebelum pertandingan dimulai. Pemain harus bermain di atas lapangan yang basah dan aliran bola cukup berat. Hal itu menguras energi karena pemain harus menjalani puasa pada siang harinya.

"Kami kelelahan. Tapi terus coba kami paksa untuk bisa main 100 persen," kata Raphael Maitimo.

Dalam pertandingan, terlihat jelas serangan Arema tak setajam sebelumnya meskipun beberapa peluang masih bisa didapat.
Tapi kelelahan tidak bisa dibohongi karena sejumlah peluang yang lahir tak membuahkan gol.

"Sekarang waktunya istirahat untuk memulihkan kondisi dan menatap laga berikutnya," kata Milo.

2. Persija main bertahan

Taktik bertahan Persija Jakarta sukses membuat Arema sempat keteteran. Seperti biasa, Arema selalu kesulitan jika menghadapi lawan yang menumpuk pemain di belakang dan mengandalkan serangan balik.

Pemain Persija Jakarta mengajukan komplain kepada wasit Dodi Setia yang memimpin laga melawan Arema Cronus dalam lanjutan TSC 2016 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (19/6/2016). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Pertahanan Persija kali ini sangat solid. Meski harus kehilangan pemain asing William Pacheco pada babak pertama, Macan Kemayoran masih tangguh. Persija menumpuk lebih banyak pemain di belakang untuk menutupi celah yang ditinggalkan Pacheco.

"Persija main bertahan pada babak pertama. Kami mulai bangkit lagi pada 20 menit terakhir. Setidaknya ada tiga peluang yang didapat, tapi belum membuahkan gol tambahan," kata Milo Seslija.

3. Terbebani laga berlabel big match

Arema kurang main lepas melawan Persija. Hamka Hamzah dkk. terbebani dengan titel big match plus tunturan harus menang lantaran main di kandang.

"Ini wajar bagi saya kalau anak-anak ada beban. Sedangkan Persija lebih lepas. Mereka menunggu kami lengah dan melakukan balasan," imbuh Milo.

Selain itu, kondisi Stadion Kanjuruhan juga penuh sesak Aremania dan Jakmania. Selama ini dukungan yang luar biasa memang ibarat pisau bermata ganda. Bisa melecut semangat sekaligus memberikan beban tersendiri agar tidak mengecewakan fans.

Sponsored by: