5 Momen Emas Karier Michael Essien Sebelum Gabung Persib Bandung

oleh Nadhio Andromeda diperbarui 14 Mar 2017, 14:05 WIB
Gelandang Persib Bandung, Michael Essien, saat berkarier dengan Chelsea. (Chelsea FC).

Bola.com — Mantan pemain Chelsea, Michael Essien, resmi bergabung dengan Persib Bandung, Selasa (14/3/2017). Sebagai salah satu legenda Stamford Bridge, pemain berusia 34 tahun tersebut sempat menjadi salah satu gelandang paling disegani di ranah Eropa. 

Advertisement

Pondasi kebintangan Essien mulai ditempa di kompetisi tertinggi Prancis dengan memperkuat Bastia dan Lyon pada awal 200-an. Namun, cikal bakal kesuksesannya baru terlihat ketika sukses mengantarkan Lyon meraih trofi liga dalam dua musim berturut-turut pada 2004 dan 2005.

Keberhasilan itu membuat Chelsea merekrut Essien pada 2005. Bahkan, keseriusan Chelsea terlihat dari gelontoran dana 24,4 juta pounds (sekitar RP 396 miliar) untuk merekrut pemain asal Ghana tersebut, yang tercatat sebagai rekor transfer termahal The Blues. 

Essien berhasil membayar kepercayaan Chelsea. Ia mempersembahkan tujuh trofi, tiga di antaranya merupakan gelar Premier League serta satu trofi Liga Champions. Keberhasilan itulah yang membuat Michael Essien masuk ke dalam salah satu jajaran legenda The Blues. 

Akan tetapi. karier Essien meredup setelah mengalami beberapa cedera pada 2010-an. Chelsea kemudian melepas sang pemain ke Real Madrid dengan status pemain pinjaman pada 2012. Dua musim berselang, Chelsea resmi melepas Essien secara gratis ke AC Milan. 

Setelah sempat berkarier bersama Panathinaikos pada musim 2015-2016, Michael Essien pada akhirnya memutuskan bergabung dengan Persib Bandung. 

Michael Essien (tengah) saat berfoto bersama Manager, Pelatih dan Manajemen pada sesi perkenalan yang bertepatan dengan HUT Persib Bandung ke-84 di Bandung, Selasa (14/3/2017). (Bola.com/ Erwin Snaz)

Berikut ini adalah momen-momen penting perjalanan karier Michael Essien:

2 dari 6 halaman

1. Awal Gemilang di Panggung Eropa

5. Michael Essien (Ghana), mantan gelandang bertahan Chelsea ini diperkirakan memiliki kekayaan mencapai 328 miliar rupiah. Dirinya juga pernah memecahkan rekor transfer pemain Afrika termahal saat pindah dari Lyon ke Chelsea. (AFP/Pedro Armestre)

Michael Essien mulai menancapkan kaki dalam panggung dunia sepak bola Eropa setelah bergabung dengan SC Bastia pada 2000. Setelah itu, Essien bergabung dengan Lyon tiga tahun berselang. Keputusan itu berbuah manis karena Essien mengalami kemajuan performa secara pesat. 

Tak butuh lama bagi Essien untuk menjadi pilar penting di lini tengah klub berjuluk Les Gones tersebut. Berdasar catatan Transfermarkt, Essien mencetak 13 gol dari 92 pertandingan dan mempersembahkan empat trofi, termasuk dua di antaranya Ligue 1. 

3 dari 6 halaman

2. Premier League

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, memperkenalkan rekrutan barunya dari Lyon, Michael Essien. Bakat Essien membuat The Spesial One tertarik untuk memboyongnya ke London untuk bermain di Liga Inggris. (AFP/Carl De Souza)

Prestasi Lyon di kancah domestik membuat sejumlah pemainnya menjadi komoditi panas di bursa transfer. Michael Essien menjadi satu di antara pemain yang turut masuk ke dalam daftar belanja bagi beberapa klub elite Eropa.

