Tips Bertahan dari Sugiantoro untuk Timnas Indonesia

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 24 Nov 2016, 11:15 WIB

Bola.com, Surabaya - Dalam dua pertandingan di Piala AFF 2016 sudah enam gol bersarang ke gawang Timnas Indonesia. Jumlah kebobolan terbanyak dibanding tiga kontestan lain di Grup A, Thailand, Filipina, dan Singapura. Ini mengindikasikan pertahanan Indonesia paling rapuh di antara ketiga tim lainnya.

Sebagai mantan libero timnas, Sugiantoro memiliki tips bagi barisan pertahanan Timnas Indonesia agar tidak mudah ditembus lawan.

"Yang terpenting adalah komunikasi antarpemain belakang. Mereka tidak boleh diam, harus saling mengingatkan jika salah posisi atau ada lawan yang tidak dijaga," tutur legenda hidup Persebaya ini.

Sugiantoro meminta pemain bertahan Tim Garuda supaya membuat jarak yang ideal satu sama lain, tidak berkumpul di satu titik lebih dari satu pemain. Sebab dalam sepak bola modern prinsipnya satu lawan satu. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, ketika rekannya kalah duel, bisa langsung ditutup pemain lain.

Tak cukup, menurut Sugiantoro, seorang pemain belakang atau pemain lain yang ikut membantu pertahanan sebisa mungkin tidak melakukan pelanggaran di dekat kotak penalti, karena bola-bola mati di dekat kotak 16 meter bisa menciptakan situasi yang membahayakan gawang sendiri.

Advertisement

 

Selain itu, pemain belakang tidak boleh mengambil sekali, karena jika lolos, pemain lawan akan mendapatkan ruang untuk menembak maupun mengumpan ke rekannya.

"Pemain belakang timnas juga harus mengantisipasi masuknya lini kedua lawan. Pada pertandingan melawan Thailand, hal ini yang kerap merepotkan barisan pertahanan Indonesia. Saat bertemu Filipina memang sudah lebih baik, namun hal ini harus kembali diingatkan supaya mereka tahu apa yang harus dilakukan," jelas Bejo, sapaan akrab Sugiantoro.

Hanya, sebagus apapun cara bertahan lini belakang, timnas akan tetap keteter jika pemain lain tidak turut membantu. Misalnya, pemain sayap bisa ikut turun saat pemain lawan menyerang dari sektor sayap, menciptakan situasi dua lawan satu. Hal ini juga berlaku bagi pemain tengah.

Satu hal lagi yang menurut Sugiantoro tidak boleh terjadi adalah asal membuang bola. Dalam situasi tertentu yang mengharuskan seorang pemain melakukan sapu bersih mungkin tidak bisa dihindari. Namun, jika dalam situasi aman, seorang pemain belakang harus melihat kawan yang berdiri bebas dan siap menerima umpan.

"Intinya jangan cari sulit jika ada yang mudah. Jangan cepat melempar bola ke depan bila situasi tak menguntungkan. Jangan mudah panik, tetap tenang tapi juga bukan santai, fokus dan konsentrasi," tutur pemain yang membawa Persebaya dua kali menjuarai kompetisi kasta tertinggi Tanah Air itu.

Saat melawan Filipina, pemain belakang Indonesia kerap asal saat mengumpan. Hal ini menyebabkan mereka mudah kehilangan bola. Kondisi ini jelas sangat merugikan, karena Timnas Indonesia kerap dalam tekanan lawan.