Profil Barito Putera: Tak Ingin Ulangi Kesalahan Musim Lalu

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 10 Apr 2017, 10:15 WIB
Barito Putera menargetkan finis di posisi lima besar pada Liga Indonesia 2017.(Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Barito Putera melakukan perubahan cukup signifikan menghadapi Liga 1 2017. Tim berjuluk Laskar Antasari mendatangkan pemain-pemain berkualitas untuk mendongkrak performa tim di kompetisi resmi yang akan bergulir pada 15 April 2017.

Barito tampil mengecewakan di pentas Torabika Soccer Championship 2016 lalu. Alih-alih menargetkan finis di zona papan atas, tim yang diperkuat para pemain muda berkualitas macam Paulo Sitanggang, Hansamu, dan Adam Alis (sekarang di Arema FC) malah terseok-seok di papan bawah.

Advertisement

Barito kesulitan untuk sekadar bersaing di zona papan tengah. Pergantian pelatih dari Mundari Karya ke asistennya, Yunan Helmi, juga tidak banyak menolong tim. Alhasil, tim yang bermarkas di Stadion 17 Mei, harus rela finis di peringkat ke-16 dari 18 peserta.

Kegagalan di TSC 2016 membuat manajemen sangat serius menatap Liga 1 2017. Keseriusan itu dibuktikan dengan mendatangkan pelatih bertangan dingin, Jacksen Ferreira Tiago. Juru racik formasi asal Brasil ini akrab dengan gelar juara saat menukangi Persipura Jayapura.

Kedatangan Jacksen diikuti beberapa pemain lokal seperti David Laly (Persib Bandung) dan Shahar Ginanjar (Mitra Kukar). Selain itu, tiga pemain asing, yakni Aaron Evans (Lanexang United/Australia), Matias Cordoba (Penang FA/Argentina), dan Thiago Cunha (Londrina/Brasil) akan menjadi andalan Barito.

Kedatangan mereka melengkapi skuat Barito yang sudah diperkuat Hansamu, Paulo, Muhammad Roby, Rizky Pora, maupun pemain yang cukup disegani saat masih berkostum Persik Kediri dan Arema, Yongki Aribowo pada musim lalu.

Logo Barito Putera (bola.com/Rudi Riana)

Meski gagal berbicara banyak setelah tersingkir di fase grup pramusim Piala Presiden 2017, Jacksen optimistis pasukannya akan tampil beda dan bisa mengukir prestasi di Liga 1 2017.

“Kami punya pemain berkualitas di semua lini, dan mayoritas usianya relatif masih muda. Memang ada beberapa yang masih cedera, tetapi tidak terlalu serius dan diharapkan mereka bisa segera pulih,” kata mantan pelatih Penang ini.

Sepanjang sejarah, klub yang berdiri 29 tahun lalu ini belum sekalipun merasakan manisnya gelar juara kompetisi kasta tertinggi di Indonesia. Prestasi terbaik Laskar Antasari adalah saat menempati posisi ketiga kompetisi Galatama musim 1992-1993 dan lolos hingga babak semifinal Liga Indonesia 1994-1995.

Namun, Barito gagal melaju ke partai puncak setelah langkah mereka dihentikan Persib Bandung dengan skor tipis 1-0. Tim Maung Bandung akhirnya muncul sebagai juara edisi pertama Liga Indonesia setelah mengalahkan Petrokimia Putra yang kala itu diperkuat Jacksen.

DATA KLUB
Julukan: Laskar Antasari
Presiden klub: Zainal Hadi
Stadion: 17 Mei
Pelatih: Jacksen F. Tiago
Suporter: Barito Mania

2 dari 3 halaman

Jacksen Tiago, Sang Pelatih Bertangan Dingin

Kedatangan Jacksen Tiago di kursi pelatih diharapkan bisa mengubah peruntungan Barito Putera. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jacksen Tiago didatangkan manajemen Barito Putera dengan ekspektasi tinggi. Pelatih asal Brasil itu ditargetkan bisa membawa Laskar Antasari finis di posisi lima besar klasemen akhir kompetisi Liga 1 2017.

Misi yang tidak mudah jika merujuk catatan buruk Barito yang finis di posisi ke-16 TSC 2016. Namun begitu, Jacksen merasa tertantang mewujudkan target manajemen yang ingin melihat tim asal Kalimantan Selatan tersebut finis di papan atas.

“Target yang tidak mudah untuk kami capai. Butuh perjuangan keras, tetapi kami akan berupaya merealisasikan target ini. Saya pribadi ingin memberikan yang terbaik buat tim ini,” kata Jacksen.

Jacksen memiliki kapasitas dan kemampuan untuk merealisasi target tersebut bila berkaca pada rapornya selama melatih di Indonesia. Pelatih berusia 48 tahun mempersembahkan tiga gelar juara Indonesia Super League musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2012-2013. Jauh sebelum itu, ia mengantarkan Persebaya Surabaya juara Liga Indonesia tahun 2004.

Karier kepelatihannya di negara tetangga, Malaysia juga berjalan cukup baik. Jacksen membawa Penang FA promosi dari kompetisi Malaysia Premier League ke Malaysia Super League pada musim pertamanya.

Sayangnya, karier Jacksen tidak berlangsung lama di Penang FA. Tak lama setelah Penang FA berkiprah di MSL, suporter meminta manajemen untuk menonaktifkan Jacksen dari posisi pelatih hingga akhirnya ia dilepas oleh klub berjuluk Black Panther tersebut.

Kini, Jacksen mencoba peruntunganya di Barito. Dengan materi pemain Barito yang cukup berkualitas, peluang Jacksen untuk unjuk gigi sekaligus membawa Rizki Pora dan kawan-kawan tampil mengejutkan sangat terbuka musim ini.

3 dari 3 halaman

Rizki Pora, Bersinar di Piala AFF 2016

Rizky Pora akan menjadi pemain yang diandalkan Barito Putera di Liga 1 2017. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Pemain bernama lengkap Rizky Rizaldi Pora ini tampil impresif di Piala AFF 2016. Pemain sayap lincah ini merupakan salah satu aktor penting di balik kesuksesan Tim Merah Putih menempati posisi runner-up di Piala AFF 2016.

Rizky mencetak satu gol dan memberikan empat assist bagi tim asuhan Alfred Riedl sepanjang turnamen paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara tersebut. Penampilan apik yang membuat namanya menjulang sehingga menjadi buruan klub tradisional macam Persib Bandung.

Beban Rizky bakal semakin besar bersama Barito di Liga 1 2017. Sebagai kapten tim Laskar Antasari, mantan pemain Persita Tangerang ini dituntut bisa menjadi anutan dan motivator bagi rekan-rekan setimnya di lapangan.

Gelandang berusia 27 tahun ini diharapkan bisa menjadi pemain yang memberikan perbedaan bagi permainan Barito. Hal itu beralasan mengingat kapasitas Rizky sebagai salah satu pemain senior di tim dan kemampuannya yang di atas rata-rata.

Rizky diperkirakan akan lebih sering bermain sebagai penyerang sayap ketimbang bermain sebagai bek kiri, posisi yang cukup sering ditempati Rizki di TSC 2016 pada musim ini. Pelatih Jacksen Tiago membutuhkan keberaniannya dalam melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan dan mengirimkan umpan-umpan matang kepada, Thiago Cunha.

Di TSC 2016, Rizky bermain dalam 20 pertandingan bersama Barito. Ia mencetak empat gol dan memberikan empat assist. Catatan statistik yang sebenarnya tidak terlalu istimewa untuk pemain sekelas dirinya.