Sang pemain pun memilih Chelsea, yang saat itu sedang membangun kekuatan di Inggris. Pada Agustus 2005, sang pemain resmi bergabung dengan Chelsea dengan biaya transfer 24,4 juta pounds (Rp 397,02 miliar). 

Perannya sebagai perusak serangan lawan semakin matang di Chelsea. Pada musim perdana, di bawah asuhan Jose Mourinho, Essien mengemas 42 penampilan dan mencetak dua gol yang membawa Chelsea meraih gelar juara Premier League pada musim 2005-2006.

4 dari 6 halaman

3. Double Winners Musim 2006-2007

Gelandang Chelsea, Michael Essien, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Manchester City. Bersama The Blues dirinya tampil sebanyak 256 kali dengan menorehkan 25 gol serta 18 assist. (AFP/Carl De Souza)

Gelar Piala FA dan Piala Liga pada musim 2006-2007 menjadi prestasi lain bagi Michael Essien saat berseragam Chelsea. Sang pemain memiliki andil besar terhadap pencapaian dua gelar dalam semusim tersebut.

Essien tak pernah absen semenit pun ketika membela Chelsea di ajang Piala Liga. Adapun di Piala FA, gelandang asal Ghana itu tercatat hanya dua kali tak memperkuat The Blues.

Raihan trofi semakin mentereng tatkala berhasil mengalahkan dua seterunya di Inggris, yakni Manchester United (Piala FA) dan Arsenal (Piala Liga) pada babak final.

5 dari 6 halaman

4. Liga Champions

Gelandang Chelsea, Michael Essien, merayakan gelar Liga Inggris musim 2005/2006. Dirinya menjadi legenda di Chelsea dengan meraih dua trofi Liga Inggris, tiga Piala FA serta sebuah gelar Liga Champions. (AFP/Odd Anderson)

Trofi Liga Champions merupakan idaman bagi para pesepak bola yang menggeluti kompetisi Eropa. Michael Essien termasuk salah satu pemain yang beruntung dapat mengangkat trofi si kuping lebar pada musim 2011-2012.

Saat itu peran Essien di bawah asuhan Roberto Di Mateo mulai terbatas akibat serangkaian cedera. Meski demikian, salah satu peran penting Essien yakni membantu Chelsea lolos dari lubang jarum, setelah mengalahkan Napoli pada babak 16 besar.

Keberhasilan menjuarai Liga Champions dapat dikatakan sebagai puncak karier bagi Essien selama menggeluti panggung sepak bola. Trofi tersebut menjadi satu-satunya prestasi terbesar Essien selain di kompetisi domestik.

6 dari 6 halaman

5. Kiprah di Timnas Ghana

Ghana's Michael Essien and team mates celebrate on February 9, 2008 after winning the 2008 African Cup of Nations third place match between Ghana and Ivory Coast at Baba Yara stadium in Kumasi. Ghana won 4-2. AFP PHOTO/GIANLUIGI GUERCIA

Debut Essien di skuat senior Ghana terjadi ketika negara tersebut berhadapan dengan Slovenia dalam laga persahabatan pada 17 Mei 2002. Essien menjadi langganan timnas setelah tampil cukup konsisten. 

Kendati tak meraih satu pun trofi bersama tim nasional, Essien cukup berkontribusi mengangkat nama Ghana di kancah Internasional. Salah satu pencapaian terbesar Essien, ketika mengantarkan Ghana lolos ke Piala Dunia 2006 di Jerman.

Itu merupakan kali pertama tim berjuluk The Black Stars tersebut berkiprah di kompetisi terbesar antar negara. Penampilan Ghana cukup impresif dengan lolos dari fase grup setelah menyisihkan Republik Ceska dan Amerika Serikat.

Sumber: Berbagai Sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini

Berita Terkait