Semen Padang Punya Alasan Kuat Tidak Pakai Marquee Player

oleh Arya Sikumbang diperbarui 20 Mar 2017, 18:30 WIB
Ini alasan mengapa Semen Padang memilih tidak menggunakan marquee player pada musim 2017 ini. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Padang - Di tengah booming beberapa klub menggunakan marquee player pada Liga 1 2017, Semen Padang justru adem ayem dan tidak ikut-ikutan mengikuti langkah beberapa kontestan Liga 1.

PSSI sebenarnya memberi subsidi klub yang menggunakan jasa pemain dunia dengan memberikan dana Rp 7,5 miliar. Hanya, sisa kontrak harus ditanggung masing-masing klub.

Jika kontrak seorang pemain Rp10 miliar, itu artinya klub yang menggunakan marquee player wajib mengeluarkan tambahan Rp 2,5 miliar.

Alasan ini pula yang menjadikan Semen Padang untuk kompetisi mendatang tidak memakai marquee player. Besarnya anggaran yang harus dikeluarkan, apalagi selama ini manajemen Semen Padang tidak menganggarkan untuk hal itu, menjadi alasan Semen Padang mempertahankan skuat yang ada.

"Dari perspektif Semen Padang, marquee player lebih kepada upaya promosi. Dengan itu tampaknya jumlah penonton ramai saat main di kandang," ujar Dirtek PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP) selaku pengelola klub Semen Padang, Iskandar Zulkarnain Lubis, Senin (20/3/2017).

Advertisement

Iskandar menuturkan saat ini Semen Padang belum pas memanfaatkan marquee player untuk kompetisi Liga 1. Manajemen menurutnya akan lebih fokus kepada kebutuhan tim saat ini.

"Kondisi Sumatra Barat dan Jawa sangat berbeda. Jumlah penduduk Jawa lebih banyak, sangat bagus mengelola sepak bola dan klub ketimbang di Sumbar. Di sini (Padang) antusiasme terhadap klub tidak sebagus di Jawa," jelasnya.

Iskandar menambahkan bila dipaksakan memakai marquee player, klub tidak balik modal. Semen Padang menurutnya tidak berpikir kelangsungan tim dalam kurun satu tahun ke depan, namun bagaimana bertahan selamanya di berkompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional.

"Ilustrasinya, saat ini saja pengeluaran klub dominan disubsidi PT Semen Padang. Jika dipaksakan mengeluarkan anggaran tambahan, tentu akan membahayakan keuangan. Itu makanya, kami lebih fokus memperkuat fondasi bisnis dan pembinaan. Kami cenderung melakukan pembinaan usia muda dengan harapan ke depan Semen Padang diperkuat pemain lokal Sumbar," tambah Dirtek yang juga karyawan aktif di PT Semen Padang itu.

Semen Padang menurutnya tidak hanya melakukan pembinaan di usia U-19 namun juga ke bawahnya. "Nah, anggaran yang sejatinya digelontorkan untuk marquee player kami berikan untuk pembinaan pemain. Itu rasanya lebih tepat sasaran," kata Iskandar Lubis mengakhiri pembicaraan.