PV Sindhu, Bollywood Manis Menantang Ratu Bulutangkis Spanyol

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 19 Agu 2016, 06:45 WIB
Pebulutangkis tunggal putri India, Pusarla V. Sindhu, lolos ke final Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (AFP/Ben Stansall)

Bola.com, Rio de Janeiro - Pusarla Venkata Sindhu mencetak sejarah sebagai pebulutangkis India pertama yang meraih final Olimpiade. Setelah menyingkirkan Nozomi Okuhara 21-19, 21-10, Sindhu melenggang ke final Olimpiade Rio de Janeiro 2016, menantang ratu bulutangkis Spanyol, Carolina Marin.

Sindhu mendapat julukan the young dragon, setelah meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2013. Dia menjadi pebulutangkis India pertama yang meraih medali pada Kejuaraan Dunia.  

Penampilan Sindhu di arena begitu dingin. Tatapan mata yang tajam dan postur menjulang (179 cm/65 kg) membuatnya lihai melumpuhkan lawan serta menguasai semua sektor lapangan dengan mudah. Namun, di luar lapangan, Sindhu adalah gadis yang super manis. 

Dua tahun yang lalu, Sindhu datang ke Jakarta, mengikuti Indonesia Open 2014. Ada kesan sangat manis dari atlet berusia 21 tahun ini. Usianya baru 19 tahun pada saat itu dan dalam peraturan keluarganya, Sindhu harus didampingi salah satu anggota keluarga bila mengikuti kejuaraan. Alhasil, sang ibu, P. Vijaya selalu menemani kemanapun dia pergi.

Advertisement

Sebagaimana masyarakat India, setiap kali bertanding, Sindhu menjalani berbagai ritual, seperti beribadah pagi setelah bangun tidur lalu memakai tika (penanda di dahi) saat keluar rumah dan hanya anggota keluarga yang bisa memberikan tika kepadanya, sebagai bentuk restu dan perlindungan.

Vijaya mengungkapkan, sang putri mendapat dukungan penuh dari keluarga untuk menjadi atlet bulutangkis. Latar belakang keluarga yang berasal dari kalangan olahraga membuat Sindhu semakin termotivasi. Vijaya dan P.V Ramana (ayah Sindhu), merupakan mantan atlet bola voli yang berasal dari Hyderabad, negara bagian Andhra Pradesh, India selatan.

"Keluarga kami tidak segan mengeluarkan uang demi mengantar dia bertanding di kejuaraan. Dalam setahun saya bisa meninggalkan India berkali-kali untuk menemaninya," kata P. Vijaya pada saat jamuan makan malam menjelang Indonesia Open 2014.

"Dia (Sindhu) sangat pemalu dan pendiam. Karier dia masih sangat panjang dan mungkin orang belum melihat," imbuhnya. 

Pursala Venkata Sindhu dalam balutan busana khas India. (www.pallavistylediaries.com)

Memang, Sindhu terlihat garang di lapangan karena postur. Namun, sekali berbicara, Sindhu akan sangat ramah dan murah senyum. Dia juga tak segan bercerita hal-hal di luar lapangan, seperti film, budaya, dan seputar traveling. 

"Saya bisa menghabiskan 12 jam menonton film nonstop. Tapi itu tidak berlaku satu pekan sebelum turnamen. Ibu yang menyusun jadwal berlibur dan saya bebas melakukan apa saja," kata Sindhu yang menjalani debut internasional pada Kejuaraan Junior Asia 2009 di Sri Lanka.

Sang ibu menceritakan, saat kecil, Sindhu jutsru ingin menjadi guru seni dan belajar menari. "Hampir setiap acara formal di sekolah selalu ada pentas menari Telugu (budaya wilayah selatan India). Siapapun akan belajar menari, dia juga terlibat dalam acara-acara seperti Diwali dan itu sangat dia tunggu setiap tahun," kata Vijaya.

Dalam sesi wawancara dengan ABN Telugu menjelang Olimpiade Rio, Sindhu mengaku bekerja sangat keras untuk mempersiapkan diri. Dia menambah intensitas latihan. "Saya ingin meraih gelar terbaik sebelum usia 27 tahun dan saya berusaha sangat keras," kata penggemar aktor Bollywood Hritik Roshan.

Pertemuan Sindhu dengan Carolina Marin pada final Olimpiade Rio 2016 akan sangat menarik. Carolina Marin yang kini menempati peringkat satu dunia juga pernah menjadi penari flamenco yang putar haluan jadi atlet bulutangkis.

Sumber: ABN, Hindustan Times, Foto: Pallavi Style Diaries

Berita Terkait